google-site-verification: google314e099c36007d9d.html

Minggu, 18 Desember 2016

Cara membuat Media Belajar dan Jenisnya

Media yang dapat dibuat dalam pembelajaran ekonomi tidak terbatas jenis dan bentuknya, tergantung hasil pemilihan mana yang paling tepat. Dari sekian banyak media yang cocok untuk, di antaranya media grafis seperti poster, bagan, diagram, kartun, flipchart, dan lain-lain. Selain itu tren saat ini adalah penggunaan media berbasis komputer seperti media presentasi. Oleh sebab itu tepat jika guru/dosen mampu membuat media minimal media grafis dan media presentasi berbantuan komputer.

1. Flipchart
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai kalender berukuran 50X75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya . Flipchart dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran.
a. Cara mendesain Flipchart
< Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, pertama Flipchart yang hanya berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi pesan pembelajaran. Kedua, Flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan dan lain-lain. Berdasarkan tujuan yang telah kita tentukan maka dipilih bentuk Flipchart yang sesuai.
Membuat Flipchart yang sudah berisi pesan pembelajaran diperlukan tahap-tahap seperti: membuat alat penyangga dari kayu, kemudian mengumpulkan gambar¬gambar yang relevan dengan tujuan, menuliskan pesan pada kertas atau kalau perlu objek gambar yang sudah ada misalnya dari koran atau majalah dapat ditempelken,diatur komposisinya, jika gambar langsung dibuat pada kertas tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dulu, membuat outline dan mewarnai.

Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam bentuk uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada buku teks namun materi disarikan, diambil pokok-pokoknya.
b. Cara Menggunakan Flipchart
1)    Mempersiapkan diri: Dosen/Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.
2)     Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi flipchart, sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas tersebut.
3)      Pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran, atau leter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik.
4)      Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran..
5)       Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran gambar flipchart dan berikan keterangan yang cukup.
6)       Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau masih kurang jelas. Beri kesempatan siswa memberikan komentar terhadap isi flipchart yang disajikan.
7) Menyimpulkan Materi. Dorong siswa berperan aktif menyimpulkan materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu maka siswa atau guru kembali membuka beberapa flipchart yang dianggap penting.

2. Flash Card
Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25X30cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran¬lembaran flashcard. Gambar-gambar pada flashcard merupakan rangkaian pesan  yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil siswa tidak lebih dari 30 orang siswa. Kelebihan flashcard antara lain mudah dibawa, praktis, gampang diingat, menyenangkan.

a. Cara Pembuatan
1)    Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2)    Kertas tersebut diberi tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm
3)    Potong-potonglah kertas duplek tersebut dengan gunting atau kater hingga tepat berukuran 25X30 cm. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang dibutuhkan.
4)    Jika objek gambar langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concord atau kertas karton.

5)    Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pensil warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut.
6)    Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang di jual di toko, majalah, koran, maka selanjutnya gambar¬gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas.
7) Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian belakang kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek pada halaman muka. Nama-nama ini biasa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan Inggris.

b. Cara Menggunakan
1)            Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa.
2)            Cabutlah satu per satu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan
3)            Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk di dekat guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu per satu, lalu teruskan kepada siswa yang lain sampai semua siswa kebagian.
4)  Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberikan perintah, misalnya cari gambar candi hindu, maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil kartu yang bergambar candi hindu yang belakangnya bertuliskan ciri¬ciri candi hindu.
3. Flanelgraf
Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilapisi ampelas. Guntingan gambar tersebut ditempelkan pada papan yang dilapisi flanel yang berbulu sehingga melekat. Ukuran papan flanel adalah 50X75 cm, dipergunakan untuk pembelajaran kelompok kecil 30 orang.

Kelebihan Flanelgraf antara lain gambar-gambar yang moveable dapat menarik perhatian siswa, siswa dapat berperan aktif untuk memindahkan objek gambar yang ditempelkan, pembelajaran dapat disetting sesuai dengan kebutuhan yaitu individual maupun secara kelompok. Dalam setting kelompok siswa bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, menyusun gambar atau objek tiga dimensi yang ditempelkan pada papan flanel.

a. Cara Pembuatan
1)  Siapkan papan triplek yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar. Pastikan ukuran papan tersebut kurang lebih 50X75cm. Dapat juga membeli papan seperti whiteboard yang sudah jadi.
2) Siapkan bahan flanel yang berbulu atau dapat pula menggunakan karpet dengan bulu tebal, sesuaikan ukurannya dengan papan tersebut, tempelkan dengan menggunakan paku, atau lem.
3) Siapkan gambar-gambar yang akan ditempelkan pada papan flanel tersebut. Untuk menempelkannya, maka gambar tersebut harus dipasang alas yang keras atau bahan amplas. Gambar-gambar tersebut dapat diambil dari majalah, koran, tabloid atau gambar yang dibeli dari toko. Banyaknya gambar yang ditempelkan disesuaikan dengan kebutuhan dan keluasan materi yang disajikan.
b. Cara Menggunakan
1) Mulailah penyajian dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk ke pelajaran pokok, guru berdiri di samping papan flanel
2) ibatkan siswa dalam penyajian, mintalah salah seorang siswa untuk tampil ke depan untuk mengulangi penyajian lalu dilanjutkan dengan diskusi.
3) Menilai alat dan penyajian: apakah gambar-gambar sudah jelas, apakah penyajiannya tampak menarik, apakah dipahami isi pesan yang disajikan
4. Bulletin board
Bulletin board adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya Bulletin board berukuran 160X80 cm.

Kelebihan bulletin board antara lain dapat menciptakan minat belajar, dan minat berkarya pada diri siswa, mempersatukan semangat kelas dengan membangkitkan rasa memiliki bersama dan tanggung jawab bersama, mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan masalah dan sebagai

sarana berkompetisi. Antara kelas dalam satu sekolah akan saling berlomba untuk menunjukkan hasil yang terbaik yang disajikan dalam Bulletin board. Hal ini bernilai positif karena siswa akan berlomba untuk menjadi yang terbaik.
a. Cara Pembuatan Bulletin Board
1)            Bulletin board hampir sama dengan white board baik dari sisi bentuk maupun ukurannya tapi bahan pada bagian muka dapat berupa papan yang dicat dengan warna yang sesuai, dilapisi bahan flanel atau karpet atau steryoform. Bahan dasar bulletin board dapat membuat sendiri atau juga dapat membeli yang sudah jadi dengan ukuran yang standar.
2)            Untuk lebih menarik, perlu dicat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya
diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk mejaga keamanan karya
yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai dengan kunci
pengaman.
3)            Berilah judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga terlihat dengan jelas. Judul yang dimaksud adalah judul Bulletin board misalnya “Karya Kita”, “Media Ceria” dan lain-lain.
4)            Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, poster, dan lain-lain. Siapkan juga alat-alat untuk menempelkannya seperti lem, paku payung gunting, cat warna.
5) Tempelkan bulletin board sesuai dengan fungsinya, jelas terlihat dari berbagai arah. Dapat ditempelkan di dalam kelas, didepan kelas, di kantor atau di jalan keluar masuk ruangan atau koridor. Supaya terlihat terang, tempatkan disekitarnya banyak cahaya matahari atau menggunakan lampu sorot.
5. Media dari barang bekas
Dalam pembelajaran media apapun dapat digunakan termasuk barang-barang bekas. Selain murah barang bekas juga mudah didapatkan seperti Koran bekas, botol bekas, kertas bekas, plastik bekas dan lain-lain. Misalnya dalam pembelajaran ekternalitas kita dapat menggunakan kertas dan Koran bekas yang dianggap sebagai

sampah di mana hal itu mengakibatkan ekternalitas bagi orang lain. Kertas bekas dapat dipergunakan dalam pembelajaran produktivitas dengan membuat buku atau produk lain dengan bahan kertas bekas atau dalam pembelajaran marginalism dengan membuat produk dari bahan bekas kemudian tenaga kerjanya ditambah secara terus¬menerus sementara faktor yang lain tetap.
Dalam menggunakan media barang bekas harus didukung dengan strategi pembelajaran yang tepat seperti simulasi, bermain peran, inquiry, proyek learning dan lain-lain.
6. Multi media dengan powerpoint
Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).
Kelebihan Power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan internet
Prosedur pembuatan media power point adalah:
a.            Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.
b.            Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan yang sudah ada di direktori Anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio

dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.
c.             Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).
d.            Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.
Tips membuat media dengan power point:
a.            Gunakan background yang sederhana, kontras dan konsisten, hindari background yang rumit, mengganggu dan penuh.
b.            Gunakan huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial, verdana, Tahoma dan trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan bersambung.
c.             Visualisasikan pesan Anda, jangan gunakan tulisan kecuali terpaksa
d.            Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi dan suara, tapi jangan berlebihan.
e.            Buatlah background atau template sendiri untuk meningkatkan daya tarik presentasi dan memperjelas pesan.
f.             Jika menggunakan latar dengan warna yang terang, maka gunakanlah teks dengan intensitas yang gelap, demikian sebaliknya.
g.            Gunakanlah warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan fokus pada penyajian. Tapi jangan terlalu banyak karena akan terkesan ramai dan mengganggu sajian materi. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi
h.            Hindari kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide

i.             Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, seperti arial, Tahoma atau verdana hindari karakter atau jenis font dekoratif karena lebih sulit dibaca.
j.             Besar huruf minimal 24 untuk kalimat dan 40 untuk judul
k.            Maksimal 6 kalimat dan 25 kata dalam satu slide
l.             Gunakan kata-kata yang powerful
7. Penggunaan Musik dalam Media Pembelajaran
Dengan multi media powerpoint sangat mungkin untuk memasukkan unsur musik dalam media pembelajaran. Musik berfungsi untuk menimbulkan suasana yang memudahkan siswa mencerna informasi. Musik juga menimbulkan ketertarikan siswa, mengurangi kebosanan. dan mempengaruhi kejiwaan pendengarnya, jika sajian informasi lebih bersifat ajakan persuasif maka diperlukan musik dengan bit yang cepat dan semangat. Sebaliknya jika pesan bertema kesedihan dan musik yang ditampilkan bernada ceria maka akan menimbulkan kejanggalan. Dengan demikian diperlukan pemilihan musik yang sesuai.
a.            Musik Ice Breaking: Sebelum memulai pelajaran atau ketika istirahat agar siswa bersemangat segaligus relax gunakan musik-musik yang ceria atau musik yang sedang trend.
b.            Musik Tema : Musik yang menggambarkan watak atau situasi tertentu sesuai
dengan tema media. Musik tema dibuat secara khas, harus berbeda dengan musik
yang sudah ada sehingga menjadi icon ciri khas dari sebuah program audio media
pembelajaran.
c.             Musik Transisi : Digunakan untuk menghubungkan antar media, durasi musik ini tidak perlu panjang cukup 5 sampai 15 detik. Hal ini perlu diperhatikan karena pergantian media tanpa disertai dengan musik transisi, membuat perpindahan menjadi kaku, tidak smooth.
d.            Musik Latar Belakang. Jenis musik ini disebut juga “background music” digunakan untuk memperkuat sebuah situasi tertentu. Volume musik latar belakang tidak boleh terlalu dominan, kurang lebih 25% dari 100% volume suara dan pilihlah musik classic dengan nada yang lembut, jangan menggunakan musik yang keras

H. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip VISUALS (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate, Structured) dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media.
Jenis-jenis media yang dapat disiapkan atau dikembangkan dalam pembelajaran di antaranya meliputi: media visual yang tidak diproyeksikan, media visual yang diproyeksikan, media audio, dan multimedia. Media akan menjadi lebih hidup, menarik dan menghibur dengan memasukkan unsur music.

Penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar. Guru seyogyanya mampu memilih dan mengembangkan media yang tepat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar