google-site-verification: google314e099c36007d9d.html

Jumat, 19 Februari 2016

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Bagian 1 )



  
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pendidikan di Indonesia tidak boleh hanya terkait dengan transfer ilmu dan teknologi namun juga harus mampu membentuk nilai serta karakter bangsa.
Dalam sambutan pada peringatan hari pendidikan nasional yang berlangsung di Universitas Airlangga Surabaya,  Kepala Negara menyatakan dua tujuan utama pendidikan di Indonesia adalah selain untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi juga untuk membangun karakter bangsa yang kuat. "Jangan menjadi pemalas dan mudah menyerah.
Sifat yang harus dimiliki bangsa ini adalah tangguh, ulet, peduli dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi," tegasnya dihadapan sekitar 1.000 orang dari kalangan pendidik, pelajar dan mahasiswa serta pemerintah daerah setempat yang hadir dalam acara tersebut. Presiden meminta kalangan guru dan tenaga pendidik agar terus-menerus memastikan sistem yang tepat bagi pendidikan. "Dalam lima tahun ini tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan pendidikan adalah membuat pendidikan menjadi bermutu, berkualitas, mudah dijangkau dan gratis bagi warga miskin," katanya. Kebangkitan Nasional Terkait dengan 100 tahun kebangkitan nasional, Presiden mengingatkan seluruh rakyat Indonesia agar bersama-sama membangun kemandirian, daya saing dan peradaban yang maju. "Dengan sumber daya alam yang kita miliki serta potensi-potensi lainnya, saya ingin itu dapat menjadi sumber kekuatan untuk mandiri," paparnya. Sementara itu terkait daya saing, Kepala Negara mengatakan bila Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju maka setiap anak bangsa harus memiliki daya saing dan berkualitas tinggi. "Untuk itu kita berusaha meratakan pendidikan bagi semua putra-putri bangsa. Pendidikan harus untuk semua karena kita memerlukan anak bangsa yang punya keunggulan," tambahnya. Sedangkan untuk membangun peradaban yang maju, Presiden meminta semua pihak agar membangun watak bangsa yang kuat. "Jangan jadi bangsa yang lunak dan permisif. Dengan Permisif kita tidak akan menjadi bangsa yang maju," tegas Presiden. [1]

Bertolak dari pidato Presiden pada Peringatan hari Pendidikan Nasional diatas,yang pada intinya Kepala Negara menyatakan dua tujuan utama pendidikan di Indonesia adalah selain untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi juga untuk membangun karakter bangsa yang kuat. Presiden meminta kalangan guru dan tenaga pendidik agar terus-menerus memastikan sistem yang tepat bagi pendidikan.,inilah yang menjadi bagian dari factor-faktor penting yang harus dijawab oleh guru hususnya dan orang-orang yang terkait dalam dunia pendidikan untuk bertindak responsive konstruktive memikirkan masalah pendidikan ,termasuk didalamnya pendekatan yang yang harus dan atau sebaiknya dilakukan oleh guru yang tercakup diantaranya guru Pendidikan Agama Islam dalam mempersiapkan dan mempresentasikan materi pelajaran disekolah .karena membangun watak ( karakter ) bangsa tidak bias terlepas dari tugas dan fungsi guru agama itu sendiri sebagai pendidik disekolah,keluarga dan masyarakat.

Selain dari latar belakang pemikiran diatas, Agama juga memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan  yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1.         lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaaan materi.
2.         Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
3.         Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan  mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumberdaya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul  dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

            Selain dari alasan logis yang disebutkan diatas,berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh DR.Muhammad Said ,dalam buku yang berjudul :”Evaluasi Efektifitas Pendidikan Agama Islam”.beliau menyimpulkan bahwa :

a.         Pendidikan agama yang selama ini dilaksanakan pada system sekolah  dinilai gagal merealisasikan tujuan pendidikan agama sebagaimana yang telah ditetapkan dalam system pendidikan nasional,sehingga disimpulkan bahwa sekolah tidak berhasil dalam membina kehidupan keagamaan pada peserta didik.

b.         Dalam aspek perkembangan sikap keagamaan siswa dikatakan sangat berhasil yaitu 97,1 % siswa mencapai sekor baik. Namun dari sudut intensitas pengamalan ajaran agama,pendidikan agama islam ,belum berhasil,karena berdasarkan fakta bahwa prosentasi siswa yang mencapai skor  baik ,hanya 32,8 %. Dari seluruh sampel  1500 siswa.

c.         Dari sudut     keberagamaan ( religiusitas ) siswa,belum berhasil,yaitu berdasarkan prosentase siswa yang mencapai religiusitas baik,hanya 24 %.
d. Pada sudut performance mengajar guru agama yang kurang /tidak professional 65 %,. Kurang profesionalnya guru agama dalam mengajar terlihat pada iklim ,suasana dan proses pembelajaran agama dalam kelas tidak dinamik,kreatif serta teacher central. Situasi pembelajaran cenderung didominasi prilaku mengajar guru yang verbalis ,penggunaan ceramah dan monoton. yang mana sikap ini mengakibatkan  rendahnya motivasi ,antusiasme, partisipasi, keseriusan ,respon siswa terhadap aktifitas guru, siswa cenderung tidak menjadikan pelajaran agama sebagai salah satu prioritas dalam aktifitas belajar mereka.[2] 

B.        Perumusan Masalah
Mencermati beberapa persoalan pendidikan yang diuraikan diatas,dan secara husus terkait dengan langkah usaha mencapai tujuan pendidikan secara umum ataupun dalam sekala terbatas pada lingkungan sekolah, maka penulis merumuskan persoalan yang harus diatasi diantaranya :

a.Pembangunan karakter bangsa harus diwujudkan secara komprehensif .maka peranan guru Agama sangat signifikan sekali  yang menuntut guru untuk mempersiapkan bagaimanakah bentuk dan  langkah pengajaran dan pendekatan pembelajaran yang acceptable bagi murid.
b. Kegagalan pengajaran pendidikan agama disekolah disebabkan oleh kurang profesionalnya guru dalam mengaplikasikan berbagai pendekatan pengajaran pendidikan agama
  dan inilah pokok bahasan yang harus diteliti dan disikapi secara konstruktif dalam tulisan ini.
b.Berbicara masalah pendekatan pembelajaran ,berarti berbicara masalah kurikulum, karena pendekatan pembelajaran itu sendiri adalah bagian dari kurikulum itu sendiri.oleh karena itu berarti kurikulum juga secara umum harus dibicarakan dan secara husus kurikulum pendidikan agama islam dan hal-hal apa sajakah  yang terkait didalamnya dan perlu pembenahan .

C.        Tujuan  dan Manfaat Penelitian
Sebagai tujuan dari penulisan article ini adalah untuk menambah buku referensi di perpustakaan Balai Diklat Keagamaan Palembang serta sekaligus menjadi bahan bacaan yang digunakan dalam peroses pembelajaran pada bidang tatar pembahasan metodologi ,pendalaman materi, kurikulum dan pengembangannya  pada diklat guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, baik pada tingkat guru Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Lanjutan .Selain dari itu, yaitu dalam rangka memenuhi tuntutan pengembangan profesi bagi widyaiswara untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan terutama berkaitan dengan mata kuliah sepesialisasi yang di ampu oleh widyaiswara itu sendiri.sedangkan manfaat dari penulisan article ini,sangat banyak sekali diantaranya untuk meningkatkan wawaswan ,baik widyaiswara ataupun pembaca pada umumnya.

E.         Tehnik Penulisan
Langkah yang diambil dalam penulisan buku ini adalah menggunakan analisa induksi dan diduksi,yaitu menggunakan pembahasan yang bersipat umum kemudian menjurus ke masalah husus pada bagian pembahasan  tertentu dan juga pada bagian lain menggunakan pembahasan husus keumum sesuai dengan karakteristik dan urgensi dari pokok bahasan itu sendiri.sedangkan sumber data yang diperoleh adalah dari hasil analisa data perpustakaan  ( library research )baik dari buku yang tersedia dan terkait dengan pokok bahasan  ataupun  dari beberapa data internet dalam bentuk file dan e-book. ( email book ).





[1]     www.Balitbang.com
[2] DR.Muhammad Said MA,Evaluasi Efektifitas Pendidikan Agama Islam,Penerbit IAIN Raden Fatah Palembang,2005. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar