Latar Belakang
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengatakan pendidikan di Indonesia tidak boleh hanya terkait dengan
transfer ilmu dan teknologi namun juga harus mampu membentuk nilai serta
karakter bangsa.
Dalam sambutan pada peringatan
hari pendidikan nasional yang berlangsung di Universitas Airlangga
Surabaya, Kepala Negara menyatakan dua
tujuan utama pendidikan di Indonesia adalah selain untuk mentransfer ilmu pengetahuan
dan teknologi juga untuk membangun karakter bangsa yang kuat. "Jangan
menjadi pemalas dan mudah menyerah.
Sifat yang harus dimiliki bangsa ini adalah tangguh, ulet, peduli dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi," tegasnya dihadapan sekitar 1.000 orang dari kalangan pendidik, pelajar dan mahasiswa serta pemerintah daerah setempat yang hadir dalam acara tersebut. Presiden meminta kalangan guru dan tenaga pendidik agar terus-menerus memastikan sistem yang tepat bagi pendidikan. "Dalam lima tahun ini tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan pendidikan adalah membuat pendidikan menjadi bermutu, berkualitas, mudah dijangkau dan gratis bagi warga miskin," katanya. Kebangkitan Nasional Terkait dengan 100 tahun kebangkitan nasional, Presiden mengingatkan seluruh rakyat Indonesia agar bersama-sama membangun kemandirian, daya saing dan peradaban yang maju. "Dengan sumber daya alam yang kita miliki serta potensi-potensi lainnya, saya ingin itu dapat menjadi sumber kekuatan untuk mandiri," paparnya. Sementara itu terkait daya saing, Kepala Negara mengatakan bila Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju maka setiap anak bangsa harus memiliki daya saing dan berkualitas tinggi. "Untuk itu kita berusaha meratakan pendidikan bagi semua putra-putri bangsa. Pendidikan harus untuk semua karena kita memerlukan anak bangsa yang punya keunggulan," tambahnya. Sedangkan untuk membangun peradaban yang maju, Presiden meminta semua pihak agar membangun watak bangsa yang kuat. "Jangan jadi bangsa yang lunak dan permisif. Dengan Permisif kita tidak akan menjadi bangsa yang maju," tegas Presiden. [1]
Sifat yang harus dimiliki bangsa ini adalah tangguh, ulet, peduli dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi," tegasnya dihadapan sekitar 1.000 orang dari kalangan pendidik, pelajar dan mahasiswa serta pemerintah daerah setempat yang hadir dalam acara tersebut. Presiden meminta kalangan guru dan tenaga pendidik agar terus-menerus memastikan sistem yang tepat bagi pendidikan. "Dalam lima tahun ini tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan pendidikan adalah membuat pendidikan menjadi bermutu, berkualitas, mudah dijangkau dan gratis bagi warga miskin," katanya. Kebangkitan Nasional Terkait dengan 100 tahun kebangkitan nasional, Presiden mengingatkan seluruh rakyat Indonesia agar bersama-sama membangun kemandirian, daya saing dan peradaban yang maju. "Dengan sumber daya alam yang kita miliki serta potensi-potensi lainnya, saya ingin itu dapat menjadi sumber kekuatan untuk mandiri," paparnya. Sementara itu terkait daya saing, Kepala Negara mengatakan bila Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju maka setiap anak bangsa harus memiliki daya saing dan berkualitas tinggi. "Untuk itu kita berusaha meratakan pendidikan bagi semua putra-putri bangsa. Pendidikan harus untuk semua karena kita memerlukan anak bangsa yang punya keunggulan," tambahnya. Sedangkan untuk membangun peradaban yang maju, Presiden meminta semua pihak agar membangun watak bangsa yang kuat. "Jangan jadi bangsa yang lunak dan permisif. Dengan Permisif kita tidak akan menjadi bangsa yang maju," tegas Presiden. [1]
Bertolak dari pidato Presiden
pada Peringatan hari Pendidikan Nasional diatas,yang pada intinya Kepala Negara
menyatakan dua tujuan utama pendidikan di Indonesia adalah selain untuk mentransfer
ilmu pengetahuan dan teknologi juga untuk membangun karakter bangsa yang kuat.
Presiden meminta kalangan guru dan tenaga pendidik agar terus-menerus
memastikan sistem yang tepat bagi pendidikan.,inilah yang menjadi bagian dari
factor-faktor penting yang harus dijawab oleh guru hususnya dan orang-orang
yang terkait dalam dunia pendidikan untuk bertindak responsive konstruktive
memikirkan masalah pendidikan ,termasuk didalamnya pendekatan yang yang harus
dan atau sebaiknya dilakukan oleh guru yang tercakup diantaranya guru
Pendidikan Agama Islam dalam mempersiapkan dan mempresentasikan materi
pelajaran disekolah .karena membangun watak ( karakter ) bangsa tidak bias
terlepas dari tugas dan fungsi guru agama itu sendiri sebagai pendidik
disekolah,keluarga dan masyarakat.
Selain dari latar belakang
pemikiran diatas, Agama juga memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan
umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi
kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan
baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan
untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan
dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi
berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam
diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan
visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak
mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi
pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik
personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar
kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan
yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1. lebih
menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaaan materi.
2. Mengakomodasikan
keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di
lapangan mengembangkan strategi dan
program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumberdaya
pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan
menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan
akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya
dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang
muncul dalam pergaulan masyarakat baik
dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat
mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat
dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan
Pendidikan Agama Islam.
Selain dari alasan logis yang
disebutkan diatas,berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan
oleh DR.Muhammad Said ,dalam buku yang berjudul :”Evaluasi Efektifitas
Pendidikan Agama Islam”.beliau menyimpulkan bahwa :
a. Pendidikan agama yang selama ini dilaksanakan
pada system sekolah dinilai gagal
merealisasikan tujuan pendidikan agama sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
system pendidikan nasional,sehingga disimpulkan bahwa sekolah tidak berhasil
dalam membina kehidupan keagamaan pada peserta didik.
b. Dalam aspek perkembangan sikap
keagamaan siswa dikatakan sangat berhasil yaitu 97,1 % siswa mencapai sekor
baik. Namun dari sudut intensitas pengamalan ajaran agama,pendidikan agama
islam ,belum berhasil,karena berdasarkan fakta bahwa prosentasi siswa yang mencapai
skor baik ,hanya 32,8 %. Dari seluruh
sampel 1500 siswa.
c.
Dari sudut keberagamaan ( religiusitas ) siswa,belum
berhasil,yaitu berdasarkan prosentase siswa yang mencapai religiusitas
baik,hanya 24 %.
d.
Pada sudut performance mengajar guru agama yang kurang /tidak professional 65
%,. Kurang profesionalnya guru agama dalam mengajar terlihat pada iklim
,suasana dan proses pembelajaran agama dalam kelas tidak dinamik,kreatif serta
teacher central. Situasi pembelajaran cenderung didominasi prilaku mengajar
guru yang verbalis ,penggunaan ceramah dan monoton. yang mana sikap ini mengakibatkan
rendahnya motivasi ,antusiasme, partisipasi,
keseriusan ,respon siswa terhadap aktifitas guru, siswa cenderung tidak
menjadikan pelajaran agama sebagai salah satu prioritas dalam aktifitas belajar
mereka.[2]
B. Perumusan Masalah
Mencermati beberapa persoalan
pendidikan yang diuraikan diatas,dan secara husus terkait dengan langkah usaha
mencapai tujuan pendidikan secara umum ataupun dalam sekala terbatas pada
lingkungan sekolah, maka penulis merumuskan persoalan yang harus diatasi
diantaranya :
a.Pembangunan karakter bangsa harus diwujudkan secara
komprehensif .maka peranan guru Agama sangat signifikan sekali yang menuntut guru untuk mempersiapkan
bagaimanakah bentuk dan langkah
pengajaran dan pendekatan pembelajaran yang acceptable bagi murid.
b.
Kegagalan pengajaran pendidikan agama disekolah disebabkan oleh kurang
profesionalnya guru dalam mengaplikasikan berbagai pendekatan pengajaran
pendidikan agama
dan inilah pokok bahasan yang harus diteliti dan disikapi
secara konstruktif dalam tulisan ini.
b.Berbicara masalah pendekatan
pembelajaran ,berarti berbicara masalah kurikulum, karena pendekatan
pembelajaran itu sendiri adalah bagian dari kurikulum itu sendiri.oleh karena
itu berarti kurikulum juga secara umum harus dibicarakan dan secara husus
kurikulum pendidikan agama islam dan hal-hal apa sajakah yang terkait didalamnya dan perlu
pembenahan .
C. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Sebagai tujuan dari penulisan
article ini adalah untuk menambah buku referensi di perpustakaan Balai Diklat
Keagamaan Palembang serta sekaligus menjadi bahan bacaan yang digunakan dalam
peroses pembelajaran pada bidang tatar pembahasan metodologi ,pendalaman
materi, kurikulum dan pengembangannya
pada diklat guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, baik pada tingkat
guru Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Lanjutan .Selain dari itu, yaitu dalam
rangka memenuhi tuntutan pengembangan profesi bagi widyaiswara untuk
meningkatkan kemampuan dan wawasan terutama berkaitan dengan mata kuliah
sepesialisasi yang di ampu oleh widyaiswara itu sendiri.sedangkan manfaat dari
penulisan article ini,sangat banyak sekali diantaranya untuk meningkatkan
wawaswan ,baik widyaiswara ataupun pembaca pada umumnya.
E. Tehnik Penulisan
Langkah yang diambil dalam
penulisan buku ini adalah menggunakan analisa induksi dan diduksi,yaitu
menggunakan pembahasan yang bersipat umum kemudian menjurus ke masalah husus
pada bagian pembahasan tertentu dan juga
pada bagian lain menggunakan pembahasan husus keumum sesuai dengan
karakteristik dan urgensi dari pokok bahasan itu sendiri.sedangkan sumber data
yang diperoleh adalah dari hasil analisa data perpustakaan ( library research )baik dari buku yang
tersedia dan terkait dengan pokok bahasan
ataupun dari beberapa data
internet dalam bentuk file dan e-book. ( email book ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar