Minggu, 18 Desember 2016
Cara membuat Media Belajar dan Jenisnya
Media yang dapat dibuat dalam pembelajaran ekonomi tidak
terbatas jenis dan bentuknya, tergantung hasil pemilihan mana yang paling
tepat. Dari sekian banyak media yang cocok untuk, di antaranya media grafis
seperti poster, bagan, diagram, kartun, flipchart, dan lain-lain. Selain itu
tren saat ini adalah penggunaan media berbasis komputer seperti media
presentasi. Oleh sebab itu tepat jika guru/dosen mampu membuat media minimal
media grafis dan media presentasi berbantuan komputer.
1. Flipchart
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai
kalender berukuran 50X75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai
flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya . Flipchart
dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran.
a. Cara mendesain Flipchart
<
Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, pertama
Flipchart yang hanya berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi
pesan pembelajaran. Kedua, Flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang
telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan
dan lain-lain. Berdasarkan tujuan yang telah kita tentukan maka dipilih bentuk
Flipchart yang sesuai.
Membuat Flipchart yang sudah berisi pesan pembelajaran
diperlukan tahap-tahap seperti: membuat alat penyangga dari kayu, kemudian
mengumpulkan gambar¬gambar yang relevan dengan tujuan, menuliskan pesan pada
kertas atau kalau perlu objek gambar yang sudah ada misalnya dari koran atau
majalah dapat ditempelken,diatur komposisinya, jika gambar langsung dibuat pada kertas
tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dulu, membuat outline dan mewarnai.
Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam
bentuk uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada
buku teks namun materi disarikan, diambil pokok-pokoknya.
b. Cara Menggunakan Flipchart
1) Mempersiapkan diri: Dosen/Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan
baik, dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.
2) Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi flipchart, sehingga dapat
dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas tersebut.
3) Pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran,
atau leter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik.
4) Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu
diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran..
5) Sajikan
gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran
gambar flipchart dan berikan keterangan yang cukup.
6) Beri
kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa mau bertanya,
meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau
masih kurang jelas. Beri kesempatan siswa memberikan komentar terhadap isi
flipchart yang disajikan.
7) Menyimpulkan Materi. Dorong siswa berperan aktif
menyimpulkan materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu maka siswa atau
guru kembali membuka beberapa flipchart yang dianggap penting.
2. Flash Card
Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu
bergambar yang berukuran 25X30cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan
atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada
lembaran¬lembaran flashcard. Gambar-gambar pada flashcard merupakan rangkaian
pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang
dicantumkan pada bagian belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil
siswa tidak lebih dari 30 orang siswa. Kelebihan flashcard antara lain mudah
dibawa, praktis, gampang diingat, menyenangkan.
a. Cara Pembuatan
1) Siapkan
kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini
berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Kertas
tersebut diberi tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris,
untuk menentukan ukuran 25X30 cm
3) Potong-potonglah kertas duplek tersebut dengan gunting atau kater hingga
tepat berukuran 25X30 cm. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang
akan ditempelkan atau sejumlah materi yang dibutuhkan.
4) Jika
objek gambar langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu
dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas
concord atau kertas karton.
5) Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pensil warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut.
6) Jika
gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar
yang di jual di toko, majalah, koran, maka selanjutnya gambar¬gambar tersebut
tinggal dipotong sesuai dengan ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat
atau lem kertas.
7) Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian
belakang kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek pada halaman muka.
Nama-nama ini biasa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan
Inggris.
b. Cara Menggunakan
1)
Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke
depan siswa.
2) Cabutlah
satu per satu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan
3) Berikan
kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk di dekat
guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu per satu, lalu
teruskan kepada siswa yang lain sampai semua siswa kebagian.
4) Jika
sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah
kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba
misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberikan perintah,
misalnya cari gambar candi hindu, maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut
untuk mengambil kartu yang bergambar candi hindu yang belakangnya bertuliskan
ciri¬ciri candi hindu.
3. Flanelgraf
Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa
guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilapisi
ampelas. Guntingan gambar tersebut ditempelkan pada papan yang dilapisi flanel
yang berbulu sehingga melekat. Ukuran papan flanel adalah 50X75 cm,
dipergunakan untuk pembelajaran kelompok kecil 30 orang.
Kelebihan Flanelgraf antara lain gambar-gambar yang moveable
dapat menarik perhatian siswa, siswa dapat berperan aktif untuk memindahkan
objek gambar yang ditempelkan, pembelajaran dapat disetting sesuai dengan
kebutuhan yaitu individual maupun secara kelompok. Dalam setting kelompok siswa
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, menyusun gambar
atau objek tiga dimensi yang ditempelkan pada papan flanel.
a. Cara Pembuatan
1) Siapkan
papan triplek yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar. Pastikan ukuran
papan tersebut kurang lebih 50X75cm. Dapat juga membeli papan seperti
whiteboard yang sudah jadi.
2) Siapkan
bahan flanel yang berbulu atau dapat pula menggunakan karpet dengan bulu tebal,
sesuaikan ukurannya dengan papan tersebut, tempelkan dengan menggunakan paku,
atau lem.
3) Siapkan gambar-gambar yang akan ditempelkan pada papan
flanel tersebut. Untuk menempelkannya, maka gambar tersebut harus dipasang alas
yang keras atau bahan amplas. Gambar-gambar tersebut dapat diambil dari
majalah, koran, tabloid atau gambar yang dibeli dari toko. Banyaknya gambar
yang ditempelkan disesuaikan dengan kebutuhan dan keluasan materi yang
disajikan.
b. Cara Menggunakan
1) Mulailah
penyajian dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk ke pelajaran pokok,
guru berdiri di samping papan flanel
2) ibatkan
siswa dalam penyajian, mintalah salah seorang siswa untuk tampil ke depan untuk
mengulangi penyajian lalu dilanjutkan dengan diskusi.
3) Menilai alat dan penyajian: apakah gambar-gambar sudah
jelas, apakah penyajiannya tampak menarik, apakah dipahami isi pesan yang
disajikan
4. Bulletin board
Bulletin board adalah papan yang khusus digunakan untuk
mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster, dan objek
dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya Bulletin board berukuran 160X80 cm.
Kelebihan bulletin board antara lain dapat menciptakan minat
belajar, dan minat berkarya pada diri siswa, mempersatukan semangat kelas
dengan membangkitkan rasa memiliki bersama dan tanggung jawab bersama,
mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan
masalah dan sebagai
sarana berkompetisi. Antara kelas dalam satu sekolah akan
saling berlomba untuk menunjukkan hasil yang terbaik yang disajikan dalam
Bulletin board. Hal ini bernilai positif karena siswa akan berlomba untuk
menjadi yang terbaik.
a. Cara Pembuatan Bulletin Board
1) Bulletin
board hampir sama dengan white board baik dari sisi bentuk maupun ukurannya
tapi bahan pada bagian muka dapat berupa papan yang dicat dengan warna yang
sesuai, dilapisi bahan flanel atau karpet atau steryoform. Bahan dasar bulletin
board dapat membuat sendiri atau juga dapat membeli yang sudah jadi dengan
ukuran yang standar.
2) Untuk
lebih menarik, perlu dicat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya
diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk
mejaga keamanan karya
yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai
dengan kunci
pengaman.
3) Berilah
judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga
terlihat dengan jelas. Judul yang dimaksud adalah judul Bulletin board misalnya
“Karya Kita”, “Media Ceria” dan lain-lain.
4)
Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, poster, dan
lain-lain. Siapkan juga alat-alat untuk menempelkannya seperti lem, paku payung
gunting, cat warna.
5) Tempelkan bulletin board sesuai dengan fungsinya, jelas
terlihat dari berbagai arah. Dapat ditempelkan di dalam kelas, didepan kelas,
di kantor atau di jalan keluar masuk ruangan atau koridor. Supaya terlihat
terang, tempatkan disekitarnya banyak cahaya matahari atau menggunakan lampu
sorot.
5. Media dari barang bekas
Dalam pembelajaran media apapun dapat digunakan termasuk
barang-barang bekas. Selain murah barang bekas juga mudah didapatkan seperti
Koran bekas, botol bekas, kertas bekas, plastik bekas dan lain-lain. Misalnya
dalam pembelajaran ekternalitas kita dapat menggunakan kertas dan Koran bekas
yang dianggap sebagai
sampah di mana hal itu mengakibatkan ekternalitas bagi orang
lain. Kertas bekas dapat dipergunakan dalam pembelajaran produktivitas dengan membuat
buku atau produk lain dengan bahan kertas bekas atau dalam pembelajaran
marginalism dengan membuat produk dari bahan bekas kemudian tenaga kerjanya
ditambah secara terus¬menerus sementara faktor yang lain tetap.
Dalam menggunakan media barang bekas harus didukung dengan
strategi pembelajaran yang tepat seperti simulasi, bermain peran, inquiry,
proyek learning dan lain-lain.
6. Multi media dengan powerpoint
Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk
mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku
selain alat untuk penyimpanan data (data storage).
Kelebihan Power point antara lain: dapat menyajikan teks,
gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan
pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien,
dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa
biaya, dapat dikoneksikan dengan internet
Prosedur pembuatan media power point adalah:
a.
Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian
antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar
belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi
ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.
b.
Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran
seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat
dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan yang
sudah ada di direktori Anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan
yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio
dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan
dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama
misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya
dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.
c. Setelah
bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di
Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah
dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).
d. Setelah
program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review
program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya
di revisi dan siap digunakan.
Tips membuat media dengan power point:
a. Gunakan
background yang sederhana, kontras dan konsisten, hindari background yang
rumit, mengganggu dan penuh.
b. Gunakan
huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial, verdana, Tahoma dan
trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan bersambung.
c. Visualisasikan
pesan Anda, jangan gunakan tulisan kecuali terpaksa
d.
Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi dan
suara, tapi jangan berlebihan.
e. Buatlah
background atau template sendiri untuk meningkatkan daya tarik presentasi dan
memperjelas pesan.
f. Jika
menggunakan latar dengan warna yang terang, maka gunakanlah teks dengan
intensitas yang gelap, demikian sebaliknya.
g.
Gunakanlah warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan fokus
pada penyajian. Tapi jangan terlalu banyak karena akan terkesan ramai dan
mengganggu sajian materi. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi
h. Hindari
kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide
i.
Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, seperti
arial, Tahoma atau verdana hindari karakter atau jenis font dekoratif karena
lebih sulit dibaca.
j. Besar
huruf minimal 24 untuk kalimat dan 40 untuk judul
k. Maksimal
6 kalimat dan 25 kata dalam satu slide
l. Gunakan
kata-kata yang powerful
7. Penggunaan Musik dalam Media Pembelajaran
Dengan multi media powerpoint sangat mungkin untuk memasukkan
unsur musik dalam media pembelajaran. Musik berfungsi untuk menimbulkan suasana
yang memudahkan siswa mencerna informasi. Musik juga menimbulkan ketertarikan
siswa, mengurangi kebosanan. dan mempengaruhi kejiwaan pendengarnya, jika
sajian informasi lebih bersifat ajakan persuasif maka diperlukan musik dengan
bit yang cepat dan semangat. Sebaliknya jika pesan bertema kesedihan dan musik
yang ditampilkan bernada ceria maka akan menimbulkan kejanggalan. Dengan
demikian diperlukan pemilihan musik yang sesuai.
a. Musik
Ice Breaking: Sebelum memulai pelajaran atau ketika istirahat agar siswa
bersemangat segaligus relax gunakan musik-musik yang ceria atau musik yang
sedang trend.
b. Musik
Tema : Musik yang menggambarkan watak atau situasi tertentu sesuai
dengan tema media. Musik tema dibuat secara khas, harus
berbeda dengan musik
yang sudah ada sehingga menjadi icon ciri khas dari sebuah
program audio media
pembelajaran.
c. Musik
Transisi : Digunakan untuk menghubungkan antar media, durasi musik ini tidak
perlu panjang cukup 5 sampai 15 detik. Hal ini perlu diperhatikan karena
pergantian media tanpa disertai dengan musik transisi, membuat perpindahan
menjadi kaku, tidak smooth.
d. Musik
Latar Belakang. Jenis musik ini disebut juga “background music” digunakan untuk
memperkuat sebuah situasi tertentu. Volume musik latar belakang tidak boleh terlalu dominan, kurang lebih 25% dari 100% volume
suara dan pilihlah musik classic dengan nada yang lembut, jangan menggunakan
musik yang keras
H. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan dan
informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media
pembelajaran memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah
sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media
pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip
VISUALS (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate,
Structured) dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media.
Jenis-jenis media yang dapat disiapkan atau dikembangkan
dalam pembelajaran di antaranya meliputi: media visual yang tidak
diproyeksikan, media visual yang diproyeksikan, media audio, dan multimedia.
Media akan menjadi lebih hidup, menarik dan menghibur dengan memasukkan unsur
music.
Penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses
pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar. Guru seyogyanya mampu memilih
dan mengembangkan media yang tepat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar