Selasa, 04 Juli 2017
SELUK BELUK BIMBINGAN KONSELING PADA SEKOLAH
Dasar pemikiran
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata
terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang
lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
1. Pengertian
Bimbingan
Konseli
sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih
kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan
dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan
yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan
melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya
stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku. adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara
sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau
kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling..
Tugas-tugas Pelayanan
perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli,
sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standard
based guidance and counseling). Standar dimaksud adalah standar kompetensi
kemandirian. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini
menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah
lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang
tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait lainnya (seperti instansi
pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter).
Pendekatan ini
terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan
dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau mewujudkan
potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir.
Berdasarkan
pasal 25 Peraturan Pemerintah nomor 28/90 bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. (Chiskolm,1959).
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu
individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman
terhadap potensi diri yang dimiliki. “Bimbingan merupakan kegiatan yang
bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard &
Fullmer ,1969). Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa
bimbingan dilakukan untuk meningkatakan pewujudan
diri individu.
Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk
mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya. “Bimbingan
sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang
sistematik” (Mathewson,1969). Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai
pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini
menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan
yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa
pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil
kesimpulan tentang pengertian Bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah
: “Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan
sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus
untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta
dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan
kesejahteraan masyarakat”
2. Pengertian Konseling
Secara Etimologi berasal dari
bahasa Latin “consilium “artinya
“dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” .
Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”. Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang
dimilikinya , proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. (Mc. Daniel,1956) Konseling
meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan
potensi-potensi yang unik dari individu
dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
(Berdnard & Fullmer ,1969) Hal-hal pokok yang terdapat pada pengertian
Konseling menurut ahli yang tersebut diatas adalah: Rumusan (Pepinsky &
Pepinsky,dalam Shertzer & Stone,1974) 1. Konseling adalah suatu proses interaksi
antara dua orang individu,masing-masing disebut konselor dan klien. 2.
Dilakukan dalam suasana yang professional Bertujuan dan berfungsi sebagai alat (wadah)
untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien. Rumusan (Smith,dalam Shertzer
& Stone,1974) 1.Konseling merupakan
suatu proses pemberian bantuan 2. Bantuan diberikan dengan meng
interpreswtasikan fakta-fakta atau data,baik mengenai individu yang dibimbing
sendiri maupun lingkungannya,khususnya menyangkut pilihan-pilihan,dan rencana rencana
yang dibuat. Berdasarkan Rumusan diatas maka yang dimaksud dengan Konseling
adalah: “Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara Konseling
oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu yang sedang mengalami
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dialami
oleh klien
3.Prinsip-prinsip Bimbingan Dan
Konseling
Manusia adalah mahluk
filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan berpikir, mausia juga
memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan
kemerdekaan untuk memilih dan megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau
tiap – tiap potensi tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya.
Ada
beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya:
a. Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu
dirinya sendiri dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus)
pada individu yang dibimbing
c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap
individu memiliki karakteristik
tersendiri.
d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim
pembimbing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau
lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
akan dibimbing.
f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai
dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
g. Program bimbingan di lingkungan lembaga
pendidikan tertentu harus sesuai dengan
program pendidikan pada lembaga yang
bersangkutan.
h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan
dikelola oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat
bekerja sama dan menggunakan sumber-
sumber yang relevan yang berada di dalam
ataupun di luar lembaga penyelenggara
pendidikan.
i. Hendaknya melaksanakan program
bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil
dan pelaksanaan program (Nur
Ihsan, 2006 : 9)
Rumusan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah berkenaan dengan
sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
Diantara
prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah
individu
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
4. Prinsip-prinsip
berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah
dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling
KESIMPULAN
Prinsip-prinsip BK merupakan pemanduan hasil-hasil
teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi
penyelenggaraan pelayanan.
a.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan :
(1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu
tanpa memandang umur jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
(2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi
dan tingkah laku individu dan memperhatikan tahap-tahap atau berbagai aspek
perkembangan individu, serta memberikan perhatian utama kepada perbedaan
invidual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
b. Prinsip yang
berkenaan dengan permasalahan individu
Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisus individu terhadap penyesuaian
dirinya dirumah maupun disekolah, dan yang menjadi faktor timbulnya masalah
pada individu adalah kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan.
c.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan
- Bimbingan
dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan
individu;
- Program
bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dngan kebutuhan individu,
masyarakat dan kondisi lembaga serta disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi.
d.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan
- Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
mengembangkan invidu sehingga keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh
individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri.
- Permasalahan
individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
e. Prinsip
bimbingan dan konseling disekolah
Prinsip BK disekolah menegaskan bahwa penegakan dan
penumbuh kembangan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya mungkin
dilakukan oleh konselor profesional yang sadar akan profesinya, dan mampu
menerjemahkan ke dalam program dan hubungan dengan sejawat dan personal sekolah
lainnya, memiliki komitmen dan keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap
variasinya disekolah, dan mampu bekerja sama serta membina hubungan yang
harmonis-dinamis dengan kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling.
Liputan Press : Jakarta
Kagan,Norman,
Interpersonal Proses Recall A Method of Influencing Huma. 1980.
Houston
Nurihsan Juntika. 2006. Bimbingan dan Koseling
dalam Berbagai Latar Kehidupan. PT RFIKA ADITAMA : Bandung
Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar
Bimbingan Konseling. Reneka Cipta : Jakarta
Prayitno,
Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP, Jakarta PT Ikrar Mandiriabadi
Jakarta; 1997.
Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-undang No.20.2003.Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar