google-site-verification: google314e099c36007d9d.html

Selasa, 25 Juli 2017

Apa dan Bagaimana Paradigma Student-Centered Learning

Paradigma Student-Centered Learning

Paradigma pembelajaran berbasis student center ini mengembang menjadi paradigma pendekatan belajar mutakhir, menggeser kebiasaan lembaga pendidikan tradisional yang cenderung menempatkan dosen sebagai pusat  kegiatan (Teacher-Centered Learning). Umum terjadi, dosen yang terlihat sangat aktif di ruang kuliah dan menjadi subjek dominan dalam proses pembelajaran, sementara peserta didik menjadi partisipan pasif, yakni hanya mendengar dan menerima dari dosennya tanpa ada unsur kreatifitas.



Kecenderungan ini berkaitan juga dengan implikasi lebih lanjut dari banking concept of education; dosen lebih menekankan pada memorisasi, menekankan hafalan ketimbang pemikiran kritis. Sehingga peserta didik yang baik menurut sistem pembelajaran seperti ini adalah anak yang penurut, tidak kritis serta mematuhi aturan yang sudah ada.

Sementara pembelajaran berbasis student center dalam implementasinya, menempatkan peserta didik sebagai pusat belajar, peserta didik harus lebih aktif beraktivitas untuk membangun suatu pemahaman, keterampilan, dan sikap/prilaku tertentu (active learning). Aktivitas peserta didik penjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif di mana peserta didik  menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (constructivism approach).

 Model pembelajaran ini selalu melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan dibantu dosen sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik. Para pengusung konsep ini menganggap bahwa pembelajaran adalah sebuah tindakan seseorang  yang mencoba untuk membantu orang lain  mencapai kemajuan dalam berbagai aspek  seoptimal mungkin sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik. Fokus pembelajaran model ini adalah memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik seluas mungkin.

Peserta didik tidak lagi cukup belajar hanya dengan sekedar menyerap dan menghafal secara verbal pengetahuan yang dituangkan oleh dosen (transfer of knowledge). Potensi otak manusia tidak hanya dapat difungsikan untuk menghafal dan mengingat, tetapi juga untuk mengolah informasi yang diperoleh dan membangun pengertian-pengertian baru. Inilah yang lazim disebut dengan istilah keterampilan mengolah informasi.
Dengan diaktifkan dalam proses pembelajaran, peserta didik akan terlatih menggunakan kemampuan berpikirnya, semakin lama semakin tinggi, semakin mampu memikirkan hal-hal yang abstrak dan kompleks, hingga dapat menemukan gagasan-gagasan baru. Oleh sebab itu, esensi pembelajaran aktif tidak terletak pada heboh dan gaduhnya kegiatan fisik peserta didik, melainkan pada penggunaan tingkatan berpikir yang lebih tinggi. Peserta didik yang diam tak bersuara menganalisis sebuah teks misalnya, layak disebut aktif dalam belajar, karena dia menggunakan seluruh kemampuan berpikirnya untuk melakukan analisis dan menyusun kesimpulan. Kegiatan pembelajaran seperti ini akan menyebabkan peserta didik mampu berpikir inovatif dan kreatif.

                Penggunaan aneka kegiatan pembelajaran akan memungkinkan dosen untuk melayani berbagai gaya belajar yang dimiliki peserta didik dalam satu kelas, sebab gaya belajar seseorang dapat dipastikan selalu berbeda dengan orang lain, entah sebagian atau secara keseluruhan. Perbedaan ini dikarenakan kecenderungan kekuatan setiap modalitas belajar peserta didik berbeda-beda, misalnya ada yang kuat dalam persepsi auditif, visual, taktil, konatif atau gabungan beberapa persepsi.

 Demikian juga dengan mobilitasnya, ada peserta didik yang senang belajar dengan diam memaku, sementara yang lain baru bias berkonsentrasi ketika bebas bergerak. Dengan demikian, paradigma pembelajaran yang berbasis kepada peserta didik dengan berbagai pendekatan pembelajaran dan memperhatikan gaya dan modalitas belajarnya menjadi penting untuk didiskusikan.  

Terima kasih telah membaca artikel ini sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya,semoga bermanfaat dalam usaha mengembangkan profesionalitas dan kualitas pendidikan indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar