tag:blogger.com,1999:blog-81570321582049495692024-03-13T16:13:23.554-07:00Info Pendidikan terkiniBerisikan Artikel tentang dunia pendidikanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.comBlogger88125tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-89444411178099970682017-12-12T00:57:00.000-08:002017-12-12T00:57:00.842-08:00Mengenal karakter manusia melalui Golongan darah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-slot="2843990818" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p> Mengenal karakter manusia melalui Golongan darah adalah suatu hal yang sangat berguna bagi kita semua,dengan mengetahui watak manusia maka kita akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan orang yang kita hadapi,penyesuaian diri dengan lawan bicara mengakibatkan mudahnya terjadi komunikasi yang saling menguntungkan sebab tidak akan terjadi kesalah pahaman atau yang sering disebut dengan istilah gagal paham.</o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p>Ada bermacam cara untuk mengetahui watak seseorang yang bisa kita baca dalam berbagai teori, ada yang melihat dari postur tubuh, raut muka,nada bicara atau bahkan berdasarkan lokasi tempat berdomisili seseorang. namun dalam kesempatan ini penulis mengungkapkan satu sisi dari cara mengetahui karakter atau watak orang melalui golongan darah yaitu golongan darah O,A.B.AB dan O , untuk lengkapnya ikutilah penjelasan sebagai berikut :</o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- bahan bacaan -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7380361615" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="DE">Golongan darah. </span>Apakah ada sesuatu yang istimewa pada golongan darah
seseorang? Mungkin cukup banyak pembaca yang tertawa nyinyir dan mengernyitkan
kening ketika pertama kali membaca judul buku ini. Dan tentunya sebuah tanda
tanya besar pasti bergelayut di kepala Anda, "Apakah benar karakter
seseorang dapat diketahui melalui golongan darahnya?" Percaya tidak
percaya, begitulah setidaknya yang telah diriset dan dibuktikan oleh director
of the Blood Type Humanics Research dari Jepang, Toshitaka Nomi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Golongan darah A<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Biasanya orang yang
bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool,
bahasa kerennya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Orang yang bergolongan darah A
ini mempunyai karakter yang tegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras
kepala.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Sebelum melakukan sesuatu
mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara
matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara
konsisten.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Mereka berusaha membuat diri
mereka se wajar dan ideal mungkin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">5. Mereke bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">6. mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya
mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti
gugup dan lain sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">7. Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.
Makanya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang ber'temperamen' sama.<br />
<br />
<br />
Golongan darah B<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">1. Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik
terhadap segalanya.<br />
2. Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby. Kalau
sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga
bosan.<br />
3. Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak
hal yang di kerjakannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">4. Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang
hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika
terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain, mereka tidak bisa
mengerjakan sesuatu secara berbarengan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">5. Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias.
Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada didalam diri
mereka.<br />
6. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak
orang.<br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">Golongan darah O<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">1. Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam
menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan suatu
keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">2. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu
dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu
riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tidak tahan,
mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">3. Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka
dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">4. Mereka biasanya di cintai oleh semua orang, "loved by all".
Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai
pendapatnya sendiri tentang berbagai hal.<br />
5. Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang
baru.<br />
6. Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka
lihat dari TV.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">7. Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering
tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati. tapi
hal itu yangmenyebabkan orang yang bergolongan darah O ini di cintai..<br />
<br />
<br />
Golongan darah AB<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">1. Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif,
lembut.<br />
2. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi
orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">3. Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang
yang dekat dengannya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="SV">4. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.<br />
5. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu
dalam.<br />
6. Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk
menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Bahan pelajaran -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2398116411" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0Palembang, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia-2.9760735 104.77543070000002-3.2297935 104.45270720000002 -2.7223535 105.09815420000001tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-40737724940193559502017-08-08T00:08:00.000-07:002017-12-11T00:16:08.207-08:00Peranan Perempuan dalam bidang keilmuan <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2253039468"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
<span style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Peranan
Perempuan dalam bidang keilmuan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Dalam pandangan masayarakat umum, bahwa sejarah
ulama perempuan adalah sejarah yang
gelap dan hampir tidak tercatat nama ulama-ulama perempuan dalam kamus biografi yang jumlahnya hampir tidak
terhitung. Namun sebenarnya dalam kamus biografi kitab <i>Thabaqat </i>Ibnu
Sa’ad dan <i> Tarikh Madinat Dimasyq </i> oleh Ibnu Asakir, misalnya terdapat jilid
khusus tentang perempuan. Kemudian
sejarawan Al-Khatib al-Baghdadi dalam kamus biografinya berjudul <i>Tarikh
Baghdad </i> juga memuat biografi
sejumlah ulama perempuan. Sejarawan
al-Sakhawi yang menulis beberapa
kamus biografi tokoh-tokoh abad ke-15, khususnya kitab </span><i><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">al-Da ‘al-lami”,</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> </span></i><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">yang</span><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">juga menulis khusus tentang
perempuan yang dengan tepat diberi judul <i>Kitab al-Nisa’</i>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Fungsi Keluarga -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="4235676410"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Dalam kitab
terakhir ini diberikan biografi 1075 perempuan, 411 orang diantara mereka
mempunyai pendidikan agama yang cukup tinggi (Azra, tt: 70)</span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Tidak diragukan lagi, bahwa jumlah ulama perempuan yang
dikenal secara luas sebagai ulama sangat sedikit. Al-Baghdadi dalam Tarikh
Baghdad misalnya mengemukakan biografi
7799 ulama laki-laki dan hanya 32 ulama perempuan dari jumlah sebesar itu.
Tetapi Tritton (1957: 141) memperingatkan untuk tidak mempercayai sepenuhnya
jumlah ulama perempuan ini. Menurut dia dari 32 mereka yang tertulis, dua orng
ternayata bukan ulama, tetapi istri khalifah, mereka adalah Khairuzan dan
Zubaidah. Pada lain pihak, Syalabi
menganggap bahwa jumlah ulama perempuan sedikit lebih besar. Menurutnya
terdapat sejumlah 1543 ulama perempuan
dalam kitab <i> al-Ishabah fi- Tamyiz
al-Shahabah </i> karya Ibnu Hajar. Tanpa
menyebut jumlah yang pasti, ia juga beranggapan bahwa jumlah ulama perempuan
juga cukup besar dalam kitab <i>Tahdzib al-Asma‘</i> karya al-Nawawi, <i> Tarikh Baghdad</i> karya al-Baghdad dan <i>al-Dhaw al-Lami</i><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Fungsi Keluarga -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="4235676410"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
karya al-Sakhawi (Syalabi, 1954: 193). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Dalam catatan Syalabi, yang berdasarkan kamus-kamus
biografi tertentu, memberikan deskripsi singkat tentang ulama perempuan yang
paling terkenal diantaranya adalah Aisyah, istri Nabi. Diriwayatkan bahawa Nabi
sendiri memerintahkan para sahabat yang baru masuk Islam untuk menerima
pelajaran agama dari Aisyah. Dalam bidang hadist ia adalah perawi terpercaya dalam meriwayatkan
ribuan hadist. Selanjutnya adalah Nafisah, seorang keturunan Ali yang dikenal
sebagai otoritas dalam bidang hadist, selanjutnya Fatimah bin Al-Aqra’ selain dikenal sebagai ulama juga dalah
kaligrafer terkemuka. Diriwayatkan Fatimah pernah menghadiri halaqah banyak guru
terkemuka dan pada gilirannya, ia menjadi guru terkenal yang didatangi murid
dari mana-mana (Syalabi, 1954: 193). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Pada masa kejayaan Islam di zaman Bani Abbas, banyak
wanita ikut dalam kegiatan intelek,
sebagian dari wanita telah mempunyai nama yang termasyhur dalam ilmu agama dan hadist diantara Aisyah
binti Ahmad bin Qadim al-Qurthubiyah, ia adalah ahli syair, ilmu akhlak, fasih
berbicara dan mempunyai pikiran yang cemerlang
dengan tulisannya yang indah dalam menulis al-Qur’an. Begitu juga Lubna, ia adalah seorang penulis
Khalifah al-Hakam bin Abdurrahman, ia pandai menulis, seorang ahli Nahwu,
penyair, pintar dalam ilmu pengetahuan dan berhitung dan juga ada Zainab dari
Bani Uwad, seorang dokter wanita (Fahmi, 1979: 134). Di samping itu ada Nafisah binti Al-Hasan bin Zaid bin Hasan bin
Ali, ia seorang ahli hadist, dan ada Di
samping itu ada Nafisah binti Al-Hasan
bin Zaid bin Hasan bin Ali, ia seorang ahli hadist di antara beberapa perempuan yang ahli
hadist. </span><span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Banyak ulama dan mujtahid hadir ke
halaqahnya. Imam Syafi’i pun pernah datang ke Mesir menghadiri <i>halaqah</i>
Nafisah untuk mendengarkan hadist dari padanya. Begitu juga ada <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Syaikhah Syahdah</st1:city>, <st1:state w:st="on">ia</st1:state></st1:place>
memberi kuliah di masjid <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Baghdad</st1:place></st1:city>
dihadiri pelajar-pelajar dan orang banyak
baik laki-laki maupun perempuan dalam bidang agama dan sastra. Dia patut
menjadi kebanggaan kaum perempuan, karena menghiasi sejarah Islam dengan
keulamaannya.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"> Menurut Tritton (1957: 141), begitu terkenalnya Syaikhah Syuhda
ini sehingga Ibn Khalikan mengabdikan sebuah essai untuknya. Ada Zainab binti <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Abdurrahman Asy-Sya’ry</st1:city>, <st1:state w:st="on">ia</st1:state></st1:place>
seorang ulama besar mendapat ijazah dari beberapa ulama di antaranya dari Abul Qasim Zamaksyari, pengarang
Al-Kassyaf. Begitu juga ada Zubaidah istri khalifah Harun al-Rasyid, seorang
intelek dan ahli syair, Badanyah, seorang yang ahli Nahwu, lughah, Jamilah,
seorang ahli musik dan lagu. Kemudian ada Rabi’ah al-Adawiyah, aa seorang ahli
syair dan ahli tasawuf yang termasyhur. Begitu juga ada Unainah, nenek Abil
Khair Atttinay, ia seorang ulama yang mengajar, duduk di hadapadan 500
pelajar-pelajar laki-laki dan perempuan. Kemudia tercatat nama Maryam binti Abi Ya’qub al-Anshary, ia ahli
sastra dan mengajarkan sastra kepada banyak perempuan, kemudian ada Badanyah, maula
Abil Mutharraf, Abdurrahman bin Ghalbun, ia seorang ahli nahwu dan lughah,
kemudian ada Dananir, maula Yahya bin Khalid, ia ahli lagu dan ahli sya’ir,
bahkan ia mengarang kitab yang masyhur
dalam Al-Aghany (lagu-lagu) dan ada
Jamilah maula Bani Salim, ia seorang ahli lagu, bahkan guru dari segala guru
lagu, kemudian ada ‘Aliyah binti Al-Mahdy, saudari Harun al-Rasyid, ia ahli
lagu dan syair-syair, Zainab Tabibah Bani Aud, ia dokter, mengetahui ilmu
kedokteran dan obat-obatan, Ummul Hasan binti Al-Qadhi Abi Ja’far al-Thanjaly,
ia mengetahui bermacam-macam ilmu
terutama ilmu kedokteran (Yunus, 1986:
121 –123 ).<o:p></o:p><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- islamologi -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7676222815"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Kemudian ada ulama perempuan yang
bernama Hajar, kemudian Hajar mengikuti ayahnya ketika sang ayah mengadakan <i>rihlah
ilmiyyah </i>dan bertemu dengan banyak ulama, lalu mendengar ilmu dan hal-hal
lain yang mereka bicarakan. Dengan begitu Hajar menuntut ilmu, sehingga ia pada
akhirnya dikenal sebagai seorang ahli Hadist terkemuka pada masanya di
Mesir. Kemudian ada Baryam, menurut
al-Sakhawi ayahnya adalah peminat studi al-Qur’an dan karena itu banyak bergaul dengan ulama
yang ahli dalam hal ini. Baryam yang selalu diajak ayahnya tumbuh dan besar
dalam lingkungan ini dan pelajaran dia meliputi
kitab-kitab karya al-Nawawi dan al-Ghazali. Kemudian ada Zainab
al-Tukhiyyah (wafat 1388) Zaynab merupakan puteri dari Ali bin Muhammad
al-Diruti al-Mahalli, menerima pendididikan agama dari ayahnya dan anggota
keluarga lainnya. Pada waktu ia masih kecil di sebuah kampung di Mahhallat Ruh,
Delta Mesir, ayahnya mengajarinya untuk menghafal al-Qur’an, dan sejumlah kitab
yang merupakan dasar bagi pengetahuan lanjutan, khususnya dalam mazhab
Syafi’i. Kemudian ada Khadijah binti Ali
(wafat 1468) dan Nusyrwan (wafat 1468). Khadijah adalah seorang yang ahli
dalam al-Qur’an dan Hadist. Nasywan
juga terkenal karena kedalaman ilmunya. Lalu ada Khadijah binti Muhammad
(wafat 1389) yang memiliki pengetahuan
luas, khususnya dalam hadist Sahih Bukhari, ada Zainab binti Abu al-Barakat,
seorang sufi perempuan; Bay Khatun
(wafat 1391) yang mengajar hadist di Mesir
dan Syria; dan Ummu Hani (wafat 1466) ulama al-Qur’an dan Hadist yanbg sangat
terkemuka pada masanya (Azra., tt: 74-75).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Ulama perempuan memang sering
dilaporkan menjadi guru tokoh-tokoh terkenal. Dalam riwayat hidup ulama
laki-laki terkenal memang tidak jarang terdapat catatan tentang guru-guru
perempuan mereka. Menurut Tritton (1957: 143), tidak terdapat tanda-tanda bahwa
mereka segan atau sebaliknya, tidak terdapat pula tanda-tanda bahwa guru-guru
perempuan tersebut merada rendah diri
mengajar kaum laki-laki. Karena
itu para peneliti tidak jarang
menemukan syaikhah-syaikhah dalam daftar guru-guru mereka yang dimuat
dalam kamus-kamus bigorafi. Diantaranya Ibnu Hazm (wafat 1064 M) diajar oleh
beberapa ulama perempuan tentang al-Qur’an dan
sastra sampai jenggotnya lebat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"> Walaupun jumlah ulama perempuan sangat sedikit
bila dibandingkan dengan ulama laki-laki, meskipun begitu banyak juga kaum perempuan yang ahli dalam
bermacam-macam ilmu pengetahuan, sehingga tidak kalah dengan kaum
laki-laki seperti nama-nama yang
disebutkan di atas. Namun popularitas mereka masih kalah jauh dibadingkan ulama
laki-laki, begitu juga dalam produktivitas keilmuan sangat jarang atau hampir
tidak ada karya-karya monumental yang dihasilkan ulama perempuan dalam bidang
keagamaan. Di Melayu terdapat karya
ulama perempuan yang terlupakan, di antaranya adalah kitab kuning yang banyak
dibaca di Indonesia terdapat satu kitab yang dikarang oleh seorang ulama Melayu
perempuan, kitab itu diatasnamakan pamannya sendiri dikenal dengan nama kitab
Perukunan Jamaluddin, padahal pengarang sebenarnya adalah keponakannya Fatimah
cucu Syeikh Arsyad al-Banjari (Van Bruinessen, 1993: 170). <o:p></o:p></span></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- islamologi -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7676222815"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Dengan demikian, transmisi keilmuan bagi perempuan
kelihatannya lebih bayak berlangsung secara informal. Transmisi ini terutama
berlangsung dalam keluarga. Di sini, sang ayah dan ibu atau anggota-anggota
kerabat lainnya mempunyai peranan yang sangat penting, setidak-tidaknya
memberikan pengetahuan dasar keislaman
bagi puteri-puterinya. Dalam tingkatan yang lebih tinggi, seorang ayah yang
kebetulan mempunyai pengetahuan keagamaan di atas rata-rata masyarakat umumnya,
atau bahkan merupakan ulama yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses pembentukan puterinya yang kemudian dapat menjadi ulama profesional. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Dan yang paling disadari adalah jumlah pelajar-pelajar
perempuan yang tercatat dalam berbagai sumber tentang pendidikan Islam memang
sangat kecil, menurut Syalabi (1954: 190) menyimpulkan bahwa kaum
perempuan baik di Timur maupun di Barat
hanya memiliki kesempatan kecil sekali dalam memperoleh pendidikan dibandingkan
dengan kaum laki-laki. Semua ini menimbulkan kesan bahwa lembaga pendidikan
Islam, seperti masjid, madrasah terbatas hanya untuk kaum laki-laki saja.
Padahal sebenarnya tidak ada larangan sama sekali bagi perempuan untuk terlibat
dalam lembaga pendidikan tersebut. Tetapi tidak terdapat bukti yang memadai
untuk menyatakan bahwa perempuan juga belajar dalam halaqah di lingkungan
masjid. Namun, perempuan biasanya terlibat dalam ceramah
ilmiah umum yang diadakan di masjid. Maqdisi (1990: 189) menyatakan di
Baghdad bahwa banyak terdapat
majlis-majlis ilmiah yang dihadiri oleh
kaum perempuan. Selain itu, kaum perempuan
juga dapat ditemukan belajar dalam <i>halaqah-halaqah</i> khusus yang
diselenggarakan di lingkungan madrasah, rumah-rumah, mereka bahkan duduk
belajar bersama kaum laki-laki. </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Lembaga-lembaga pendidikan semacam itu adalah lembaga pendidikan
informal, namun kaum perempuan hanya mendapatkan tempat yang terbatas pada
lembaga–lembaga pendidikan formal seperti madrasah, namun perempuan mempunyai
peranan penting dalam pengembangan dan
pendirian madrasah. Banyak kaum
perempuan dari kalangan atas seperti istri sultan yang mendirikan madrasah di
kota-kota Islam di Timur Tengah. Namun peran mereka terbatas pada hal-hal yang
bersifat administratif, dan tidak ada informasi tentang adanya profesor
(Syaikhah) perempuan pada sebuah madrasah (Azra, tt: 80-81). Dengan demikian, sistem pendidikan madrasah,
baik pada tingkat murid maupun guru cenderung sangat membtasai keterlibatan
perempuan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Penutup
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Dalam Islam, laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang
sama untuk mendapatkan pendidikan, namun dalam perspektif sejarah figur perempuan tidak tampil ke depan karena
corak penulisan sejarah yang cendrung androsentrik (mengarah ke laki-laki).
Padahal peranan perempuan dalam transmisi ilmu pengetahuan sangat besar.
Tercatat nama Imam-imam besar seperti imam
Syafi’i dan Ibnu Hajar al-Asqolani yang mendapat sebagian ilmunya dari guru
perempuan. Sebagai contoh satu kitab
karya ulama Melayu perempuan yang terkenal adalah “Perukunan Jamaluddin” namun
diatasnamakan seorang laki-laki, yaitu pamannya sendiri</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt; text-align: center; text-indent: 37.4pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;">
<span style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt; text-align: center; text-indent: 37.4pt;">Daftar
Pustaka</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; tab-stops: 28.05pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span lang="IN" style="font-family: "garamond" , serif; font-size: 13pt;">Al-Qur’an al- Karim <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Ahmed,
Muniruddin,<i> Islamic Education and the
Scholar’s Social Status upto 5 th
Century Muslim Era ( 1 Th Century Christian Era ) in Light of Tarikh Baghdad. </i> Verlag: Der Islam <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Zurich</st1:place></st1:city>, 1968.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Asrohah,
Hanun, <i>Sejarah Pendidikan Islam</i>, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city> : Logos, 1999.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Azra,
Azyumardi, “Membongkar Peranan Perempuan
dalam Bidang Keilmuan” dalam Safiq Hasyim, (ed)., <i>Kepeimpinan Perempuan
dalam Islam, </i></span><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Jakarta</span></st1:place></st1:city><span lang="IN" style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">, JPPR, tanpa
tahun. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoFootnoteText" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.5in; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "garamond" , "serif"; font-size: 13.0pt;">Berkey,
Jhonatan, <i> The Transmisision of Knowkledge in Medievel Cairo
: A Social History of Islamic Education,</i> <st1:place w:st="on">Princeton</st1:place>:
<st1:place w:st="on"><st1:placename w:st="on">Princeton</st1:placename> <st1:placetype w:st="on">University</st1:placetype></st1:place> Press. 1992<o:p></o:p></span></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Bahan pelajaran -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2398116411"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-37312814503966449022017-07-31T19:48:00.000-07:002017-11-27T22:44:25.464-08:00Inovasi dalam Pendidikan: modern<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Media pembelajaran -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7170874013"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Inovasi dalam Pendidikan: </b>Memberikan Kekuatan untuk Anak-anak
Pendidikan adalah hak sosial dasar dan bisa dibilang dasar masyarakat modern. Oleh karena itu, domain mana yang memiliki hasil yang luar biasa adalah sangat penting. Sementara masih banyak menghadapi tantangan langsung memiliki akses ke pendidikan - dan ini perlu diatasi - namun kebutuhan untuk berinovasi di bidang pendidikan dan pengajaran dalam rangka untuk memastikan keberhasilan setiap siswa dan beradaptasi belajar dengan teknologi baru dan era kewirausahaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Media pembelajaran -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7170874013"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div style="text-align: justify;">
Batas Sistem Pendidikan Klasik
Prancis adalah contoh negara di mana metode pedagogis klasik tidak lagi bekerja. Sementara negara telah berhasil memberikan pendidikan universal untuk semua warganya melalui ke tingkat universitas, belum berhasil dalam menciptakan sistem yang menjamin keberhasilan intelektual dari setiap orang. Antara 2003 dan 2012, persentase siswa yang menderita kesulitan meningkat dari 16,6% menjadi 22,4%.
Sementara sistem bertujuan untuk kesetaraan dan kekakuan intelektual, negara, menurut banyak orang , telah gagal dalam tujuannya karena sistem pedagogis yang kaku dan ketat yang mencegah individu siswa dari belajar cara yang sesuai dan terbaik dengan mereka </div>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- bahan bacaan -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7380361615" style="display: block;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sistem pendidikan Perancis dengan demikian banyak kritik dan perdebatan karena ketidakmampuan untuk mengintegrasikan metode pedagogis yang lebih inklusif dan mendorong pembangunan sosial dan akademik setiap individu., Sementara sistem bertujuan untuk kesetaraan dan kekakuan intelektual, negara, menurut banyak, telah gagal dalam tujuannya karena sistem pedagogis yang kaku dan ketat yang mencegah individu siswa dari belajar cara yang sesuai dengan mereka terbaik. Sistem pendidikan Perancis dengan demikian subyek banyak kritik dan perdebatan karena ketidakmampuan untuk mengintegrasikan metode pedagogis yang lebih inklusif dan mendorong pembangunan sosial dan akademik setiap individu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara banyak kritik ketidakmampuan sistem Perancis untuk memberikan solidaritas, dukungan, dan akses guru yang diperlukan untuk semua siswa untuk mencapai kesejahteraan, adopsi baru dan mengembangkan metode pedagogis bisa berfungsi sebagai solusi.
Solidaritas dan Tanggung Jawab Pribadi: r Duflo, dalam buku kritis diakui mereka Poor Ekonomi menjelaskan bagaimana sukses program pendidikan bergantung pada memungkinkan setiap individu untuk menampilkan bakat mereka dan memiliki kesempatan dan dorongan untuk menguasai dasar-dasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara penulis difokuskan pada peningkatan pendidikan di negara berkembang, sistem pendidikan di Perancis, yang menghukum kegagalan dan menciptakan jarak antara berkinerja terbaik dan terburuk, adalah korban banyak masalah yang sama yang Banerjee dan Duflo mengidentifikasi. Mereka yang mulai gagal jarang memiliki kesempatan untuk pulih.
Namun demikian, banyak negara, sekolah, dan individu yang mengambil langkah untuk berinovasi dalam pendidikan dengan melucuti kendala klasik dan menemukan cara baru untuk melibatkan anak-anak dan remaja sehingga mereka dapat belajar untuk yang terbaik dari kemampuan mereka</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam film Demain, yang Kirkkojarvi Komprehensif
Sekolah di Finlandia disorot untuk filosofi mengajar anak-anak "bagaimana belajar" dan "mempersiapkan mereka untuk hidup." "Jika salah satu metode tidak bekerja untuk mahasiswa, yang berarti bahwa metode ini tidak cocok untuk dia," menjelaskan pembuat Demain.
Ada juga melakukan advokasi untuk masuknya "Neuroeducation" di sekolah-sekolah, bidang studi yang mengeksplorasi interaksi antara proses biologis di otak dan pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Pendukung jenis pedagogi percaya pemahaman yang lebih baik tentang fungsi kognitif otak akan memungkinkan guru untuk memperbaiki cara mereka mengajar dan melayani untuk setiap siswa. Eric Gaspar guru matematika di Perancis, menjalankan program Neuro-sup. Seminar pendidikan menginformasikan guru tentang dasar-dasar neuroeducation dalam rangka meningkatkan pemahaman mereka tentang bagaimana siswa belajar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Gaspar, ini membantu mengakhiri fatalisme bahwa banyak siswa mengalami ketika mereka menemukan diri mereka tidak mampu mengikuti kurikulum.
Pendidikan untuk Dunia Modern
Lebih jauh lagi, sementara meningkatkan pembelajaran, metode pedagogis, dan berinovasi dalam model pendidikan dapat meningkatkan pembelajaran umum, dapat juga berfungsi untuk mendorong semangat kewirausahaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Monika Diehl, dalam artikelnya Dari Kewirausahaan untuk Wirausaha Pendidikan di Sekolah Menengah Bawah, menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan telah menjadi prioritas bagi negara-negara yang telah "mengajukan kebutuhan tenaga kerja di masa depan untuk memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menciptakan pekerjaan." Dia menjelaskan bahwa "pendidikan Wirausaha adalah tentang" tidak melayani "murid dengan solusi tetap dan kuliah tetapi untuk memberikan prasyarat bagi mereka untuk mengambil inisiatif mereka sendiri." "Ini berarti pergeseran inisiatif dari guru ke murid, yang juga berarti kebutuhan bagi guru untuk melepaskan kontrol."
Jika negara-negara berharap untuk memiliki masa depan di mana orang-orang muda yang berinovasi untuk kebaikan sosial, dan membuat lompatan dalam keberlanjutan, itu berarti positif mendorong setiap siswa untuk belajar dengan cara mereka saat menemani pertumbuhan individu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih telah membaca artikel ini yang merupakan transiliasi dari artikel pakar luar ,mohon maaf jika ada kesulitan pemahanmannnya. namun menurut saya masih bisa dimengerti dan baik sekali untuk ditelaah dan dipelajari demi kemajuan bersama. </div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Media pembelajaran -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7170874013"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-33801154446061516572017-07-26T21:04:00.000-07:002017-11-27T22:58:17.836-08:00Beberapa pendekatan pembelajaran menuju student-centered learning<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Media pembelajaran -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7170874013"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Beberapa pendekatan pembelajaran
sebagai lternatif tawaran menuju student-centered learning <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa tahun terakhir dunia
pembelajaran di indonesia diperkenalkan dengan berbagai model pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada nuansa pemberian pengalaman belajar peserta
didik dengan dominasi keaktifan lebih berada pada sisi peserta didik, bukan
pada dominasi guru. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Model pendekatan pembelajaran seperti quantum teaching,
active learning, cooperative
learning, contextual teaching and
learning, dan lain-lain adalah loncatan perkembangan terbaru yang penting untuk
dicermati oleh para guru. Pendekatan pembelajaran lama yang kering nuansa dan
cenderung belum diorientasikan untuk menyenangkan peserta didik dan sering
terkesan membosankan, tegang dan kurang rileks, agaknya perlu dipertimbangkan
untuk diganti dengan pendekatan-pendekatan baru seperti yang ditawarkan pada
konsep activel learning dan quantum learning.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pertama, active learning, apa yang dipikirkan ketika mendengar istilah
“belajar aktif”? Banyak orang berpikir bahwa belajar aktif adalah membuat
peserta didik beraktifitas, bergerak, dan
melakukan sesuatu dengan aktif. Salah satu indikator pentingnya aktif adalah situasi kelas yang ramai
bergemuruh, sementara guru lebih santai. Mungkin juga ada yang berpikir aktif
menggunakan otak.<br />
<a name='more'></a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
belajar
aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran
yang komprehensif, yang meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik
aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan
dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Juga
terdapat tehnik-tehnik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok
kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan keterampilan-keterampilan,
mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik saling mengajar
satu sama lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
belajar
aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima apa yang disampaikan
guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah disampaikan.
Dengan begitu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang
baru diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu alternatif untuk
mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Belajar yang hanya mengandalkan indera
pendengaran tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
dalam
kaitan ini misalnya, mel silberman dalam karyanya active learning, 101 strategi to teach any s ubject, mengawali
tulisannya dengan mengutif kata-kata bijak konfusius, seorang filosof cina yang
hidup lebih dari 2400 tahun lalu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“apa
yang saya dengar saya lupa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
apa
yang saya lihat saya ingat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
apa
yang saya kerjakan saya paham.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
tiga
pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
ungkapan
filosof itu dikembangkan oleh mel silberman menjadi apa yang disebut dengan
active learning credo:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“apa
yang saya dengar saya lupa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
apa
yang saya dengar dan lihat saya ingat sedikit.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa yang saya dengar, lihat, dan
saya diskusikan, saya mulai paham.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan,
dan lakukan saya peroleh pengetahuan dan keterampilan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa yang saya ajarkan kepada
orang lain saya kuasai.” (silberman, 1996). <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Secara implisit mel silberman
ingin menunjukkan bahwa belajar lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa
menggunakan semua alat indra, mulai dari telinga, mata, sekaligus berpikir
mengolah informasi dan ditambah dengan mengerjakan sesuatu. Dengan mendengarkan
saja, kita tidak dapat mengingat banyak dan akan mudah lupa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada banyak alasan mengapa orang cenderung lupa terhadapa
apa yang mereka dengar. Salah satu
alasan yang paling menarik adalah berkaitan dengan jumlah kata yang diucapkan
oleh seorang guru dan kemampuan mendengar peserta didik. Sebagian besar guru
rata-rata mengucapkan kurang lebih antara 100 sampai 200 kata per menit. Jumlah
kata yang didengar oleh peserta didik sangat tergantung pada bagimana cara ia
mendengar. Kalau ia mendengarkan dengan penuh konsentrasi peserta didik mungkin
dapat mendengarkan 50 sampai 100 kata dalam setiap menitnya, atau setengahnya
dari yang dikatakan oleh guru. Hal itu disebabkan oleh mereka berpikir keras
sambil mendengar. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, peserta didik akan merasa kesulitan
mendengarkan pelajaran dari guru yang banyak bicara, apalagi bicara dengan
tempo yang cepat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kemungkinan lain peserta didik
tidak mendengarkan dengan penuh konsentrasi karena keterbatasan kemampuan
manusia untuk berkonsentrasi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu
walaupun materi yang disampaikan menarik. Ketika mendengarkan seorang guru yang
berbicara dengan tempo yang lambat, sangat mungkin peserta didik akan merasaa
bosan dan jenuh, dan pikiran mereka mulai menerawang ke mana-mana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peserta didik dalam ruang kelas mampu memperhatikan dan berkonsentrasi
penuh kurang lebih sekitar 60% dari waktu yang tersedia (pollio, 1984). Lebih
lanjut peserta didik mampu mengingat mencapai 70% informasi yang sampaikan oleh
guru pada 10 menit pertama, tetapi pada 10 menit terakhir mereka hanya mampu
mengingat 20% dari materi yang disampaikan (mckeachie, 1986).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Studi lain menunjukkan bahwa
proses pembelajaran yang menempatkan peserta didik hanya mendengar akan
menimbulkan beberapa masalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Perhatian peserta didik berkurang seiring dengan
berlalunya waktu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Hanya menarik dan cocok bagi siswa auditory<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Cenderung mengarah pada tingkat belajar rendah dari
informasi faktual.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Ini mengasumsikan bahwa siswa memerlukan informasi yang
sama dan pada langkah yang sama.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
5. Mahaiswa cenderung tidak menyukai (johnson & smith,
1991).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan menambahkan visual pada
pelajaran menaikkan ingatan dari 14% ke 38% (pike, 1989). Penelitian itu juga
menunjukkan perbaikan sampai 200% ketika kosa kata diajarkan dengan
menggunakan alat visual. Bahkan, waktu
yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai 40% ketika visual
digunakan untuk menambahkan presentasi verbal. Sebuah gambar barangkali tidak
bernilai ribuan kata, namun tiga kali lebih efektif dari pada hanya kata-kata
saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Karena mengajar menyangkut dua
dimensi (pendengaran dan penglihatan), pesan yang disampaikan hendaknya diperkuat
dengan dua sistem penyampaian. Meskipun demikian, sebagian siswa lebih
menyenangi satu bentuk penyampaian dibandingkan dengan bentuk yang lain. Dengan
menggunakan keduanya kita memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik. Akan tetapi, dengan hanya mendengarkan atau melihat,
tidak berarti proses belajar telah sempurna. Sampai di sini kita dapat mengenal
beberapa aspek yang berkaitan dengan belajar aktif. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kedua, quantum learning, asas
utama sistem pengajaran quantum: “bawalah dunia peserta didik ke dunia kita
(guru) dan antarkan dunia kita ke dunia mereka (peserta didik)”, menyiratkan
filosofi pembelajaran yang saling mengisi dan melengkapi antara kepentingan dan
kebutuhan peserta didik dengan idealisme guru dalam menanamkan pesan-pesan
pendidikan kepada peserta didik. Sangat kuat nuansa demokratis dalam proses
pembelajaran dimana guru tidak akan pernah memaksa kepentingan dan idealismenya
kepada peserta didik, tetapi memberikan penyadaran kepada peserta didik untuk
secara mandiri dan dengan kesiapan psikologis yang baik untuk menerima materi
ajar dengan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang disukai peserta
didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tugas pembelajaran yang diperankan guru di ruang-ruang kuliah
quantum yang tentu saja bervariasi dari segi potensi siswa, latar belakang
sosial-ekonomi-budaya-etnis, berbeda dari aspek kesiapan intelektual, daya
serap, pengalaman belajar dan lain-lain, menuntut guru untuk piawai
memaksimalkan pengembangan potensi yang berbeda-beda tadi tanpa menimbulkan
“konflik” dan ketegangan di antara peserta didik. Kemampuan manajemen seperti
inilah yang dikatakan abudin nata bahwa guru bertindak sebagai seorang composer
orkestra yang unggul, dimana guru mampu menempatkan posisi yang tepat bagi
tiap-tiap peserta didik yang memiliki keunggulan-keunggulan yang unik dan
beragam itu untuk selanjutnya menghadirkan sebuah proses pembelajaran yang
enjoy, fun, dan sangat disenangi siswa (nata: 2003: 36).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Nuansa demokratis dalam
pendekatan pembelajaran quantum dapat terlihat dari beberapa prinsip yang
mendasari pelaksanaan pendekatan ini. Pertama, segalanya berbicara. Prinsip ini
dimaksudkan untuk memaksimalkan penggunaan semua yang berada di lingkungan
belajar peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dimanfaatkan untuk
membantu menyampaikan pesan-pesan pembelajaran, mulai dari fasilitas yang ada
di sekililing peserta didik sampai pada bahasa tubuh peserta didik atau guru
harus “berbicara” dalam kerangka menghangatkan dan memberikan efek rileks dan
menyenangkan bagi peserta didik sebagai peserta belajar. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kedua, segalanya
bertujuan. Prinsip ini mengisyaratkan semua aktivitas yang dilakukan dalam
proses pembelajaran tidak ada yang berlangsung secara sia-sia, karena semuanya
memiliki tujuan positip dan sarat makna (meaningfull). </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ketiga, pengalaman
sebelum pemberian nama. Prinsip ini berorientasi pada pemberian kesadaran dan
kesiapan peserta didik ketika mengikuti materi pembelajaran. Seorang guru harus
memastikan peserta didik mempunyai kesiapan belajar sebelum dilaksanakan proses
belajar mengajar. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Keempat, akui setiap usaha. Prinsip ini terkait dengan
aplikasi pemberian reward (penghargaan) atas sekecil apapun hasil kerja peserta
didik. Peserta didik membutuhkan apresiasi setiap hasil pekerjaan belajarnya.
Kelima, jika layak dipelajari layak pula dirayakan. Prinsip ini terkait dengan
menanaman bibit kesuksesan dan selalu menghubungkan belajar dengan perayaan
(lihat bobbi, 2003 : 7).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada tataran yang lebih praktis,
ada dua hal yang menjadi kajian dalam menata atau pembelajaran quantum
learning, yakni: menata ruang kelas dan menata proses penyampaian materi ajar.
Penataan ruang kelas dalam pendekatan quantum learning harus memenuhi prinsip
menghadirkan suasana yang menyenangkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang
kondusif dan rancangan belajar yang dinamis. Seorang guru penting memperhatikan
suasana belajar yang memberdayakan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa lingkungan belajar yang menyenangkan seperti penataan ruang kelas yang
memberikan suasana dinamis berkorelasi terhadap hasil belajar yang tinggi. Di
sinilah guru perlu membangun niat belajar peserta didik yang tulus dan
sungguh-sungguh dan rasa saling memiliki.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada hal menarik dari pola
interaksi guru-peserta didik pada pendekatan quantum learning, bahwa perlakuan
terhadap siswa sebagai manusia yang sederajat. Prinsip ini penting untuk
membangun saling menghargai di antara guru dan peserta didik, serta menumbuhkan
semangat akademis dalam suasana dialog. Karena itu, salah satu ciri kelas
quantum learning adalah suasana yang akrab dan guru selalu terlihat ceria dan
siap membantu setiap kesulitan belajar peserta didik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Senada dengan penjelasan di atas,
nurhadi (nurhadi, 2002: 4) mengatakan pentingnya pola pembelajaran aktif dengan
memperhatikan beberapa prinsip. Pertama, belajar aktif dimulai dari lingkungan
belajar yang berpusat pada peserta didik. Kedua, pembelajaran harus berpusat
pada bagaimana cara peserta didik menggunakan pengetahuan baru mereka, dimana
strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya. Ketiga, umpan balik
amat penting bagi peserta didik yang
berasal dari penilaian (assessment) yang benar. Keempat, menumbuhkan komunikasi
belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari pandangan beberapa pakar
pembelajaran di atas, dalam sebuah proses pembelajaran yang berbasis pada
peserta didik (student-centered learning) jelas terlihat nuansa pengaktifan
potensi dan keterlibatan peserta didik dengan lebih dominan dibandingkan
dominasi guru.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di sinilah aspek pemberdayaan peserta didik semakin muncul.
Untuk menumbuhkan dan memberdayakan peserta didik di kelas, seorang guru harus
percaya akan kemampuan peserta didik dan dapat mempelajari dan menguasai materi
pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga guru tidak ragu untuk mengajarkan
hal-hal yang dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupannya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kepercayaan
inilah yang memotivasi peserta didik untuk antusias belajar karena guru telah
menunjukkan antusiasmenya dalam mengajar. Para guru juga penring membangun
simpati dan saling pengertian dengan memperlakukan peserta didik sebagai
manusia sederajat, berbicara jujur, mengetahui apa yang disukai peserta didik
dan merealisasikannya dalam pembelajaran di kelas-kelas, mengetahui cara
berpikir peserta didik dan perasaan mereka mengenai hal-hal yang terjadi dalam
kehidupan mereka. Untuk membangun sikap itu guru harus mengembangkan sikap
terbuka dan berterus terang mengenai kondisi mereka. Suasana kegembiraan dan
memberikan affirmation (penguatan, pengakuan dan perayaan) yang berupa
memberikan tepuk tangan, teriakan hore atau poster.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selain itu, guru juga penting
mencoba beberapa pendekatan dan metode pembelajaran baru yang dirancang dan dikembangkan
oleh guru sendiri. Atau guru membuat beberapa prosedur pembelajaran yang
merupakan kesepakatan antara guru dengan peserta didik. Sebut saja misalnya,
pada perkuliahan perdana seorang guru melakukan kontrak belajar kepada peserta
didik yang meliputi: strategi dan kegiatan pembelajaran, referensi dan sumber
belajar yang digunakan, materi yang akan disajikan, cara penilaian dan alokasi
waktu yang digunakan. Dengen melibatkan peserta didik dalam merancang
pembelajaran akan dapat membangun rasa saling memiliki dan rasa tanggung jawab
bersama antara guru dan peserta didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pengadaan ikon-ikon atau
poster-poster di dinding kelas, menyediakan alat bantu yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran, mengatur posisi bangku dan meja belajar di kelas dengan
variatif, memberikan aroma kelas yang berfungsi untuk relaksasi, atau bahkan
mulai mengembangkan kelas dengan menggunakan musik yang dapat mengubah mental
peserta didik dan mendukung lingkungan belajar. Untuk penggunaan musik atau
suara-suara indah dalam belajar, seperti yang ditegaskan gordon dryden dan
jeannette (2002: 310) berdasarkan hasil penelitian mereka, justru dapat
membantu mengurangi stress, meredakan ketegangan, meningkatkan energi dan
memperbesar daya ingat, serta bahkan dapat menjadikan orang lebih cerdas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam konteks perguruan tinggi,
hal penting yang patut diperhatikan oleh guru di lingkungan perguruan
tinggi—terutama ketika mengajar materi keislaman (islamic studies)
misalnya—selain mempertimbangkan suasana kelas dengan nuansa musik, juga perlu
melihat kembali orientasi pembelajaran yang tidak lagi semata-mata menggunakan
pendekatan doktriner, tetapi harus dimulai merangsang daya nalar dan potensi
pikir peserta didik. Pendekatan ini hanya dapat dilakukan oleh guru yang cerdas
dan memiliki wawasan keilmuan dan logika yang baik. Pendekatan seperti ini
bermanfaat untuk melatih peserta didik berpikir empirik, sehingga tidak
memandang doktrin islam hanya terbatas pada persoalan ritual-normatif semata.
Peserta didik di lingkungan perguruan tinggi harus diajak memahami agama secara
rasional dan membuat mereka mampu menawarkan dan mencari berbagai solusi atas
persoalan keumatan dengan pemecahan masalah yang konkrit dan terukur. Pola penataan
materi pelajaran yang terkesan mengabaikan pembentukan daya nalar perlu
direkonstruksi ulang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam kaitan ini, amin abdullah
mencoba menawarkan sebuah metodologi baru dalam proses pendidikan dan
pengajaran di lingkungan perguruan tinggi, yakni suatu pendekatan yang
melibatkan dimensi historis-empiris-saintifik. Dengan memberi bobot muatan
sosial-keagamaan melalui dimensi historis-empiris-saintifik, seorang guru
perguruan tinggi diharapkan berperan sebagai orang yang tekun membaca situasi
dan perkembangan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bukan sekedar pembaca
atau penyampai teks-teks keislaman, dan bukan pula sekedar sebagai transmiter
bahan-bahan keagamaan klasik yang memang telah berjasa pada zamannya, tetapi
belum tentu dapat diterapkan pada era sekarang. Namun demikian, amin mengakui
bahwa pendekatan ini bukan suatu yang final, karena mungkin pada klimaksnya
juga tidak dapat membentuk sikap hidup dan pandangan hidup yang jelas. Telaah
saintifik-historis-empiris, supaya lebih bermakna dan berbobot, harus dibarengi
pula oleh pendekatan doktriner-religius (amin: 64-65, ).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tampaknya metodologi yang
ditawarkan amin tersebut adalah sintesa harmonis antara
doktriner-saintifik—sehingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik tersaji
dalam satu kesatuan yang utuh lewat berbagai diskusi yang melibatkan
partisipasi peserta didik secara aktif-responsif. Bagaimana dua model
pendekatan ini dapat teramu sedemikian rupa sehingga menjadi perpaduan yang
harmonis merupakan tugas dan agenda bersama para guru perguruan tinggi pada era
sekarang ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut hasan langgulung, proses
pembelajaran dengan ilustrasi menuangkan bakul yang kosong dari bakul yang berisi
adalah merupakan pemahaman yang sudah usang. Cara memahami proses belajar
mengajar seperti itu akan selalu memposisikan siswa sebagai objek yang belum
memiliki apa-apa, sehingga memungkinkan guru untuk sungkan merangsang
terjadinya komunikasi dialogis antara pengajar- anak didik. Dan proses belajar
mengajar itu bisa berlaku, jika memenuhi syarat-syarat: pertama, ada stimulus.
Kedua, muncul respon (gerak balas siswa).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan ketiga, reinforcement
(peneguhan). Ketiga syarat itu nampaknya akan segera terlibat pada penerapan
metode munadhara (dialogis), yang oleh sejarah dibuktikan sebagai hasil penting
dari pendidikan islam, yang masa selanjutnya dianggap sebagai cara untuk
memajukan kegiatan intelektual di lembaga-lembaga pendidikan di dunia islam di
timur tengah dan barat (hasan langgulung: 362, 1992).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sejalan dengan pemikiran
tersebut, bila dihubungkan dengan tawaran friere dapat juga ditarik benang
merah bahwa pembelajaran di lingkungan perguruan tinggi berlangsung selama ini
boleh dikatakan berjalan dengan pola relasi monolog-otoriter, maka dari itu
sudah sepatutnya diganti dengan model dialogis. Pentingnya dibangun hubungan
dialogis itu, karena dialoglah yang memungkinkan akan munculnya suatu kesadaran
pada anak didik. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dasar penegasan paulo friere akan
perlunya pola dialogis itu adalah keyakinannya yang mendasar tentang peranan
pendidikan sebagai wadah yang paling strategis dalam menumbuhkembangkan
kesadaran, dan kesadaran itu hanya akan muncul manakala jati diri anak didik
diakui sebagai subyek. Pengakuan terhadap diri anak didik sebagai subyek
hanyalah mungkin terjadi dalam relasi dialogis itu (friere: 73, 2001).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Masih dalam kerangka rekonstruksi
metodologis pembelajaran berbasis student center di lingkungan perguruan
tinggi, hemat penulis, model pembelajaran di lingkungan perguruan tinggi masih
bercorak pedagogi yang selalu memposisikan peserta didik sebagai objek pasif
yang “bodoh”, sedang guru adalah subjek aktif yang pintar dan sumber kebenaran.
Pola ini sudah sepantasnya diganti dengan corak andragogi yang selalu melihat
peserta didik sebagai subyek aktif dan dalam relasi guru-peserta didik
didasarkan atas prinsip kesetaraan dan komunikasi dialogis antara keduanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selain itu pula, pendekatan
pembelajaran yang cenderung lebih banyak top down atau deduktif yang selalu
membawakan kebenaran dari atas, sehingga kurang menghiraukan kenyataan-kenyataan yang unik dan melibatkan
dengan kebutuhan keseharian hendaknya juga segera dibarengi dengan model
pendekatan bottom up atau induktif, sebagai kebalikan metode deduktif, yakni
dalam proses pembelajaran seorang guru memulai mengenalkan kasus-kasus dalam
kehidupan empiris, kemudian ditarik maknanya secara hakiki tentang nilai-nilai
kebenaran yang berada dalam kehidupan tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam kajian desain instruksional,
seorang guru sangat dituntut untuk mampu melakukan penataan terhadap kompetensi
pembelajaran, materi dan bahan ajar, metodologi pembelajaran, pengalaman
belajar, media dan sumber belajar, evaluasi, serta mampu memperkirakan waktu
yang diperlukan untuk memberikan kompetensi tertentu kepada siswa. Dari desain
ini diharapkan guru bisa memastikan dan memberikan “jaminan mutu” atas semua
yang diajarkan kepada peserta didik. Selama ini terdapat kesan bahwa proses
pembelajaran cenderung kurang memberikan jaminan mutu dan waktu yang
dialokasikan untuk sebuah pembelajaran tidak pernah dikaji dengan berorientasi
pada ketuntasan pembahasan materi ajar. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Memang harus diakui, bahwa pola
dan tradisi pembelajaran yang dipraktikkan para guru kita yang belum mengarah
pada perbaikan mutu pembelajaran, juga disebabkan sistem pendidikan kita yang
secara nasional masih lebih terkesan belum mengoptimalkan proses dan pemberian
pengalaman belajar pada peserta didik, tetapi justru sangat jelas kesan
berorientasi pada hasil belajar semata. Meskipun demikian, harapan untuk
terjadinya perubahan tidak harus pupus, dan di sinilah peran dan fungsi guru
menjadi ujung tombak perubahan pola pembelajaran di tataran yang paling praktis
di ruang-ruang kelas.<o:p></o:p><br />
<h1>
<span lang="SV" style="font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: SV;">Daftar
Pustaka<o:p></o:p></span></h1>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; text-indent: -42.55pt;">Abdullah, Amin, “Problem Epistimologis-Metodologis Pendidikan Agama”, dalam
Munir Mulkhan, dkk, </span><i style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; text-indent: -42.55pt;">Rekonstruksi Pendidikan dan Tradisi Pesantren,
Religiusitas Iptek, </i><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; text-indent: -42.55pt;">Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 6pt 0in 6pt 42.55pt; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: SV;">Al-Abrasyi, M. Athiyah, <i>Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, </i>Terj.
Syamsuddin Ashrafi, Yogyakarta: Titian Ilhai Press, 1996.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 6pt 0in 6pt 42.55pt; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: SV;">Azra, Azyumardi, “Rekonstruksi Kritis Ilmu dan Pendidikan Islam”, dalam
Munir Mulkhan dkk, <i>Rekonstruksi Pendidikan dan Tradisi
Pesantren.Religiusitas Iptek, </i>Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Beidler, Peter G. 1997. “What Makes A Good Teacher”, dalam
John K. Roth, <i>Inspiring <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Teaching</st1:city><span style="font-style: normal;">,
<st1:country-region w:st="on">USA</st1:country-region></span></st1:place><span style="font-style: normal;">: Anker Publishing. <o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Burhani, Ahmad Najib, <i>Islam Dinamis Menggugat Peran
Agama membongkar Doktrin Yang Membatu, </i><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city>: Kompas, 2001.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">De Porte, Bobbi dan Mike Hernacki, 2001.<i>Quantum Learning</i>:
<i>Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan</i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bandung</st1:city></st1:place>: Kaifa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">DePorte, Bobby DePorte dkk, <i>Quantum Teaching:
Orchestrating Student Succes</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Dryden, Gordon dan Jeannette VOS, 2002, <i>The Learning
Revolution: Belajar Akan Lebih Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan Fun</i>, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bandung</st1:place></st1:city>: Kaifa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin: 6pt 0in 6pt 42.55pt; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Freire,
Paulo, <i>Pedagogy of The Oppressed</i> </span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Friere, Paulo, <i>Pedagogi pengharapan, </i>Terj. A.
Widyamartaya, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Jogjakarta</st1:place></st1:city>:
Kanisius, 2001 <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Freire, Paolo at.al., 1999. <i>Menggugat Pendidikan:
Fundamentalisme, Konservatisme, Liberal dan Anarkisme</i>, Alih Bahasa: Omi
Intan Naomi, <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place>: Pustaka Pelajar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 6pt 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Gibson, T., Jenice, 1972. <i>Educational Psychology</i>, <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">New York</st1:place></st1:state>: Appletown
Century Crofts.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terima kasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat.<br />
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-27329179860787872842017-07-25T20:48:00.000-07:002017-12-11T00:18:18.616-08:00Apa dan Bagaimana Paradigma Student-Centered Learning<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Paradigma Student-Centered
Learning<o:p></o:p></div>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Guru hebat -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-slot="1174476410" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Paradigma pembelajaran berbasis
student center ini mengembang menjadi paradigma pendekatan belajar mutakhir,
menggeser kebiasaan lembaga pendidikan tradisional yang cenderung menempatkan
dosen sebagai pusat kegiatan
(Teacher-Centered Learning). Umum terjadi, dosen yang terlihat sangat aktif di
ruang kuliah dan menjadi subjek dominan dalam proses pembelajaran, sementara peserta
didik menjadi partisipan pasif, yakni hanya mendengar dan menerima dari
dosennya tanpa ada unsur kreatifitas.</div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Human life -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-slot="5634161215" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kecenderungan ini berkaitan juga dengan
implikasi lebih lanjut dari banking concept of education; dosen lebih
menekankan pada memorisasi, menekankan hafalan ketimbang pemikiran kritis.
Sehingga peserta didik yang baik menurut sistem pembelajaran seperti ini adalah
anak yang penurut, tidak kritis serta mematuhi aturan yang sudah ada.<br />
<a name='more'></a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sementara pembelajaran berbasis
student center dalam implementasinya, menempatkan peserta didik sebagai pusat
belajar, peserta didik harus lebih aktif beraktivitas untuk membangun suatu
pemahaman, keterampilan, dan sikap/prilaku tertentu (active learning).
Aktivitas peserta didik penjadi penting ditekankan karena belajar itu pada
hakikatnya adalah proses yang aktif di mana peserta didik menggunakan pikirannya untuk membangun
pemahaman (constructivism approach).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Model pembelajaran ini selalu melibatkan peserta
didik dalam proses pembelajaran dengan dibantu dosen sebagai fasilitator dan
pembimbing peserta didik. Para pengusung konsep ini menganggap bahwa
pembelajaran adalah sebuah tindakan seseorang
yang mencoba untuk membantu orang lain
mencapai kemajuan dalam berbagai aspek
seoptimal mungkin sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik.
Fokus pembelajaran model ini adalah memberikan pengalaman belajar bagi peserta
didik seluas mungkin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Peserta didik tidak lagi cukup
belajar hanya dengan sekedar menyerap dan menghafal secara verbal pengetahuan
yang dituangkan oleh dosen (transfer of knowledge). Potensi otak manusia tidak
hanya dapat difungsikan untuk menghafal dan mengingat, tetapi juga untuk
mengolah informasi yang diperoleh dan membangun pengertian-pengertian baru.
Inilah yang lazim disebut dengan istilah keterampilan mengolah informasi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan diaktifkan dalam proses
pembelajaran, peserta didik akan terlatih menggunakan kemampuan berpikirnya,
semakin lama semakin tinggi, semakin mampu memikirkan hal-hal yang abstrak dan
kompleks, hingga dapat menemukan gagasan-gagasan baru. Oleh sebab itu, esensi
pembelajaran aktif tidak terletak pada heboh dan gaduhnya kegiatan fisik peserta
didik, melainkan pada penggunaan tingkatan berpikir yang lebih tinggi. Peserta
didik yang diam tak bersuara menganalisis sebuah teks misalnya, layak disebut
aktif dalam belajar, karena dia menggunakan seluruh kemampuan berpikirnya untuk
melakukan analisis dan menyusun kesimpulan. Kegiatan pembelajaran seperti ini
akan menyebabkan peserta didik mampu berpikir inovatif dan kreatif.<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penggunaan
aneka kegiatan pembelajaran akan memungkinkan dosen untuk melayani berbagai
gaya belajar yang dimiliki peserta didik dalam satu kelas, sebab gaya belajar
seseorang dapat dipastikan selalu berbeda dengan orang lain, entah sebagian
atau secara keseluruhan. Perbedaan ini dikarenakan kecenderungan kekuatan
setiap modalitas belajar peserta didik berbeda-beda, misalnya ada yang kuat
dalam persepsi auditif, visual, taktil, konatif atau gabungan beberapa
persepsi.</div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Demikian juga dengan mobilitasnya, ada peserta didik yang senang
belajar dengan diam memaku, sementara yang lain baru bias berkonsentrasi ketika
bebas bergerak. Dengan demikian, paradigma pembelajaran yang berbasis kepada peserta
didik dengan berbagai pendekatan pembelajaran dan memperhatikan gaya dan
modalitas belajarnya menjadi penting untuk didiskusikan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terima kasih telah membaca artikel ini sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya,semoga bermanfaat dalam usaha mengembangkan profesionalitas dan kualitas pendidikan indonesia</div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-84192564159813992112017-07-24T20:36:00.000-07:002017-12-11T00:21:35.355-08:00Rekonstruksi Pembelajaran Student Centered<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<
Pola pembelajaran yang selama ini dipakai didalam dunia
pendidikan sudah mengalami pergeseran, dalam perkuliahan misalnya siswa selam
ini hanya mendengarkan penjelasan dari guru, siswa bertanya guru menjawab dan
begitu juga sebaliknya, akhirnya dengan pola pembelajaran yang seperti itu siswa
menjadi tumpul pemikirannya, sehingga dia tidak dapat atau sukar untuk berpikir
lebih jauh atau berkreatifitas dengan hal-hal yang lain karena ia hanya terpaku
pada guru. untuk menghindari hal tersebut, guru harus pintar-pintar mencari
solusi agar siswa dapat mencapai pengetahuan yang lebih dari apa yang ia
inginkan secara labih luas, yaitu kalau selama ini pola pembelajaran berbasis
teacher center, maka sekarang harus diubah dengan pola pembelajaran student
center, yaitu pola pembelajaran yang berpusat pada diri siswa. Dengan pola
student center ini diharapkan siswa akan dapat mengembangkan model-model
pembelajaran lain yang selama ini belum pernah ia dapatkan pada pola
pembelajaran sebelumnya.<br /><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</script>
<a name='more'></a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Secara historis-faktual sampai saat ini, pola pembelajaran
di lembaga-lembaga pendidikan Islam masing sangat kental dengan nuansa
pendekatan pembelajaran yang berbasis teacher center dimana proses
pembelajaran lebih berpusat pada guru. Out put yang dihasilkan oleh pendekatan
belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan siswa yang kurang mampu
mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang
akhirnya cenderung menjadi siswa yang pasif dan miskin kreativitas. Model siswa
seperti inilah yang sampai saat ini sering kita lihat di ruang-ruang ruang belajar di sekolahkita, yakni peserta
didik yang kurang kreatif dan terkesan pasif. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pola pembelajaran yang bersifat teacher centered ini
dibangun atas dasar pada model pembelajaran komando atau banking learning
concept. Pembelajaran model bank ini lebih memposisikan siswa seperti bank dan guru
sebagai person yang mendeposit uang ke dalamnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Buku Pendidikan -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="9857554018"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dikotomi model pembelajaran
gaya bank selalu bertolak belakang antara posisi guru dan peserta didik, yakni
jika guru ceramah siswa mendengarkan dengan tekun, guru bertanya siswa
menjawab, guru mengerti semua siswa tidak tahu apa-apa, guru mendiktekan teks siswa
mencatat, guru pandai siswa bodoh, guru sebagai subjek siswa sebagai objek, guru
membuat program belajar siswa menerima program, dan seterusnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan kata
lain, pembelajaran sebagaimana yang populer disebut Freire dengan istilah Bank
System ini berangkat dari asumsi bahwa siswa ibarat bejana kosong atau kertas
putih. Guru atau pengajarlah yang harus mengisi bejana tersebut atau menulis
apapun di kertas putih tersebut <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Konsep ini selanjutnya mewujud dalam model pendidikan satu
arah, yang anti dialog dan anti kekritisisan. Guru berbicara, dan tugas para siswa
adalah diam mendengarkan. Jikapun kemudian bertanya, pertanyaan itu mesti
menunjukkan bahwa ia adalah sosok bodoh yang mesti diterangkan berkali-kali
supaya bisa mengerti. Ajuan pertanyaan yang berpeluang membongkar kebenaran
versi sang guru, bisa dipandang bagian dari tindak pembangkangan. Maka kemudian
berkembanglah apa yang disebut dengan budaya bisu dan budaya diam. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Cara pandang seperti itu kini mulai ditinggalkan seiring
dengan munculnya kesadaran yang makin kuat di dunia pendidikan bahwa proses
belajar mengajar akan lebih efektif apabila peserta didik secara aktif
mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari pengalamannya itu, dan pada
gilirannya hasil belajar akan merupakan bagian dari diri, perasaan, pemikiran
dan pengalamannya. Hasil belajar kemudian akan lebih melekat, dan tentu saja,
dalam proses seperti itu peserta didik
didorong dan dikondisikan untuk lebih
kreatif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kesadaran baru ini dianggap lebih manusiawi karena tidak
lagi melihat siswa atau warga belajar sebagai bejana kosong atau kerta putih.
Pandangan ini menganggap peserta didik atau warga belajar sebagai manusia yang
memiliki pengalaman, pengetahuan, perasaan, keyakinan, cita-cita, kesenangan,
dan keterampilan. Oleh karena itu, pengalaman mereka harus dihargai dan
diangkat dalam proses dan aktivitas
pembelajaran di kelas. Hal ini juga berimplikasi terhadap perlunya strategi
pembelajaran yang interaktif, baik antara siswa dengan guru maupun antar siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Fenomena yang tampak di ruang-ruang kelas di lembaga
pendidikan kita, sampai saat ini terdapat realitas bahwa mayoritas guru masih
asyik dan enjoy dengan pola pembelajaran konvensional dan terkesan belum memiliki kemampuan untuk
mengaplikasikan varian metodologi pembelajaran aktif yang bernuansa
mengaktifkan para siswa (active learning). Melihat kenyataan demikian, maka
menurut hemat penulis tidak dapat ditawar lagi dan merupakan keniscayaan untuk
segera melakukan langkah-langkah pengembangan kompetensi guru pada wilayah
kajian epistemologis-metodologis tentang pembelajaran yang berbasis kepada
student center (student-centered learning).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
terima kasih telah membaca artikel ini yang disadur dari tulisan Prof.Kasinyo harto.( dekan Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang ) semoga bermanfaat untuk para pembaca terutama orang yang berkecimpung di dunia pendidikan.</div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Bahan pelajaran -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2398116411"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-90854797533394383332017-07-04T04:57:00.000-07:002017-12-11T00:24:34.549-08:00SELUK BELUK BIMBINGAN KONSELING PADA SEKOLAH<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dasar </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pemikiran
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata
terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan)</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">atau ketentuan dari atas, namun yang
lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Konseli
sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih
kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kehidupannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Perubahan yang terjadi dalam lingkungan
dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan
yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan
melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya
stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku. adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara
sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau
kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Tugas-tugas Pelayanan
perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli,
sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar <em>(standard
based guidance and counseling)</em>. Standar dimaksud adalah standar kompetensi
kemandirian.</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini
menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah
lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang
tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait lainnya (seperti instansi
pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pendekatan ini
terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan
dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau mewujudkan
potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<b><span lang="EN-SG">1. Pengertian
Bimbingan<o:p></o:p></span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan
pasal 25 Peraturan Pemerintah nomor 28/90 bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(Chiskolm,1959).
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu
individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman
terhadap potensi diri yang dimiliki. “Bimbingan merupakan kegiatan yang
bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard &
Fullmer ,1969). Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa
bimbingan</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dilakukan untuk meningkatakan pewujudan
diri individu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk
mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">“Bimbingan
sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang
sistematik” (Mathewson,1969). Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai
pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini
menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan
yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar. <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG">Dari beberapa
pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil
kesimpulan tentang pengertian Bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah
: “Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan
sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus
untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta
dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan
kesejahteraan masyarakat” <o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-SG">2. Pengertian Konseling <o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-SG">Secara Etimologi berasal dari
bahasa Latin “<i>consilium </i>“artinya
“dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” .
Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “<i>sellan</i>” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan</span><span lang="IN">”. </span><span lang="EN-SG">Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembang</span><span lang="IN">a</span><span lang="EN-SG">n dirinya,</span><span lang="EN-SG"> </span><span lang="EN-SG">dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang
dimilikinya ,</span><span lang="EN-SG"> </span><span lang="EN-SG">proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. (Mc. Daniel,1956) Konseling
meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan
potensi-potensi yang unik dari individu
dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketig</span><span lang="IN">a </span><span lang="EN-SG">hal tersebut.
(Berdnard & Fullmer ,1969) Hal-hal pokok yang terdapat pada pengertian
Konseling menurut ahli yang tersebut diatas adalah: Rumusan (Pepinsky &
Pepinsky,dalam Shertzer & Stone,1974) 1. Konseling adalah suatu proses interaksi
antara dua orang individu,masing-masing disebut konselor dan klien. 2.
Dilakukan dalam suasana yang professional Bertujuan dan berfungsi sebagai alat (wadah)
untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien. Rumusan (Smith,dalam Shertzer
& Stone,1974) 1.Konseling merupakan
suatu proses pemberian bantuan 2. Bantuan diberikan dengan meng
interpreswtasikan fakta-fakta atau data,baik mengenai individu yang dibimbing
sendiri maupun lingkungannya,khususnya menyangkut pilihan-pilihan,dan rencana rencana
yang dibuat. Berdasarkan Rumusan diatas maka yang dimaksud dengan Konseling
adalah: “Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara Konseling
oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu yang sedang mengalami
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dialami
oleh klien</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.Prinsip-prinsip Bimbingan Dan
Konseling<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Manusia adalah mahluk
filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan berpikir, mausia juga
memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. </span><span lang="SV" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan
kemerdekaan untuk memilih dan megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau
tiap – tiap potensi tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ada
beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya:</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">a. Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> dirinya sendiri dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus)
pada individu yang dibimbing </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap
individu memiliki karakteristik <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> tersendiri. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim
pembimbing di lingkungan lembaga <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> hendaknya diserahkan kepada ahli atau
lembaga yang berwenang menyelesaikannya. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> akan dibimbing. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai
dengan kebutuhan individu dan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> masyarakat. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> g. Program bimbingan di lingkungan lembaga
pendidikan tertentu harus sesuai dengan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> program pendidikan pada lembaga yang
bersangkutan. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan
dikelola oleh orang yang memiliki <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> keahlian dalam bidang bimbingan, dapat
bekerja sama dan menggunakan sumber-<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> sumber yang relevan yang berada di dalam
ataupun di luar lembaga penyelenggara <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> pendidikan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">i. Hendaknya melaksanakan program
bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> dan pelaksanaan program (Nur
Ihsan, 2006 : 9) </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rumusan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah berkenaan dengan
sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan, penyelenggaraan pelayanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Diantara
prinsip-prinsip tersebut adalah : </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">2.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah
individu</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">4.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pri</span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">nsip-prinsip
berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">5.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah
dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<strong><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;"> </span></strong><strong><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">KESIMPULAN</span></strong><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prinsip-prinsip BK merupakan pemanduan hasil-hasil
teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi
penyelenggaraan pelayanan. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<strong><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">a.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan : </span></strong><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 37.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -19.5pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu
tanpa memandang umur jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 37.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -19.5pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi
dan tingkah laku individu dan memperhatikan tahap-tahap atau berbagai aspek
perkembangan individu, serta memberikan perhatian utama kepada perbedaan
invidual yang menjadi orientasi pokok pelayanan. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 37.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -19.5pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<strong><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">b. Prinsip yang
berkenaan dengan permasalahan individu </span></strong><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisus individu terhadap penyesuaian
dirinya dirumah maupun disekolah, dan yang menjadi faktor timbulnya masalah
pada individu adalah kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<strong><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">c.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan </span></strong><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> - Bimbingan
dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan
individu;</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> - Program
bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dngan kebutuhan individu,
masyarakat dan kondisi lembaga serta disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi. </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<strong><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">d.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan</span></strong><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">- Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
mengembangkan invidu sehingga keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh
individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">- Permasalahan
individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.</span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<strong><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">e. Prinsip
bimbingan dan konseling disekolah </span></strong><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prinsip BK disekolah menegaskan bahwa penegakan dan
penumbuh kembangan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya mungkin
dilakukan oleh konselor profesional yang sadar akan profesinya, dan mampu
menerjemahkan ke dalam program dan hubungan dengan sejawat dan personal sekolah
lainnya, memiliki komitmen dan keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap
variasinya disekolah, dan mampu bekerja sama serta membina hubungan yang
harmonis-dinamis dengan kepala sekolah. </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Buku Pendidikan -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="9857554018"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<span lang="IN"> </span><strong style="text-align: center;"><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NO-BOK;">DAFTAR PUSTAKA</span></strong><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 45.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hallen, 2002. <em>Bimbingan dan Konseling</em>.
Liputan Press : Jakarta </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kagan,Norman,
Interpersonal Proses Recall A Method of Influencing Huma. 1980.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Houston</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 45.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Nurihsan Juntika. 2006. <em>Bimbingan dan Koseling
dalam Berbagai Latar Kehidupan</em>. PT RFIKA ADITAMA : Bandung </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 45.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prayitno dan Erman Amfi. 1995. <em>Dasar-dasar
Bimbingan Konseling</em>. Reneka Cipta : Jakarta </span><span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prayitno,
Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP, Jakarta PT Ikrar Mandiriabadi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Jakarta; 1997.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-undang No.20.2003.Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> <b><o:p></o:p></b></span></div>
<br /><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</ins>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0Palembang, Palembang City, South Sumatra, Indonesia-2.9760735 104.77543070000002-3.2297935 104.45270720000002 -2.7223535 105.09815420000001tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-11816757388246415302017-03-22T22:10:00.003-07:002017-11-27T23:03:48.310-08:00Peranan Komunikasi dalam Hubungan Kerja <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Pendahuluan</span></b></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Dalam rangka mencapai
visi dan misinya organisasi instansi pemerintah memerlukan kinerja yang tinggi
dari seluruh personal pimpinan dan staf instansi tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Kinerja yang tinggi
dari suatu organisasi pemerintah mutlak diperlukan untuk menjawab tantangan
perubahan tuntutan masyarakat modern yang semakin hari semakin besar. Tanpa
kinerja yang tinggi maka organisasi/ instansi pemerintah akan kehilangan
kepercayaan dari warga masyarakat. Untuk mewujudkan kinerja yang tinggi antara
lain dibutuhkan komitmen bersama antara pimpinan beserta seluruh jajaran staf
pelaksana, komitmen perlu dipelihara dan senantiasa ditingkatkan. Hubungan
kerja antara personil harus kondusif, kondisi ini secara berkesinambungan
penting untuk dibangun dan terus ditingkatkan melalui komunikasi yang efektif. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Salah satu fungsi
manajemen yang sangat penting adalah fungsi komunikasi. Komunikasi yang baik
dapat menjadi perekat berbagai elemen yang ada di jajaran sebuah instansi.
Komunikasi dapat berperan sentral karena dia merupakan salah satu sarana yang
digunakan untuk berkoordinasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di berbagai
level bahagian organisasi. Dengan pengertian lain dapat dikatakan bahwa elemen
fungsi-fungsi organisasi lainnya seperti, kepemimpinan, koordinasi, pengambilan
keputusan dan pengorganisasian tidak dapat terlepas dari peran komunikasi.</span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Peranan komunikasi
yang efektif dalam menciptakan suasana atau iklim kerja yang kondusif sangat
dominan. Terutama dalam kegiatan kerja di sebuah instansi formal seperti di
lingkungan perkantoran. Hubungan yang harmonis antara sesama pegawai, antara
para pimpinan dengan bawahan dan antara sesama pimpinan di semua level, sangat
dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang terjadi di lingkungan kerja mereka.
Dari komunikasi yang efektif dapat dihasilkan motivasi kerja yang tinggi dan
pada gilirannya sangat membantu para pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diembannya secara efektif dan efisien. Sebaliknya dari sistim komunikasi
yang buruk cenderung dapat mempengaruhi hubungan kerja, yang akan berdampak
kepada pencapaian kinerja, secara individual ataupun secara kolektif dan akan
berdampak buruk terhadap pencapaian kinerja di lingkungan tempat kerja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Kemampuan
berkomunikasi secara efektif merupakan salah satu kebutuhan utama bagi para aparatur
di instansinya, terutama dalam penyampaian berbagai instruksi yang harus
dipahami secara jelas oleh para staf atau bawahan dalam pelaksanaan kerja,
sehingga tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Teknik penyampaian pesan (berkomunikasi) yang disampaikan dengan cara
yang sopan dan santun oleh unsur pimpinan akan memberikan kesan rasa hormat dan
simpati bagi para staf atau bawahan. Kondisi ini akan menjadi pemicu semangat
bagi bawahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Jika kemampuan berkomunikasi
yang efektif dapat diterapkan oleh para pimpinan dan segenap jajarannya, maka
akan sangat membantu menciptakan iklim kerja yang kondusif di lingkungan kerja
dan sekaligus dapat memicu semangat kerja para pegawai dalam mencapai tujuan
dan sasaran organisasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Perlunya Komunikasi Efektif dalam Membangun Kinerja Kondusif </span></b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">A. Lingkungan Kerja </span></b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Kondisi lingkungan
kerja akan sangat memberi pengaruh bagi pegawai yang berada di lingkungan
tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa terpicunya motivasi kerja,
semangat kerja dan rasa bangga pada diri pegawai di lingkungan kerjanya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Robbins (1995 : 226) bahwa:Lingkungan dapat
diidentifikasi sebagai segala sesuatu yang berada di luar batas organisasi, lingkungan
dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan umum mencakup yang mungkin mempunyai
dampak terhadap organisasi, namun relevansinya tidak sedemikian jelas.
Sedangkan lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung
relevan bagi organisasi dalam menciptakan tujuannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Bertolak dari
ungkapan Robbins sebagaimana tersebut di atas, lingkungan kerja yang memberikan
dampak secara langsung bagi organisasi dalam mencapai tujuannya adalah
lingkungan khusus yang ada pada suatu instansi. Mereka terdiri dari kalangan
pimpinan dan staf, mereka mempunyai hubungan kerja sesuai hirarkhi yang berlaku
di instansi tersebut. Lingkungan kerja suatu instansi mempunyai situasi dan
kondisi yang berbeda instansi lainnya. Ada instansi yang mempunyai lingkungan kerja
sangat kondusif, ada pula instansi yang lingkungan kerjanya cukup kondusif, dan
ada juga yang hanya kondusif dan kurang kondusif. Kondusif atau tidaknya sebuah
lingkungan kerja pada suatu instansi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satu di antaranya adalah melalui jalinan komunikasi. </span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Dengan demikian
hubungan komunikasi yang berkualitas sangat membantu terbentuknya lingkungan
kerja yang harmonis. Lingkungan kerja pegawai pada sebuah instansi sangat
bervariasi bentuknya, namun secara umum terdiri dari unsur pimpinan dan staf.
Karakteristik yang dimiliki kalangan pimpinan juga berbeda-beda, begitu pula
halnya dengan para staf. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan, lingkungan
dan pengalaman masalalu masing-masing. Mereka saling berinteraksi dalam
mengerjakan tugas tugasnya namun berbeda dalam hal perilaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Menurut Abdulsyani
(1987: 266) </span><span style="color: windowtext; font-family: "arial" , sans-serif;">Kaitan antara
perilaku kepemimpinan dan perkembangan kemampuan para bawahan dapat diperinci
sebagai berikut, 1) Perilaku instruksi ditujukan pada tingkat perkembangan para
bawahan yang paling rendah. 2) Perilaku konsultasi lebih tepat ditujukan kepada
para bawahan yang tingkat perkembangannya antara rendah dan sedang. 3) Perilaku
partisipasi lebih tepat ditujukan pada para bawahan yang tingkat perkembangannya
antara sedang sampai tinggi. 4) Perilaku delegasi lebih tepat ditujukan kepada
para bawahan yang tingkat perkembangannya relative lebih tinggi.</span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: windowtext; font-family: "arial" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Sehubungan dengan
penjelasan Abdulsyani seperti tersebut di atas, terdapat berbagai level pada
suatu lingkungan kerja. Pada setiap level memiliki kemampuan menerima perlakuan
yang berbeda-beda pula, sehingga para pimpinan perlu memiliki pengetahuan yang
dapat disesuaikan dengan pelaksanaan perlakuan di setiap tingkatan bawahan.
Sekiranya yang terjadi para pimpinan menyamaratakan perlakuan perilaku di semua
level, dengan pengertian lain apabila sang pimpinan tidak membedakan cara
perlakuan dalam berkomunikasi sesuai level yang ada, maka bukan tidak mungkin
yang akan terjadi adalah terbentuknya iklim kerja yang jauh dari kondusif dan
pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap pencapain kinerja organisasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Di sisi lain,
lingkungan kerja senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan ilmu dan
pengetahuan serta perkembangan teknologi. Terhadap suatu perubahan lingkungan
kerja, terutama yang direncanakan akan dapat disusun langkah langkah
penyesuaian untuk menghadapi perubahan tersebut, tetapi terhadap perubahan
lingkungan kerja yang tidak direncanakan namun perubahan itu tetap terjadi,
maka lingkungan harus mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan
dimaksud.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">B. Pemicu Motivasi Kerja </span></b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Komunikasi sebagai
sarana untuk mengirim atau menyampaikan pesan, Ide, pendapat, perasaan,
gagasan, berita atau informasi dari seseorang kepada orang lain, Pesan yang
dikirim dapat berupa perintah pemberitahuan dan lainnya dalam bentuk lisan,
tulisan, kode, gambar dan lainnya. Terdapat dua orang atau lebih yang terlibat
dalam proses komunikasi. Komunikasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan
sebaliknya dapat pula mengalami gangguan dengan hasil yang tidak memuaskan
karena pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik dan jelas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Menurut , Endang
Lestari G dan M.A Malik (2006; 24) mengatakan bahwa: <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Terdapat tiga unsur
komunikasi: 1) Pengirim pesan atau sering juga disebut sebagai sender
komunikator; 2) Penerima pesan atau sering disebut sebagai komunikan; 3) Media
atau saluran yang digunakan sebagai alat untuk mengirim pesan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Berdasarkan pendapat
Endang Lestari G dan MA. Malik, bahwa proses komunikasi yang melibatkan dua
orang atau lebih dengan menggunakan media atau tidak, akan berlangsung selama
adanya kesamaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Namun begitu belum
tentu akan dapat menghasilkan kesamaan makna. Pada sisi lain bukan tidak
mungkin bagi mereka yang terlibat dalam proses komunikasi itu, bukan saja
saling mengerti bahasa tetapi juga dapat menangkap makna yang sama dari proses
komunikasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Dengan demikian
komunikasi seharusnya mengandung kesamaan makna antara pihak-pihak yang
terlibat dalam proses komunikasi, karena dari proses komunikasi bukan hanya
sekedar informatif yang menyebabkan orang lain dapat mengerti dan paham tentang
apa yang disampaikan, tetapi juga persuasif di mana orang lain dapat bersedia
menerima pengertian yang lebih dalam dan memiliki keyakinan untuk melakukan
sesuatu perbuatan atau kegiatan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Kualitas hubungan
antar pegawai dalam sebuah instansi ditentukan oleh tingkat harmonisasi yang
ada di lingkungan instansi tersebut. Dari pelaksanaan komunikasi yang buruk
akan menimbulkan hubungan yang kurang harmonis di antara sesama pegawai. Oleh
karena itu peranan komunikasi dalam memicu iklim kerja yang harmonis di
lingkungan kerjanya sangatlah diperlukan. Para aparatur dituntut untuk pandai
membaca hal hal yang menyebabkan timbulnya perbedaan atau gap di antara mereka
sesama aparatur. Melalui proses keterbukaan dan komunikasi yang sopan dan
santun diharapkan suasana yang kurang kondusif dapat dibangun kembali sehingga
para staf dapat termotivasi dalam memperbaiki hubungan dan pelaksanaan kerja di
lingkungan intansinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Richard .M. Steers
(1980 : 19) mengungkapkan bahwa: Motivasi atau biasa juga disebut kebutuhan
adalah keadaan intern diri seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah
lakunya kepada sasaran tertentu. Motivasi seseorang dapat meliputi kebutuhan
berprestasi , afiliasi (perasaan diterima) kekuasaan kemampuan dan seterusnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Secara kolektif
(individual atau kelompok) dalam sebuah organisasi instansi mempunyai keinginan
untuk dapat bekerja dalam suatu lingkungan kerja yang penuh dengan keakraban,
kondisi yang nyaman dan aman serta memungkinkan untuk berprestasi dalam
pelaksanaan tugas-ugas yang diembannya. Kondisi yang menjadi keinginan para
pegawai di lingkungan kerja ini dapat diwujudkan melalui teknik berkomunikasi
yang efektif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Ada empat (4) dimensi
komunikasi dalam organisasi, yakni: <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 9.05pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">1)
<i>Downward Communication </i>yaitu komunikasi yang berlangsung ketika
orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: pemberian
atau penyimpanan instruksi kerja (<i>job instruction</i>), penjelasan dari
pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan <i>(job rationale</i>),
penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku <i>(procedures
and practice</i>) dan pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih
baik. <o:p></o:p></span></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 9.05pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">2)
<i>Upward communication </i>yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan <i>(subordinate</i>)
mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas
adalah: penyampaian informasi tentang pekerjaan-pekerjaan yang sudah
dilaksanakan, penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan atau
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, [penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan dan penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya
sendiri maupun pekerjaannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 9.05pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">3)
<i>Horizontal communication </i>yaitu: komunikasi yang berlangsung di antara
para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsinya
adalah: memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi
informasi, upaya pemecahan konflik dan membina hubungan melalui kegiatan
bersama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">4) <i>Interline
communication </i>yaitu: tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati
batas-batas fungsional. Pejabat fungsional paling banyak menggunakan komunikasi
lintas saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan
jabatan fungsional. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Para pimpinan dan
jajarannya harus menjadi motor penggerak dalam membangun hubungan kerja yang
kondusif di lingkungan kerjanya melalui efektifitas komunnikasi. Pada sisi lain
para staf atau bawahan tidak hanya dituntut untuk dapat menjadi komunikan yang
baik yang dapat dengan cepat dan tepat menangkap pesan komunikator, sebaliknya
juga mampu sebagai komunikator yang baik, pandai membaca suasana dan
menyampaikan komunikasi dengan jelas, lugas dan beretika. Siapapun yang ada di
lingkungan sebuah organisasi instansi dapat menyadari bahwa komunikasi yang
efektif harus dibangun ,dikembangkan dan dipelihara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Sehubungan dengan
komunikasi yang berkaitan dengan pimpinan, George R.Terry (1991 :144)
mengatakan bahwa:"</span><span style="color: windowtext; font-family: "arial" , sans-serif;">Komunikasi merupakan
cara untuk memudahkan manajemen, akan tetapi bukan merupakan kegiatan yang
berdiri sendiri dan menjadi bahagian yang pokok dari segala sesuatu yang
dikerjakan oleh manajer dua pertiga dari waktu manajer terpakai untuk
berkomunikasi memberikan informasi penuh kepada rekan-rekan sekerjanya dan
mendapatkan saling pengertian merupakan hal-hal yang penting sekali, sehingga
ada beberapa pihak yang menarik kesimpulan bahwa manajemen adalah
berkomunikasi. Akan tetapi sesungguhnya berkomunikasi adalah merupakan bagian
dari manajemen.</span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: windowtext; font-family: "arial" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Dengan demikian
fungsi komunikasi tak dapat terlepas dari kegiatan manajemen, adalah tidak
mungkin menjalankan roda-roda organisasi tanpa komunikasi. Persoalannya
bagaimana seorang mana jemen dalam mengendalikan dan menjalankan kepemimpinanya
melalui komunikasi yang efektif, komunikasi yang memberikan dampak terhadap
peningkatan dan kenyamanan hubungan kerja dilingkungan instansinya. Kondisi
yang demikian diharapkan dapat memicu lahirnya lingkungan kerja yang kondusif. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Efektivitas
komunikasi yang mampu menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif adalah
impian setiap pegawai, di samping memberikan rasa bangga berada di lingkungan
kerjanya, sekaligus akan dapat memotivasi pekerja untuk bersemangat mewujudkan
hasil kerjanya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><b>Kesimpulan</b></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Pakar menjelaskan
tentang fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.
Namun fungsi-fungsi tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, sesama fungsi
mempunyai saling ketergantungan yang erat. Di antara fungsi-fungsi tersebut
fungsi komunikasi sangatlah dominan keberadaannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Mengingat pentingnya
komunikasi sebagai sarana penghubung dalam kegiatan pelaksanaan kerja, maka
keterampilan penguasaan teknik berkomunikasi yang baik dan efektif perlu
dimiliki setiap personal yang ada dalam suatu instansi atau organisasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Salah satu sumberdaya
organisasi yang tidak dapat dipersamakan nilainya dengan yang lain adalah
sumberdaya manusia (SDM). Keberadaan (SDM) personil pada suatu instansi atau
organisasi memiliki posisi yang sangat strategis, walaupun setiap personil yang
ada dalam organisasi memiliki potensi yang berbeda dan masing-masing individu
dapat mempengaruhi individu lainnya, adakalanya pengaruh yang diciptakannya
semakin lama semakin kuat dan luas serta turut membentuk kondisi baru di
lingkungan kerja organisasinya. Para personil tidak terdorong untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, mereka kehilangan motivasi, hubungan
kerja sesama pegawai tidak lagi harmonis, hilangnya rasa kebanggaan menjadi
pegawai pada lingkungan tempat kerjanya. </span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Kondisi ini secara lambat laun akan
sangat berpengaruh kepada pelaksanaan tugas dan pada akhirnya akan berdampak
negatif terhadap capaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Menghadapi
fenomena seperti uraian tersebut di atas, maka fungsi dan keberadaan para
pimpinan akan menjadi tumpuan harapan, karena di tangan merekalah gambaran
situasi dan kondisi organisasi saat ini dan masa mendatang diputuskan. Oleh
karena itu kemampuan pimpinan dalam mempengaruhi dan mengarahkan para personil
agar berada dalam situasi dan kondisi kerja yang kondusif sangat diperlukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><b>Referensi</b></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Winardi, 2006.
Manajemen Perkantoran dan Pengawasan; Mandar Maju, Jakarta. </span></i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Abdulsyani, 1987.
Manajemen Organanisasi, PT Bina Aksara Jakarta Flippo Edwin 1992, Manajemen
Personalia, Alih Bahasa , Moh. Masud Erlangga, Jakarta. </span></i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Lestari Endang dan
Maliki MA, 2009. Komunikasi Yang Efektif, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
</span></i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Schein H Edgar, 1983.
Psikologi Organisasi, PT Pustaka Binawan Pressindo, Jakarta. </span></i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";">Siagian P Sondang,
1989. Filsafat Administrasi, CV . Haji Mas Agung, Jakarta. </span></i><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "arial" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ruslan
Rosady, 2005. Manajemen Public Relations and Media Komunikasi, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.</span></i><span lang="IN" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- ilmu pemerintahan -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="9380586414" style="display: block;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-35332371224896081672017-02-13T18:18:00.001-08:002017-11-27T23:04:45.620-08:00Diklat Publikasi Ilmiah di Beltung Timur<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/Pi-TpN9sfhM" width="459"></iframe><br />
Diklat publikasi ilmiahyang diadakan di kota Manggar ibu kota Belitung Timur bertempat di gedung Madrasah Tsanawiyah Manggar.<br />
Diklat publikasi ilmiah ini diadakan dalam rangka memenuhi tugas kediklatan yang dilakukan oleh Balai Diklat Keagamaan Palembang dalam program diklat yang disebut Diklat Ditempat Kerja.Diklat DDTK dilakukan selama satu minggu yang diikuti oleh 35 orang peserta diklat .terdiri dari guru madrasah Ibtidaiyah.Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.<br />
<br /><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Dalam pelaksanaan diklat dilakukan dengan penekatan andragogi yaitu pendekatan pembelajaran orang dewasa, dimana widyaiwara atau tutor hanya bertinak sebagai fasilitator.dalam konsep Tutwuri Handayani.<br />
Peserta diklat belajar dengan serius dan penuh semangat.dan dengan diikuti oleh presentasi kelompok atau perorangan dan diselingi dengan diskusi kelompok yang bersipat problem solving. kemudian peserta mencoba dilatih untuk menulis berbagai bacam karya publikasi ilmiah baik dalam bentuk tulis ilmiah populer,Tinjauan ilmiah dalam bentuk ulasan ilmiah serta penelitian lapangan dalam bentuk Peneltian Tindakan Kela dan Linnya.<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cara Mengajar yang efektif -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="9065021218"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-67831583587202927622017-02-01T20:04:00.003-08:002017-11-27T22:55:42.535-08:00Diklat PTK PERING SEWU LAMPUNG<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/OQOo9av8bzk" width="459"></iframe>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-6100433806666061342017-02-01T20:04:00.001-08:002017-11-27T22:55:59.941-08:00Informasi pendidikan<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/OQOo9av8bzk" width="459"></iframe>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-20580614541682241512017-02-01T19:48:00.001-08:002017-02-01T19:48:17.458-08:00Diklat PTK Pering Sewu<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/OQOo9av8bzk" width="459"></iframe><br />
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script><br />
<!-- Target pendidikan --><br />
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2680694819"></ins><br />
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><br />
<br />
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script><br />
<!-- Inovasi Pendidikan --><br />
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8727228415"></ins><br />
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><br />
<br />
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script><br />
<!-- Modernisasi Pendidikan --><br />
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7250495215"></ins><br />
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-33468203729788261692016-12-18T23:09:00.003-08:002017-11-27T22:57:55.328-08:00Cara membuat Media Belajar dan Jenisnya<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Media yang dapat dibuat dalam pembelajaran ekonomi tidak
terbatas jenis dan bentuknya, tergantung hasil pemilihan mana yang paling
tepat. Dari sekian banyak media yang cocok untuk, di antaranya media grafis
seperti poster, bagan, diagram, kartun, flipchart, dan lain-lain. Selain itu
tren saat ini adalah penggunaan media berbasis komputer seperti media
presentasi. Oleh sebab itu tepat jika guru/dosen mampu membuat media minimal
media grafis dan media presentasi berbantuan komputer.<br />
<a name='more'></a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Flipchart<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai
kalender berukuran 50X75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai
flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya . Flipchart
dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Cara mendesain Flipchart<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<
Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, pertama
Flipchart yang hanya berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi
pesan pembelajaran. Kedua, Flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang
telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan
dan lain-lain. Berdasarkan tujuan yang telah kita tentukan maka dipilih bentuk
Flipchart yang sesuai.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Membuat Flipchart yang sudah berisi pesan pembelajaran
diperlukan tahap-tahap seperti: membuat alat penyangga dari kayu, kemudian
mengumpulkan gambar¬gambar yang relevan dengan tujuan, menuliskan pesan pada
kertas atau kalau perlu objek gambar yang sudah ada misalnya dari koran atau
majalah dapat ditempelken,diatur komposisinya, jika gambar langsung dibuat pada kertas
tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dulu, membuat outline dan mewarnai.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam
bentuk uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada
buku teks namun materi disarikan, diambil pokok-pokoknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Cara Menggunakan Flipchart<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1) Mempersiapkan diri: Dosen/Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan
baik, dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2) Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi flipchart, sehingga dapat
dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3) Pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran,
atau leter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4) Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu
diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5) Sajikan
gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran
gambar flipchart dan berikan keterangan yang cukup.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6) Beri
kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa mau bertanya,
meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau
masih kurang jelas. Beri kesempatan siswa memberikan komentar terhadap isi
flipchart yang disajikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7) Menyimpulkan Materi. Dorong siswa berperan aktif
menyimpulkan materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu maka siswa atau
guru kembali membuka beberapa flipchart yang dianggap penting.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Flash Card<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu
bergambar yang berukuran 25X30cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan
atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada
lembaran¬lembaran flashcard. Gambar-gambar pada flashcard merupakan rangkaian
pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang
dicantumkan pada bagian belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil
siswa tidak lebih dari 30 orang siswa. Kelebihan flashcard antara lain mudah
dibawa, praktis, gampang diingat, menyenangkan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Cara Pembuatan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1) Siapkan
kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini
berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2) Kertas
tersebut diberi tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris,
untuk menentukan ukuran 25X30 cm<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3) Potong-potonglah kertas duplek tersebut dengan gunting atau kater hingga
tepat berukuran 25X30 cm. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang
akan ditempelkan atau sejumlah materi yang dibutuhkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4) Jika
objek gambar langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu
dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas
concord atau kertas karton.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Pembelajaran modern -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-slot="1352396813" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
5) Mulailah
menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pensil
warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan ukuran yang sesuai lalu
setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6) Jika
gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar
yang di jual di toko, majalah, koran, maka selanjutnya gambar¬gambar tersebut
tinggal dipotong sesuai dengan ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat
atau lem kertas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7) Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian
belakang kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek pada halaman muka.
Nama-nama ini biasa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan
Inggris.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Cara Menggunakan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1)
Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke
depan siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2) Cabutlah
satu per satu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3) Berikan
kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk di dekat
guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu per satu, lalu
teruskan kepada siswa yang lain sampai semua siswa kebagian.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4) Jika
sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah
kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba
misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberikan perintah,
misalnya cari gambar candi hindu, maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut
untuk mengambil kartu yang bergambar candi hindu yang belakangnya bertuliskan
ciri¬ciri candi hindu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Flanelgraf<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa
guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilapisi
ampelas. Guntingan gambar tersebut ditempelkan pada papan yang dilapisi flanel
yang berbulu sehingga melekat. Ukuran papan flanel adalah 50X75 cm,
dipergunakan untuk pembelajaran kelompok kecil 30 orang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kelebihan Flanelgraf antara lain gambar-gambar yang moveable
dapat menarik perhatian siswa, siswa dapat berperan aktif untuk memindahkan
objek gambar yang ditempelkan, pembelajaran dapat disetting sesuai dengan
kebutuhan yaitu individual maupun secara kelompok. Dalam setting kelompok siswa
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, menyusun gambar
atau objek tiga dimensi yang ditempelkan pada papan flanel.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
a. Cara Pembuatan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1) Siapkan
papan triplek yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar. Pastikan ukuran
papan tersebut kurang lebih 50X75cm. Dapat juga membeli papan seperti
whiteboard yang sudah jadi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2) Siapkan
bahan flanel yang berbulu atau dapat pula menggunakan karpet dengan bulu tebal,
sesuaikan ukurannya dengan papan tersebut, tempelkan dengan menggunakan paku,
atau lem.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3) Siapkan gambar-gambar yang akan ditempelkan pada papan
flanel tersebut. Untuk menempelkannya, maka gambar tersebut harus dipasang alas
yang keras atau bahan amplas. Gambar-gambar tersebut dapat diambil dari
majalah, koran, tabloid atau gambar yang dibeli dari toko. Banyaknya gambar
yang ditempelkan disesuaikan dengan kebutuhan dan keluasan materi yang
disajikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Cara Menggunakan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1) Mulailah
penyajian dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk ke pelajaran pokok,
guru berdiri di samping papan flanel<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2) ibatkan
siswa dalam penyajian, mintalah salah seorang siswa untuk tampil ke depan untuk
mengulangi penyajian lalu dilanjutkan dengan diskusi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3) Menilai alat dan penyajian: apakah gambar-gambar sudah
jelas, apakah penyajiannya tampak menarik, apakah dipahami isi pesan yang
disajikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Bulletin board<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bulletin board adalah papan yang khusus digunakan untuk
mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster, dan objek
dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya Bulletin board berukuran 160X80 cm.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kelebihan bulletin board antara lain dapat menciptakan minat
belajar, dan minat berkarya pada diri siswa, mempersatukan semangat kelas
dengan membangkitkan rasa memiliki bersama dan tanggung jawab bersama,
mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan
masalah dan sebagai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
sarana berkompetisi. Antara kelas dalam satu sekolah akan
saling berlomba untuk menunjukkan hasil yang terbaik yang disajikan dalam
Bulletin board. Hal ini bernilai positif karena siswa akan berlomba untuk
menjadi yang terbaik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Cara Pembuatan Bulletin Board<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1) Bulletin
board hampir sama dengan white board baik dari sisi bentuk maupun ukurannya
tapi bahan pada bagian muka dapat berupa papan yang dicat dengan warna yang
sesuai, dilapisi bahan flanel atau karpet atau steryoform. Bahan dasar bulletin
board dapat membuat sendiri atau juga dapat membeli yang sudah jadi dengan
ukuran yang standar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2) Untuk
lebih menarik, perlu dicat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk
mejaga keamanan karya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai
dengan kunci<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
pengaman.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3) Berilah
judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga
terlihat dengan jelas. Judul yang dimaksud adalah judul Bulletin board misalnya
“Karya Kita”, “Media Ceria” dan lain-lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4)
Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, poster, dan
lain-lain. Siapkan juga alat-alat untuk menempelkannya seperti lem, paku payung
gunting, cat warna.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5) Tempelkan bulletin board sesuai dengan fungsinya, jelas
terlihat dari berbagai arah. Dapat ditempelkan di dalam kelas, didepan kelas,
di kantor atau di jalan keluar masuk ruangan atau koridor. Supaya terlihat
terang, tempatkan disekitarnya banyak cahaya matahari atau menggunakan lampu
sorot.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Media dari barang bekas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam pembelajaran media apapun dapat digunakan termasuk
barang-barang bekas. Selain murah barang bekas juga mudah didapatkan seperti
Koran bekas, botol bekas, kertas bekas, plastik bekas dan lain-lain. Misalnya
dalam pembelajaran ekternalitas kita dapat menggunakan kertas dan Koran bekas
yang dianggap sebagai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
sampah di mana hal itu mengakibatkan ekternalitas bagi orang
lain. Kertas bekas dapat dipergunakan dalam pembelajaran produktivitas dengan membuat
buku atau produk lain dengan bahan kertas bekas atau dalam pembelajaran
marginalism dengan membuat produk dari bahan bekas kemudian tenaga kerjanya
ditambah secara terus¬menerus sementara faktor yang lain tetap.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam menggunakan media barang bekas harus didukung dengan
strategi pembelajaran yang tepat seperti simulasi, bermain peran, inquiry,
proyek learning dan lain-lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Multi media dengan powerpoint<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk
mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku
selain alat untuk penyimpanan data (data storage).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kelebihan Power point antara lain: dapat menyajikan teks,
gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan
pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien,
dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa
biaya, dapat dikoneksikan dengan internet<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Prosedur pembuatan media power point adalah:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a.
Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian
antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar
belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi
ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b.
Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran
seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat
dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan yang
sudah ada di direktori Anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan
yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan
dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama
misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya
dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Setelah
bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di
Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah
dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
d. Setelah
program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review
program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya
di revisi dan siap digunakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tips membuat media dengan power point:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Gunakan
background yang sederhana, kontras dan konsisten, hindari background yang
rumit, mengganggu dan penuh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Gunakan
huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial, verdana, Tahoma dan
trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan bersambung.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Visualisasikan
pesan Anda, jangan gunakan tulisan kecuali terpaksa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
d.
Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi dan
suara, tapi jangan berlebihan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
e. Buatlah
background atau template sendiri untuk meningkatkan daya tarik presentasi dan
memperjelas pesan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
f. Jika
menggunakan latar dengan warna yang terang, maka gunakanlah teks dengan
intensitas yang gelap, demikian sebaliknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
g.
Gunakanlah warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan fokus
pada penyajian. Tapi jangan terlalu banyak karena akan terkesan ramai dan
mengganggu sajian materi. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
h. Hindari
kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
i.
Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, seperti
arial, Tahoma atau verdana hindari karakter atau jenis font dekoratif karena
lebih sulit dibaca.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
j. Besar
huruf minimal 24 untuk kalimat dan 40 untuk judul<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
k. Maksimal
6 kalimat dan 25 kata dalam satu slide<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
l. Gunakan
kata-kata yang powerful<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7. Penggunaan Musik dalam Media Pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan multi media powerpoint sangat mungkin untuk memasukkan
unsur musik dalam media pembelajaran. Musik berfungsi untuk menimbulkan suasana
yang memudahkan siswa mencerna informasi. Musik juga menimbulkan ketertarikan
siswa, mengurangi kebosanan. dan mempengaruhi kejiwaan pendengarnya, jika
sajian informasi lebih bersifat ajakan persuasif maka diperlukan musik dengan
bit yang cepat dan semangat. Sebaliknya jika pesan bertema kesedihan dan musik
yang ditampilkan bernada ceria maka akan menimbulkan kejanggalan. Dengan
demikian diperlukan pemilihan musik yang sesuai.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Musik
Ice Breaking: Sebelum memulai pelajaran atau ketika istirahat agar siswa
bersemangat segaligus relax gunakan musik-musik yang ceria atau musik yang
sedang trend.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Musik
Tema : Musik yang menggambarkan watak atau situasi tertentu sesuai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dengan tema media. Musik tema dibuat secara khas, harus
berbeda dengan musik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
yang sudah ada sehingga menjadi icon ciri khas dari sebuah
program audio media<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Musik
Transisi : Digunakan untuk menghubungkan antar media, durasi musik ini tidak
perlu panjang cukup 5 sampai 15 detik. Hal ini perlu diperhatikan karena
pergantian media tanpa disertai dengan musik transisi, membuat perpindahan
menjadi kaku, tidak smooth.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
d. Musik
Latar Belakang. Jenis musik ini disebut juga “background music” digunakan untuk
memperkuat sebuah situasi tertentu. Volume musik latar belakang tidak boleh terlalu dominan, kurang lebih 25% dari 100% volume
suara dan pilihlah musik classic dengan nada yang lembut, jangan menggunakan
musik yang keras</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
H. Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan dan
informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media
pembelajaran memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah
sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media
pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengembangan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip
VISUALS (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate,
Structured) dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jenis-jenis media yang dapat disiapkan atau dikembangkan
dalam pembelajaran di antaranya meliputi: media visual yang tidak
diproyeksikan, media visual yang diproyeksikan, media audio, dan multimedia.
Media akan menjadi lebih hidup, menarik dan menghibur dengan memasukkan unsur
music.<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses
pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar. Guru seyogyanya mampu memilih
dan mengembangkan media yang tepat<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-76320326807552140932016-12-18T22:41:00.001-08:002017-11-27T23:06:33.777-08:00Cara mengajar yang effektif menggunakan Media<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
A. Pendahuluan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sekarang ini
perkembangan teknologi informasi dan dunia hiburan semakin pesat, sehingga
anak-anak kita lebih suka melihat sinetron, film, main game, internet yang akan
menjadi guru mereka daripada mendengarkan pelajaran guru di kelas. Oleh karena
itu guru zaman sekarang dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menarik serta menghibur agar tidak kalah dengan teknologi informasi dan dunia
hiburan yang semakin canggih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Seiring dengan
kemajuan Teknologi Pendidikan (Educational Technology), maupun Teknologi
Pembelajaran (Instructional Technology) menuntut digunakannya berbagai media
pembelajaran (instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin
canggih (sophisticated).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Dalam sistem
pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pesan, tapi siswa juga bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan.
Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua
arah bahkan komunikasi banyak arah. Dalam komunikasi pembelajaran media
pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi
antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dunia pendidikan
dewasa memasuki era dunia media, di mana kegiatan pembelajaran menuntut berkurangnnya metode ceramah dan diganti dengan pemakaian banyak media.
Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini yang menekankan pada
keterampilan proses dan active learning, maka kiranya peranan media
pembelajaran, menjadi semakin penting.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
B. Pengertian Media<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kata “Media” berasal
dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”, secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Association for Education and Communication
Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran
yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education Association (NEA)
mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk
kegiatan tersebut. Sedangkan Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media
sebagai “the term refer to anything that carries information between a source
and a receiver”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perlu dikemukakan
pula bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi. Dengan kata
lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
komunikasi antar
penerima pesan (P) dengan sumber (S) lewat media (M) tersebut. Namun proses
komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balik (feedback).
Berdasarkan uraian di atas maka secara singkat dapat dikemukakan bahwa media
pembelajaran itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
C. Fungsi dan Manfaat
Media<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam usaha untuk
memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar Edgar Dale (1969) dalam bukunya
“Audio visual methods in teaching” Edgar Dale membuat klasifikasi menurut tingkat
dari yang paling konkret ke yang paling abstrak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Klasifikasi tersebut
kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari Edgar Dale dan pada saat
itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk
pengalaman belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam kaitannya
dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Sebagai salah satu komponen yang
saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi
belajar yang diharapkan. 3. Mempercepat proses belajar. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Meningkatkan kualitas proses
belajar-mengajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
5. Membuat kongkrit yang abstrak
sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pemanfaatan media
dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara
psikologis kepada siswa <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Manfaat media
pembelajaran adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Menyamakan Persepsi Siswa. Dengan
melihat objek yang sama dan konsisten maka siswa akan memiliki persepsi yang
sama.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Mengkonkritkan konsep-konsep yang
abstrak. Misalnya untuk menjelaskan tentang sistem pemerintahan, perekonomian,
berhembusnya angin, dan sebagainya. bisa menggunakan media gambar, grafik atau
bagan sederhana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Menghadirkan objek-objek yang
terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru
menjelaskan dengan menggunakan gambar atau film tentang binatang-binatang buas,
gunung meletus, lautan, kutup utara dll.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Menampilkan objek yang terlalu besar
atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal
laut, pesawat udara, pasar, candi, dan sebagainya. Atau menampilkan objek-objek
yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda
kecil lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
5. Memperlihatkan
gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan
lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan
peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga
gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya
bunga wijaya kusumah dan lain-lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
D. Klasifikasi Media<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut bentuk
informasi yang digunakan, kita dapat memisahkan dan mengklasifikasi media dalam
lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio,
media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Proses yang dipakai
untuk menyajikan pesan, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik,
proyeksi elektronik atau telekomunikasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan menganalisis
media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kita mendapatkan suatu
format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media penyaji, yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Media proyeksi diam,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Media audio,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Media audio visual diam,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
5. Media Audio visual hidup/film,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
6. Media televisi, dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
7. Multi media.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
E. Perencanaan
Penggunaan Media<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Heinich, Molenda, dan
Russel (1982) dalam bukunya “Instructional Media and The New Technologies of
Instructions” menyusun suatu model prosedural yang diberi nama akronim
“ASSURE”. Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin penggunaan media
pembelajaran yang efektif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Model yang
diakronimkan dengan ASSURE itu meliputi 6 langkah dalam perencanaan sistematik
untuk penggunaan media, yaitu: Analyze Learner Characteristics, State
Objectives, Select, Modify Or Design Materials, utilize materials, require
learner response, evaluate<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Identifikasi kebutuhan dan
karakteristik siswa Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need),
Salah satu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
indikator adanya
kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan agar
dapat dikuasai siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Perumusan Tujuan Media pembelajaran
harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan membantu dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
memudahkan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Memilih, Merubah dan Merancang Media
Pembelajaran Untuk membuat media yang tepat bagi kegiatan pembelajaran biasanya
akan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
meliputi salah satu
dari tiga kemungkinan yaitu 1. Memilih media pembelajaran yang sudah tersedia,
2. Merubah media yang sudah ada, dan 3. Merancang pembuatan media yang baru.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Perumusan Materi Materi berkaitan
dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Sebuah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
program media di
dalamnya haruslah berisi materi yang harus dikuasai siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
5. Pelibatan siswa Situasi belajar yang
paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
kesempatan siswa
merespon dan terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus
dilibatkan semaksimal mungkin dalam pemanfaatan penggunaan media.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
6. Evaluasi (Evaluation) Tujuan
evaluasi media pembelajaran adalah untuk memilih media pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
yang akan
dipergunakan dikelas, untuk melihat prosedur penggunaan media, untuk memeriksa
apakah tujuan penggunaan media tersebut telah tercapai, menilai kemampuan guru
menggunakan media, memberikan informasi untuk kepentingan administrasi, dan
untuk memperbaiki media itu sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
F. Prinsip
Pengembangan dan Produksi Media<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut Mukminan
untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
prinsip VISUALS, yang
dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Visible : Mudah dilihat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Interesting : Menarik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Simple : Sederhana<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Useful : Isinya berguna/bermanfaat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Accurate : Benar (dapat
dipertanggungjawabkan)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Legitimate : Masuk akal/sah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Structured : Terstruktur/tersusun dengan baik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Daftar Pustaka<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dale, Edgar, (1969)
Audio Visual Methods in Teaching, New Yorg: Holt, Rinehart and Winston Inc. The
Dryden Press.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Degeng, I Nyoman
Sudana. (1993) Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang. Hamalik, O, (1994)
Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Heinich, Robert,
Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional Media: and<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
the New Technology of
Instruction, New York: Jonh Wily and Sons. Mukminan, (2008) Pengembangan Media
Pembelajaran. Universitas Negeri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Prestasi Belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8697743210"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Yogyakarta. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sudjana, N. &
Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Bandung.<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Trini Prastati dan
Prasetya Irawan (2001) Media sederhana.Jakarta: PAU-PPAI.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-47796715448226547512016-12-09T19:00:00.000-08:002017-11-27T23:07:56.868-08:00Apakah Makna Demo Bela Islam dalam kaitannya dengan Pendidikan<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Alhamdulillah bersyukur kepada Allah swt,bahwa di Indonesia ada beberapa kelompok organisasi yang bertujuan untuk memajukan islam dengan cara dan tujuan serta ruang lingkup yang berbeda beda, ada organisasi Muhammadiyah yang bergerak lebih banyak pada bidang pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak kanak ,Sekolah Dasar ( SD ) ,Sekolah Menengah Pertama ( SMP )Sekolah Menengah Atas ( SMA dan SMK ) sampai pada Perguruan Tinggi yang tersebar diseluruh Indonesia, terbukti berhasil mencerdaskan bangsa Indonesia.kesehatan ( rumah sakit ) juga tersebar diseluruh Indonesia terutama dikota kota besar.,disamping itu juga pergerakan lain yang mensejahterakan masyarakat islam khususnya melalui Badan Amil Zakat ( Lazizmu ) .<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Pada sisi lain ada juga organisasi islam yang lain yang juga sangat terkenal dan dikagumi seperti Organisasi Nahdhatul Ulama ( NU ) yang bergerak pada bidang pendidikan dalam bentuk pendidikan klasikal dan modern seperti Pondok Pesantren Gontor ,Pondok Pesantren Nurul Fikri di jawa barat dan lainnya. disamping pondok pesantren salafiah yang tersebar baik di pulau jawa dan sumatera dan lainnya. </div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Bersamaan dengan dua organisasi keagamaan diatas masih ada satu lagi organisasi Islam yang sangat dibenci oleh orang kafir dan orang munafiq. yaitu yang dikenal dengan nama Front Pembela Islam ,organisasi ini bergerak dimasyarakat dalam mencegah kemungkaran dan menegakkan kebenaran. apapunn sipat dan bentuknya. seperti melarang minuman keras,perjudian dan pelacuran. </div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Dalam kaitannya dengan peristiwa penistaan agama Islam oleh Ahok yang sangat melukai hati umat islam di Indonesia dan dunia.maka wajar jika Ahok itu dikurung alias di tahan .namun kenyataan dia tidak ditahan, ada apa gerangan dibelakangnya. oleh karena itu Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) memastikan kembali turun ke jalan melakukan aksi damai.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Namun, bukan 25 November seperti diisukan, melainkan Jumat 2 Desember 2016.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di AQL Center, Tebet Utara I, Jakarta Selatan, Jumat (18/11).</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Hadir pada kesempatan itu pembina GNPF-MUI Habib Rizieq Syihab, Ketua GNPF Ustad Bachtiar Nasir, juru bicara FPI Munarman dan para pimpinan ormas Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Keputusan tersebut diambil karena Basuki T Purnama alias Ahok yang telah ditetapkan tersangka kasus dugaan penistaan agama, tidak ditahan seperti tersangka lain dalam kasus yang sama.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
"Karen Ahok tidak ditahan, GNPF MUI memutuskan untuk kembali menggelar aksi Bela Islam III pada jumat 2 Desember 2016," kata Habib Rizieq.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Aksi kali ini menurutnya bertepatan dengan Jumat kubro dan Maulid Akbar, karena bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Kegiatan kali ini juga diisi dengan istighosah dan shalat Jumat.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Berbicara tentang aksi damai dan kaitannya dengan pendidikan maka ada beberapa hal yang mungkin bisa dipetik manfaatnya bagi umat islam diantaranya :</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
1. Kasus Ahok membangunkan ketertiduran sebagian umat terhadap ancaman yang terjadi pada masyarakat islam dalam sekala regional,nasional dan internasional</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
2, Dengan adanya kasus Ahok,nampak jelas oleh kita siapa musuh Islam ,siapa saja orang yang munafik dan musrik ( kafir )</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
3,Orang Islam harus pintar menyikapi dan mengantisipasi diri untuk menefis segala bahaya yang ada.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
4. Dunia pendidikan perlu merevisi kembali kebijakan yang terkait secara langsung atau tidak langsung terhadap perencanaan pendidikan dimasa datang ( Quo vadis Pendidikan Indonesia ) ,ingat jangat tercabut dari akar budaya,agama.sejarah dan amanah.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Terima kasih telah menmaca artikel ini semoga menjadi renungan dan pemikiran bersama.</div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js">
<!-- Alat belajar -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-slot="2843990818" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-79242311622816621342016-11-20T20:53:00.001-08:002017-11-27T23:09:58.250-08:00Pentingnya Petunjuk Teknis bagi Pendidikan<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div style="text-align: justify;">
<form action="http://www.google.com" id="cse-search-box">
<div>
<input name="cx" type="hidden" value="partner-pub-8505768845065041:2074948013" />
<input name="ie" type="hidden" value="UTF-8" />
<input name="q" size="55" type="text" />
<input name="sa" type="submit" value="Search" />
</div>
</form>
<script src="https://www.google.com/jsapi" type="text/javascript"></script>
<script type="text/javascript">google.load("elements", "1", {packages: "transliteration"});</script>
<script src="https://www.google.com/cse/t13n?form=cse-search-box&t13n_langs=en,kn,ar" type="text/javascript"></script>
<script src="https://www.google.com/coop/cse/brand?form=cse-search-box&lang=en" type="text/javascript"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menerbitkan 6 Jenis Petunjuk Teknis (JUKNIS)</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua dan Masyarakat yakni </div>
<div style="text-align: justify;">
1) Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua dan Masyarakat untuk TK/PUAD; 2) Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua dan Masyarakat untuk SD; 3) Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua dan Masyarakat untuk SMP; 4) Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua dan Masyarakat untuk SMA/SMK; 5) Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua dan Masyarakat untuk SLB; 6) Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua dan Masyarakat untuk Program Kesetaraan;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="5427354414"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Mengapa kemitraaan sekolah dengan orang tua dan masyarakat itu sangat penting? Orang tua adalah pendidik utama dan terpenting, namun juga yang paling tak tersiapkan. Pasalnya, mereka harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menumbuhkan dan mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini, jika berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orangtua seperti diabaikan dalam pendidikan. </div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orangtua/keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya mendukung, yakni orang tua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat sekitar. Artinya, sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan “tri sentra pendidikan” yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”. Oleh karena itu, diharapkan kemitraan antar tri sentra pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bermakna.
Sebagai unsur dalam ekosistem yang terdekat dengan anak, keluarga mempunyai banyak kesempatan melalui interaksi dan komunikasi seharihari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bentuk dan cara-cara interaksi dengan anak di dalam keluarga akan mempengaruhi tumbuh kembangnya karakter anak. Proses interaksi yang diterima anak dari keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk proses perkembangan selanjutnya di luar rumah, termasuk di sekolah dan masyarakat
Petunjuk teknis ini disusun untuk memberikan panduan kepada satuan pendidikan dalam menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dampak kepada keluarga, antara lain: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(1) meningkatnya prestasi akademik anak, (2) meningkatnya komunikasi antara orang tua dan anak, (3) meningkatnya kehadiran siswa di sekolah, (4) berkurangnya perilaku destruktif anak, (5) meningkatnya kepercayaan diri orang tua, (6) meningkatnya kepuasan orang tua terhadap sekolah, (7) orang tua berhasil mendidik anak, (8) meningkatnya ekspektasi orang tua pada anak, (9) meningkatnya kebiasaan belajar anak, (10) meningkatnya keinginan anak untuk melanjutkan sekolah, (11) meningkatnya kecenderungan orang tua melanjutkan pendidikan, (12) sikap dan perilaku anak yang lebih positif, (13) meningkatnya moral guru, (14) iklim sekolah menjadi lebih baik, dan (15) mendukung kemajuan sekolah secara keseluruhan</div>
<div style="text-align: justify;">
terima kasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- computer -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="3950621217"
data-ad-format="auto"></ins>
<script
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-76698273042344744332016-10-13T00:56:00.002-07:002017-11-27T23:11:46.047-08:004 Teknologi Digital mendorong prestasi belajar anak<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- computer -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="3950621217"
data-ad-format="auto"></ins>
<script(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script
4 teknologi untuk bantuan siswa menemukan suara mereka di kelas anda
Dengan suara, maksud saya kemampuan untuk mengenali keyakinan mereka sendiri, praktek mengartikulasikan mereka dalam berbagai bentuk, dan kemudian menemukan kepercayaan diri - dan platform - untuk mengekspresikan mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Platform bagian dapat mengarah ke arah yang melayani bagian kepercayaan. siswa yang introvert (yang mungkin berbakat dengan refleksi diri) mungkin menemukan keterbukaan saluran media sosial seperti Twitter , tetapi mereka mungkin juga menyukai gagasan bentuk panjang seperti yang terdapat dalam blogging, atau bahkan berkomunikasi secara tidak langsung melalui penciptaan film mini dokumenter, podcast atau video musik.
Ini (benar) menyiratkan bahwa tidak ada satu ukuran cocok untuk semua solusi bagi siswa untuk mengekspresikan diri mereka dan berinteraksi dengan dunia. Anda memang bisa bersikeras bahwa semua siswa menemukan suara mereka sendiri, mereka akan membutuhkan pilihan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Profesi guru -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="3123192416"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Berikut adalah empat kemungkinan. Seorang guru yang kreatif bisa dengan mudah menggunakannya dengan bijaksana. </div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Blogging
yang satu ini sederhana. WordPress, Blogger dan berbagai platform blogging yang berfokus pada pendidikan membantu siswa membangun ruang digital mereka sendiri untuk memenuhi dunia. Hal ini memungkinkan embedding gambar, video, tweet dan tentu saja teks </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Storify atau Storehouse
Storify dan Storehouse dasarnya memungkinkan siswa untuk mengumpulkan potongan media dan potongan-potongan dari seluruh web, dan bersosialisasi dengan nya- yaitu, untuk membentuk secara unik ekspresi melalui media sosial. Fokus di sini adalah kurang pada artikulasi siswa ide (berbeda dengan blogging), dan lebih dari apa yang mereka berbagi dan mengapa mereka berbagi. Dengan kata lain, konten itu sendiri adalah cara Untuk menjadi sukses .di sini, siswa perlu konten yang menarik, serta pemahaman tentang cara-cara yang beragam media digital yang dapat bekerja sama untuk kepentingan pembelajaran .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Podcasting atau VoiceThread
Sementara podcasting dan VoiceThread memiliki perbedaan mendasar, mereka mendidik kemampuan siswa untuk mengekspresikan diri secara verbal di sekitar ide penting bagi mereka. Untuk menjadi sukses di sini, siswa harus berbicara nyaman, dan untuk dapat melakukannya dengan cara yang menarik untuk mendengarkan. Mereka juga perlu kesadaran penonton yang kuat </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Saluran YouTube
YouTube adalah saluran distribusi digital ultimate - miliaran dan miliaran dan miliaran pandangan. Ia bekerja, dan itu tumbuh efisien, dengan dunia analisis dan khalayak global instan untuk setiap video yang dapat menemukan traksi. Siswa dapat membuat saluran review, melakukan musik, bercanda remix konten yang ada, tindakan, membuat dokumenter, dan satu juta kemungkinan lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sukses di sini tergantung pada tingkat kenyamanan siswa di depan kamera (jika mereka entah bagaimana melakukan), dan / atau mata untuk berdiri di depan kata miliaran dan miliaran video bersaing (jika mereka berada di belakang kamera atau entah bagaimana memproduksi).
Untuk bekerja dengan YouTube - dan benar-benar dengan salah satu media yang disebutkan di atas - siswa harus memiliki kesadaran yang kuat dari kedua masalah hak cipta hukum dan pengertian tentang kewarganegaraan digital. Sebagai guru mendorong mereka untuk menemukan suara mereka, Anda berada dalam posisi yang unik untuk mengajar atau memperkuat konsep-konsep ini.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan.mohon dishare jika berguna. file diperoleh dari hasil kompilasi artikel para ahli pendidikan luar negeri yang penulis transiliasi dan edit sebisanya.</div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- computer -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="3950621217"
data-ad-format="auto"></ins>
<script(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-4287695367015734512016-10-11T23:10:00.000-07:002017-11-27T23:13:20.691-08:00Cara Pengelolaan Manajemen Diri Sendiri(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script
Manajemen Diri siswa harus ditempatkan dalam proses pengelolaan pembelajaran di kelas. Berikut adalah beberapa alat yang telah banyak dipergunakan oleh guru untuk memberdayakan siswa untuk mengelola diri sendiri. ( Andrew Miller )<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai pendidik, kita memiliki begitu banyak tugas untuk menangani sekolah setiap hari . absensi siswa, penilaian, panggilan telepon, pertemuan - ini dapat menumpuk di meja kami. manajemen kelas sering dianggap salah satu tugas kita yang perlu juga dilakukan . Meskipun hal ini benar sampai batas tertentu, mungkin kita dapat mengambil beberapa beban pengelolaan kelas</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada prinsip manajemen guru tidak harus memutuskan atau menangani sesuatu sendiri. Siswa harus diajak aktivitas bersama ke dalam proses pengelolaan pembelajaran di kelas. Berikut adalah beberapa alat yang banyak telah digunakan untuk memberdayakan siswa untuk mengelola sendiri. kelas dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Komitmen dalam Perjanjian tim ,Operasi
Perjanjian atau kontrak yang dibuat atau bekerjasama dengan siswa dapat menjadi alat yang hebat untuk membantu mereka memiliki tantangan mereka . ketika berkaitan dengan manajemen diri. Meskipun Anda mungkin memiliki norma-norma kelas atau sekolah, siswa mungkin tidak menemukan lampiran yang benar kepada mereka. Ketika siswa menciptakan norma-norma, mereka lebih cenderung untuk mengikuti mereka.. Selain itu, siswa dapat membuat norma-norma dan kesepakatan yang dipersonalisasi. Sementara satu tim mungkin perlu kesepakatan tentang menjaga tangan dan kaki mereka untuk diri mereka sendiri, yang lain mungkin perlu satu tentang ekspresi bebas ide. Norma dan perjanjian harus memenuhi kebutuhan siswa, tidak hanya dikenakan pada mereka. Ketika siswa membantu menciptakan norma-norma, itu lebih mungkin bahwa mereka akan memenuhi kebutuhan siswa. </div>
<!--more--><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daftar tugas
Selain itu, siswa mungkin perlu perancah untuk mengatur pemikiran mereka, perencanaan, dan bekerja secara keseluruhan. Mereka dapat menggunakan daftar tugas untuk memberikan tugas kepada anggota tim tertentu. Kadang-kadang lembaran ini memiliki tempat untuk guru, pemimpin tim, dan lain-lain untuk menandatangani ketika tugas selesai. banyak alat online yang telah digunakan dengan siswa untuk mengatur pekerjaan mereka - berfungsi sebagai alat perencanaan interaktif. daftar tugas juga alat besar untuk penilaian dan percakapan pada kolaborasi adil.
Daftar dan Rubrik
Tentu saja, rubrik dan checklist adalah alat benar mencoba-dan-untuk manajemen diri. Tidak ada yang baru di sini, tapi itu adalah pengingat yang baik bahwa alat penilaian juga alat manajemen yang besar. Mereka mempromosikan refleksi dan penetapan tujuan, serta kepemilikan pekerjaan. Daftar periksa dan rubrik yang lebih kuat ketika mereka bersama-diciptakan dengan siswa, siswa cenderung memahami dan mengambil kepemilikan harapan. Jauhkan daftar dan rubrik yang tersedia untuk siswa dan merencanakan waktu yang disengaja bagi siswa untuk menggunakan mereka untuk menilai diri mereka sendiri dan rekan-rekan mereka, untuk membantu mengelola proyek, dan untuk menjaga momentum konstan dalam proses pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Alat belajar -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="2843990818"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: blue;">Manajemen Waktu </span></b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menggunakan log manajemen waktu, siswa mendokumentasikan
berapa lama mereka menghabiskan waktu pada tugas-tugas tertentu, tugas, atau kerja
kolaboratif. Mereka dapat melakukan hal ini selama seminggu atau lebih.
Tujuannya adalah untuk mendokumentasikan dan kemudian merenungkan waktu yang
mereka habiskan belajar dan bekerja. log mungkin akan mengejutkan siswa dan
mengilhami mereka untuk menggunakan waktu mereka lebih efisien.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tempat duduk yang fleksibel dan luas <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku sangat senang dengan ruang kelas yang memiliki berbagai
tempat bagi siswa untuk bekerja. Beberapa siswa perlu zona tenang sementara
yang lain perlu tabel kolaboratif. Beberapa siswa bekerja dengan baik dengan
bola latihan sebagai kursi sementara yang lain lebih meja berdiri. Ada banyak
kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan siswa di kelas tempat duduk dan
pengaturan. Memenuhi kebutuhan tersebut dapat mempromosikan kepemilikan siswa
tentang bagaimana dan di mana mereka bekerja dan belajar. Sebagai guru, Anda
dapat melatih mereka melalui proses pemilihan ruang yang tepat untuk bekerja
dan belajar, dan siswa akan belajar untuk mengelola sendiri pilihan ini juga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Refleksi dan Menetapkan Tujuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Semua alat di atas adalah benar-benar tidak efektif kecuali
mereka dipasangkan dengan waktu refleksi. Sama seperti kita mengambil waktu
untuk merefleksikan pembelajaran konten, kami juga perlu mengambil waktu untuk
merenungkan proses pembelajaran. Semua alat di atas memberikan peluang besar
bagi siswa untuk merenungkan bagaimana mereka telah belajar dengan cara yang
ditargetkan dan untuk menetapkan tujuan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Belajar log adalah alat yang besar
untuk ini juga, karena mereka mempromosikan proses belajar, bukan hanya produk.
Jangan lupa refleksi pada manajemen diri - itu penting.<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ingat, alat terbesar untuk manajemen adalah keterlibatan.
Bahkan ketika siswa kami terlibat, mereka masih membutuhkan alat untuk
mengelola sendiri. alat yang berbeda bekerja untuk siswa yang berbeda, jadi
cobalah bereksperimen dengan campuran alat di atas untuk memiliki siswa
mengambil lebih kepemilikan mengelola proses belajar mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terima kasih telah membaca artikel ini.semoga bermanfaat. artikel ini adalah hasil transiliasi dan kompilasi dari berbagai artikel yang terkait dengan manajemen diri.oleh Andrew Miller</div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- bahan bacaan -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7380361615" style="display: block;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-22247225304203630932016-10-10T21:53:00.001-07:002017-11-27T23:15:10.626-08:00Cara Menjadi Orang Sukses<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Banyak orang sukses didunia ini.sukses dalam berbagai bidang kehidupan. dari sekian banyak orang sukses ada yang berbagi informasi pada orang lain tentang cara mereka menjadi sukses. tetapi banyak juga yang tidak mau berbagi. .maka kita beruntung ada informasi ini yang patut kita pelajari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami tahu ada kebiasaan tertentu yang orang paling sukses cenderung untuk berbagi. Tetapi jika Anda mencari untuk meniru kebiasaan orang-orang, Anda mungkin menjalankan hal yang bertentangan atau melawan kendala: mereka sering tampaknya bertentangan satu sama lain. Untuk mencapai keberhasilan Anda perlu memahami bagaimana semuanya itu kelihatan cocok .
Berikut adalah delapan cara yang paling umum dari kebiasaan yang bertentangan bersama oleh orang-orang sukses: </div>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
1. Mereka melakukan sesuatu yang mereka tahu cara mencapainya<br />
<br />
Mereka memahami bahwa Anda bisa melakukan dan berbicara dengan jelas. Anda tidak selalu harus kerja keras untuk membuat sesuatu titik tertentu . Anda dapat menghabiskan sebagian besar waktu Anda dalam suatu komitmen dengan tenang, kemudian berbicara tentang pikiran anda secara langsung ketika hal itu penting. Anda tahu kapan harus mengatakan apa, dan bagaimana, orang akan mendengarkan.<br /><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Pembelajaran modern -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="1352396813"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
2. Mereka Bergairah namun mereka bergairah dan tau mencapai tujuan </div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang percaya bahwa orang yang penuh gairah yang bersifat emosional, energi tinggi, orang hiruk pikuk dengan satu hal di pikiran mereka. stereotip yang mungkin benar dalam beberapa kasus, tetapi orang-orang sukses menyeimbangkan gairah mereka dengan objektivitas. Mereka tahu bagaimana menjadi berisi dan pragmatis ketika mereka perlu. Bahkan jika gairah mereka ada duanya, mereka dapat melepaskan jika itu akan membantu membawa tujuan mereka dalam jangkauan. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
3. Mereka adalah pemikir rasional dan mengandalkan pikiran intuitif mereka </div>
<div style="text-align: justify;">
Orang paling sukses yang berbakat pemikir rasional. Mereka masuk akal tentang apa yang ingin mereka capai, praktis dan proses yang berorientasi. Tapi mereka tampaknya untuk mempertimbangkan rasa keenam senjata rahasia - naluri ini, perasaan yang menimpa setiap pikiran rasional dan sesekali memegang solusi yang mereka butuhkan. Orang-orang sukses memanfaatkan kedua sisi pemikiran mereka.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
4. Mereka Memilki Energi Tinggi</div>
<div style="text-align: justify;">
Sikap tenang ditunjukkan oleh orang yang sukses dan saya akan menunjukkan seseorang dengan vitalitas dan semangat, didukung dengan penampilan tenang dan semangat yang nampak lembut. Ini adalah kombinasi yang membuat sukses benar-benar sukses. Mereka memiliki kegembiraan dan kekuatan, semangat dan pragmatisme. energi mereka adalah intens namun selalu dikontrol dan fokus, tidak pernah scattershot atau letih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kiat yang disebutkan diatas adalah langkah yang perlu ditiru oleh setiap orang.hanya orang yang berjiwa besar yang bisa jadi orang besar.orang berpikiran besar adalah orang yang senantiasa menginginkan yang besar. ikutilah langkah yang disampaikan diatas, artikel ini adalah hasil kompilasi dan transiliasi dari pendapat pakar karir .semoga bermanfaat untuk kemajuan bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-80946371248368488902016-09-27T21:38:00.002-07:002017-11-27T23:16:51.512-08:00Cara menyikapi rencana sekolah full day <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Banyak orang memberikan tanggapan yang bernada positif atau negatif dalam blog ataupun dalam web blog yang orang miliki .web blog dan website blog adalah tempat orang memberikan tanggapan ataupun uraian yang ekplicit atau implicit dengan berbagai alasan dan pemikiran yang mereka kemukakan.mengapa hal ini terjadi ,karena jika diberlakukannya rencana tentang adanya sekolah sekolah full day akan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan masyarakat pada umumnya.
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak gagasan dan orang yang mengajukan usul tentang kebijakan program sekolah full day l atau sekolah sehari penuh secara cepat memperoleh banyak tanggapan oleh berbagai pihak atau masyarakat umumnya yang merasa was was dan cemas akan adanya rencana ini akan menghambat sosialisasi dan watak anak didik tetapi pada waktu lain bapak menteri pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan penjelasan tentang rencana program belajar tambahan untuk jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sebagai pelajaran tambahan yang mendukung prestasi siswa </div>
<br /><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai akibat dari full day schooll maka mata pelajaran tambahan itu dapat diberikan pada anak disamping kegiatan kokurikuler yang bisa merangkum tujuan 18 karakter disamping kegiatan tambahan kegiatan full kurikuler di sekolah </div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kegiatan penambahan jam pelajaran bertujuan untuk pembentukan karakter siswa sekaligus menjadikan sekolah rumah kedua usulan program sekolah sepanjang hari atau full day school juga di dukung menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi Asman Abnur agar bisa bersinergi dengan program baru kemendikbud ini pihaknya akan menyiapkan sumber daya guru</div>
<br />
"untuk peningkatan kualitas , kalau peningkatan kualitas harus kita dukung karena kan banyak juga ternyata guru-guru yang harus di up date terus ilmunya tidak boleh ketinggalan nah saya lagi metakan ini berapa usia guru yang muda berapa yang sedang dan berapa yang sudah tua<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada sisi lain juga seorang pemerhati anak Seto Mulyadi mengatakan harus ada penelitian terlebih dahulu secara lebih mendalam dalam, dari tanggapan masyarakat terhadap usulan kebijakan full day school setiap daerah memiliki kebijakan masing-masing dalam penerapan waktu kegiatan belajar mengajar Seto juga menegaskan dalam proses belajar mengajar harus mempertimbangkan hak-hak anak</div>
<br />
yang penting adalah bahwa proses belajar itu harus ramah anak dan demi kepentingan terbaik bagi anak jadi belajar juga bukan hanya formal bisa juga nonformal di tengah masyarakat melalui sanggar-sanggar bisa juga di dalam keluarga dan tidak semua juga ibu itu bekerja" ujar Seto Mulyadi<br />
<br />
Saat ini wacana full day school masih dalam tahap sosialisasi pemerintah membutuhkan masukan-masukan dari masyarakat termasuk dalam segi sosial dan geografis dari berbagai wilayah di Indonesia<br />
<br />
Dalam hal ini menurut penulis saya sangat setuju terhadap rencana full day school itu dengan alasan sebagai berikut "<br />
a. Memperringan beban orang tua karena orang tua bisa menjemput anaknya bertepatan dengan jam pulang kerja orang tua.<br />
b. Siswa dapat lebih lama disekolah sehingga pendidikan keperibadian anak bisa diintensipkan<br />
c. Mengurangi kegiatan siswa yang tidak bermanfaat<br />
d.menambah jam kerja guru sehingga jam mengajar guru 24 jam bisa terpenuhi.<br />
<br />
<br /><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-52539872923374483722016-09-22T01:03:00.002-07:002017-11-27T23:19:11.162-08:00Menyikapi Aktivitas Guru mengajar dikelas <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Education level -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:728px;height:90px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="8468662015"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aktivitas Guru kelas dan belajar murid <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sementara mengajar adalah perilaku yang dapat diamati,
belajar bukan saja hanya dapat
disimpulkan secara tidak langsung dengan upaya untuk mengukur dan memantau
hasilnya dalam beberapa cara, sering dilakukan dengan mencari untuk mengukur
perubahan dalam hasil tertentu selama periode waktu tertentu. Selain itu,
hubungan antara pengajaran dan pembelajaran mungkin berbeda untuk peserta didik
yang berbeda. Sebagai mana halnya yang pernah diamati oleh Sammons mrnyatakan
bahwa :. bahkan ketika murid berbagi guru yang sama dan lingkungan kelas yang berbeda maka pengalaman kelas mereka untuk belajar sering berbeda disebabkan karena cakupan yang berbeda
pada kurikulum, harapan atau tujuan yang
akan dicapai disamping adanya perbedaan
dalam pengelolaan kelas .(Sammons 1998: 57)<o:p></o:p><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Filsapat Pendidikan Islam -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7567180015"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</script>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sejumlah besar sumber sudah mensintesis penelitian tentang
pengajaran yang efektif (Light dan Smith 1971; Bloom 1976; Kaca 1977; Gage
1978; Brophy dan Baik 1986; Walberg 1986; Wittrock 1986). Selain penelitian
yang luas pada perilaku mengajar, banyak yang telah ditulis tentang
keterampilan mengajar yang efektif (Perrott 1982; Wragg 1984; Calderhead 1986;
Clark dan Peterson 1986). Studi ini mencatat bagaimana efektivitas guru di
kelas tampaknya tergantung pada seberapa baik guru memodifikasi dan mengubah strategi
mereka sebagai pelajaran .</div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
The Hay McBer (2000) melaporkan, Penelitian Guru yang
terkait dengan Efektivitas pengajaran , Penekankan peran guru dalam menciptakan
iklim kelas yang positif. iklim kelas didefinisikan dengan mengukur persepsi
kolektif murid mengenai dimensi-dimensi dari lingkungan kelas yang memiliki
dampak langsung pada kapasitas dan motivasi belajar mereka. Laporan ini
mengidentifikasi tiga faktor yang sangat signifikan untuk memaksimalkan
kesempatan belajar murid: kurangnya gangguan; dorongan untuk terlibat; dan
harapan yang tinggi. Meskipun kritik atas dasar metodologis dan teoritis, perlu
dicatat bahwa kesimpulan utama dari studi Hay McBer yang sesuai dengan banyak
literatur sebelumnya di bidang efektivitas guru</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebaliknya, Stoll dan Fink (1996) meninjau studi tentang
karakteristik sekolah efektif dan menyoroti empat aspek yang mendapat perhatian seperti kurangnya
perhatian terhadap kepemimpinan yang tidak
focus,terjadinya hubungan disfungsional
dengan staf disamping terjadinya praktek kelas yang tidak efektif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Fraser mensintesis
penelitian tentang sekolah dan efektivitas mengajar dengan fokus khusus pada
kurikulum dan lingkungan kelas variabel, meskipun terbatas kuantitatif, studi
empiris, menyimpulkan bahwa tidak ada faktor tunggal yang cukup (atau memiliki dampak pada siswa
belajar dengan sendirinya) melainkan bahwa kombinasi dari faktor harus
dioptimalkan untuk meningkatkan pembelajaran yang diukur dengan keuntungan
kognitif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p>Tulisan ini disarikan dan dikompilasi dari buku yang berjudul </o:p>PROFESSIONAL LEARNING </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Teachers Matter Connecting Lives, Work and Effectiveness Day, Sammons, Stobart, Kington and GuTeachers Matter</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Filsapat Pendidikan Islam -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7567180015"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Guru yang baik -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="4355620012"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-62992735475353184452016-08-15T23:26:00.000-07:002017-11-27T23:21:11.684-08:00Guruku sayang guruku malang<form action="http://www.google.com" id="cse-search-box">
<div>
<input type="hidden" name="cx" value="partner-pub-8505768845065041:6688889219" />
<input type="hidden" name="ie" value="UTF-8" />
<input type="text" name="q" size="55" />
<input type="submit" name="sa" value="Search" />
</div>
</form>
<script type="text/javascript" src="https://www.google.com/coop/cse/brand?form=cse-search-box&lang=en"></script>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Filsapat Pendidikan Islam -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7567180015"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt=" guru ku sayang" border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZmF0RRzYj6J2RAf7oG4i2Tspo5Y3cdxpqMNFR3zI9e0WESQK-fkJah0FEbWIudQwKjP62eN-4r6FoKoFMzdKcVDJQJiaGvHl7T9wbtakLPd7EHetzumhy1uxTWDZGW2zVZSWVN8_oNp6v/s320/kisah-samhudi-pak-guru-malang-yang-dipe-0573c0.jpg" width="320" /><a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/08/guruku-sayang-guruku-malang.html" rel="nofollow" target="_blank">guruku sayang</a><a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/08/guruku-sayang-guruku-malang.html" rel="nofollow" target="_blank">h</a></div>
<b><u><a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/08/guruku-sayang-guruku-malang.html" rel="nofollow" target="_blank">Guruku sayang guruku malang </a></u></b>adalah ungkapan yang tepat terhadap nasib guru pada saat ini.karena ungkapan Guruku sayang guruku malang bagaikan suatu gambaran peristiwa yang menggambarkan keadaan guru di Indonesia,lebih khusus lagi pada dunia guru. bukan barang baru bagi sebahagian orang bila mendengar ungkapan Guruku sayang guruku malang, ini sebuah pernyataan yang harus direspon dengan penuh kebijakan.saya sebagai seorang guru dan atau tenaga pendidik merasa sangat sedih dan antisipatif tatkala mendengar ungkapan <b><u><a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/08/guruku-sayang-guruku-malang.html" rel="nofollow" target="_blank">Guruku sayang guruku malang.</a></u></b> pertanyaannya adalah mengapa hal ini terjadi,jawabannya adalah karena akhir akhir ini timbul dan terjadinya peristiwa yang sangat disayangkan mengapa harus terjadi seperti terjadi <b><u><a href="https://id-id.facebook.com/pages/Guruku-Malang-Sekali/204265896259904" rel="nofollow" target="_blank">pemukulan terhadap guru disebuah sekolah</a></u></b> di Sulawesi Selatan.akibat </div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Filsapat Pendidikan Islam -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7567180015"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<a name='more'></a>kesalahpahaman atau mungkin terjadi miskomunikasi antara orang tua dan guru dan dengan diiringi oleh emosi yang tak terkendali,maka terjadilah peristiwa itu. untuk menjawab soal seperti ini supaya tidak terjadi lagi maka semstinya harus ada langkah positif preventif sebaqgai berikut: <br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- guru profesional -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="1093577211" style="display: block;"></ins><script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><br />
<div style="text-align: justify;">
1. Harus ada undang undang yang memberikan perlindungan terhadap guru supaya guru merasa tenang mengajar disekolah </div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sekolah dibawah pimpinan kepala sekolah yang profesional dan proporsional harus menjalankankan fungsi kepemimpinan dan manajemen sekolah secara kompeten dan terlepas dari pengaruh pejabat daerah atau pejabat pusat</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Ciptakan komunikasi yang intensif dan komunikatif secara positif secara priodik</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Menjunjung sikap toleran dan integritas yang tinggi demi tercapainya tujuan pendidikan</div>
<div style="text-align: justify;">
5.Hindari sikap arogansi kekuasaan pada masing pihak sepert kepala sekolah,guru,pejabat serta orang tua siswa.<br />
Demikianlah artikel sederhana ini semoga bermanfaat dan menggugah hati kita semua.<br />
<b><u><a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/07/optimalisasi-mutu-pendidikan-indonesia.html" rel="nofollow" target="_blank">Oftimalisasi mutu Pendidikan di Indonesia</a></u></b><br />
<br /></div><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Filsapat Pendidikan Islam -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7567180015"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-11641661767239376312016-07-26T19:47:00.003-07:002017-11-27T23:22:49.330-08:00Optimalisasi Mutu Pendidikan Indonesia</script><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Filsapat Pendidikan Islam -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7567180015"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_MG2HS_z84p61bufy47LUXTGE3UB1IY0b1895aP3jorK7izUoMPXwG4MjRJcPv4DxzUDE6Mx7KRyNmglpV8hrjsp3vNK7UC1kBOvCZ_f0-s5EhwWt0uZ5hjZxGUo7jPfDj9kN3Rl_4Gnt/s1600/Gerakan+mental+kemenag.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_MG2HS_z84p61bufy47LUXTGE3UB1IY0b1895aP3jorK7izUoMPXwG4MjRJcPv4DxzUDE6Mx7KRyNmglpV8hrjsp3vNK7UC1kBOvCZ_f0-s5EhwWt0uZ5hjZxGUo7jPfDj9kN3Rl_4Gnt/s320/Gerakan+mental+kemenag.jpg" width="320" /></a><a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/07/optimalisasi-mutu-pendidikan-indonesia.html" rel="nofollow" target="_blank"><u><b>Info dunia Pendidikan Indonesia dan Pendidikan Islam melalui website </b></u></a>pendidikan,berbicara tentang dunia pendidikan secara <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Filsapat Pendidikan Islam -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7567180015"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
merupakan hal yang biasa dilakukan oleh banyak orang,terutama orang yang berkepentingan atau terkait pekerjaannya dengan pendidikan.oleh karena itu Info dunia <a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/07/optimalisasi-mutu-pendidikan-indonesia.html" rel="nofollow" target="_blank"><b>Pendidikan Indonesia dan Pendidikan Islam melalui website </b></a>pendidikan adalah sangat penting untuk menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini,salah satu tujuan yang akan diungkapkan adalah hal apa sajakah yang harus menjadi fokus <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Media pembelajaran -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="7170874013"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
perhatian,dalam pola pikir skala prioritas,tentu kita harus mempertimbangkan banyak hal yang harus dibicarakan,umpamanya kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam kaitannya dengan memenuhi tuntutan masyarakat dan kemajuan zaman,atau hal lain yang tak kalah pentingnya seperti masalah kurikulum </div>
<a name='more'></a>yang cocok dengan budaya masyarakat,lingkungan masyarakat,budaya belajar masyarakat,tujuan hidup masyarakat ataupun negara yang sesuai dengan landasan negara dan keinginan masyarakat indonesia atau mungkin hal lain umpamanya tentang sarana dan prasarana termasuk kebijakan tentang pendidikan yang berhubungan dengan landasan dan falsafah negara dan bangsa serta situasi dan kondisi ekonomi yang sedang dihadapi.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/2016/07/optimalisasi-mutu-pendidikan-indonesia.html" rel="nofollow" target="_blank"><u><b>Info dunia Pendidikan Indonesia dan Pendidikan Islam melalui website</b></u></a> pendidikanmenjadi satu topik yang menarik.karena memamng cakupan bahasannya sangat luas,maka penulis akan membatasi diri tentang info dunia pendidikan indonesia dan pendidikan islam yang terkait atau tersosialisasikan dengan salah satu wadah yang mudah diakses oleh masyarakat luas yaitu melalui kemajuan teknologi seperti website.<br />
<br />
Manfaat internet telah dirasakan dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari bisnis, pendidikan, kesehatan & medis, agama, sosial budaya, hingga bidang seni dan musik. Perkembangan internet dapat kita katakan berpengaruh dari berbagai sisi kehidupan, mulai dari hal sederhana sampai yang sangat menentukan bagi kehidupan.<br />
Internet di Bidang Pendidikan<br />
Bagi Guru :<br />
Mendalami dan mencari bahan ajar, Mencari berbagai teknik dan pola pengajaran baru<br />
Menambah wawasan, Memberikan kontribusi bagi orang lain dengan sharing ilmunya, Mempromosikan kegiatan sekolah, Mempromosikan sekolahnya melalui internet, Mencari informasi lengkap penunjang profesi guru seperti sertifikasi guru dan tunjangan lainnya.<br />
<br />
Bagi Pelajar/Mahasiswa<br />
Membantu mengerjakan tugas. Menambah wawasan keilmua. Membuka ruang tanya jawab .Memberikan ide yang berperan penting untuk sesamA .Mempublikasikan karyanya agar lebih dikenal luas<br />
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><br />
Bagi Orang Tua<br />
Membantu anaknya mengerjakan tugas.Mengetahui aktivitas dan pelajaran yang sedang di ikuti oleh anaknya.Mencari sekolah, perguruan tinggi, hingga tempat kursus yang baik dan terbaik untuk anaknya..Mendapatkan informasi kontak penting sekolah dalam keadaan mendesak<br />
<br />
Secara umum<br />
Internet merupakan wadah yang sangat ampuh dalam meningkatkan wawasan serta pengetahuan siapa saja yang terlibat dalam pendidikan. Dengan menggunakan internet setiap materi dapat dijelaskan lebih mendetil sehingga memungkinkan guru untuk meningkatkan pengetahuannya dengan cepat. Selain itu bagi murid, ia juga dapat meningkatkan pengetahuan tanpa harus menunggu instruksi dari gurunya.<br />
<br />
Internet selain itu juga dapat menjadi sarana untuk refreshing dari berbagai aktivitas dengan membuka sosial media ataupun hiburan lainnya. Manfaat internet untuk pendidikan yang sangat penting adalah memajukan dunia pendidikan, berkontribusi, serta menciptakan ilmu baru yang bermanfaat bagi masyarakat.<br />
Internet<br />
Dalam Dunia BisniA. Bagi Pengusaha.Bagi Karyawan<br />
<br />
Secara umum<br />
Mencari sumber informasi yang berkaitan dengan bisnisnya.Mempromosikan dan mengembangkan bisnis, produk, dan jasanyA.Mencari SDM berkualitas.Sarana komunikasi internal / eksternal perusahaan.Sumber pendapatan utama (beberapa perusahaan bergantung pada internet seperti media online. Berinovasi.Menurunkan biaya operasional. Menekan biaya promosi<br />
<br />
<br />
Optimalisasi Mutu Pendidikan Indonesia melalui Info dunia Pendidikan Indonesia dan Pendidikan Islam melalui website sangat perlu dilakukan.hal ini bukan saja dalam kaitannya dengan pendidikan nasional yaitu pendidikan umum tetapi juga di madrasah yang berada dibawah naungan kementerian agama.oleh karena itu marilah kita menggunakan secara maksimal website kementerian dikbud dan web site kementerian agama yang ada.<a href="http://kemdikbud.go.id/"><u><b><cite class="algo-display-url">http://kemdikbud.go.id/</cite></b></u></a><a href="http://kemdikbud.go.id/" rel="nofollow" target="_blank">http://kemdikbud.go.id/</a> dan website <a href="https://www.kemenag.go.id/"><b><cite class="algo-display-url">https://www.kemenag.go.id/</cite></b></a><a href="https://www.kemenag.go.id/" rel="nofollow" target="_blank">https://www.kemenag.go.id/</a><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Fungsi Keluarga -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="4235676410"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-48460501233780198722016-05-31T22:51:00.000-07:002017-11-24T19:55:36.275-08:00Hari Anak dan cara menyikapinya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Pembelajaran modern -->
</div>
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-slot="1352396813" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<script async="" src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Pendidikan Indonesia -->
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhAG-Tj3cldbwk99S8DDn__mtezcuOTBwpQKSTfnmb8z2_-d4Qq2x8nwTUviLAPuAS29l77y5vjLvhSpOT_YEAqsL0twWOObp0QI6tt7Mzzv-UlX2Q6jI1axZGWyyPQloSa9xg7RRYdE5t/s1600/anak.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="117" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhAG-Tj3cldbwk99S8DDn__mtezcuOTBwpQKSTfnmb8z2_-d4Qq2x8nwTUviLAPuAS29l77y5vjLvhSpOT_YEAqsL0twWOObp0QI6tt7Mzzv-UlX2Q6jI1axZGWyyPQloSa9xg7RRYdE5t/s200/anak.jpg" width="200" />
</a><br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="2739286017" style="display: block;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<br />
<h3 style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525;">Berbicara tentang
<u><a href="http://www.bp3a.baliprov.go.id/id/Peringatan-Hari-Anak-Nasional--HAN--tahun-2015" rel="nofollow" target="_blank">anak</a></u> tentu sangat menarik bagi banyak orang karena anak adalah asset,asset keluarga
yang akan memberikan perlindungan dan kebahagiaan dimasa dating bagi setiap
keluarga,anak juga sebagai asset bangsa dan Negara dikarenakan dengan mempunyai
warga Negara yang baik berkualitas berasal dari anak yang dibesarkan dan dididik
dalam Negara yang memerikan kemampuan atau kompetensi tinggi yang diharapkan
bisa memberikan konstribusi yang maksimal untuk membangun sebuah Negara.</span></h3>
<script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Cerita anak -->
<br />
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-format="auto" data-ad-slot="5427354414" style="display: block;"></ins><script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script><br />
<h3 style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525;">Dengan mempertimbangkan betapa pentingnya anak dalam
menjamin kelangsungan hidup yang berkualitas
maka <u><a href="http://www.bp3a.baliprov.go.id/id/Peringatan-Hari-Anak-Nasional--HAN--tahun-2015" rel="nofollow" target="_blank">anak</a></u> harus mendapatkan tempat yang tersendiri dimata keluarga dan Negara.<a name='more'></a></span><b><span style="color: #252525;">Salah satu usaha yang ditempuh oleh banyak orang baik dinegara berkembang ataupun Negara maju untuk meningkatkan perhatian pada aktivitas
anak dari beberapa segi seperti pendidikan,keamanan ,status social dan
kesejahteraan anak maka perlu mengatur dan menentukan beberapa hari tertentu
yang dianggap bersejarah dinegara masing masing dalam bentuk har besar khusus untuk anak anak.</span></b><b><span style="color: #252525;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Anak" rel="nofollow" target="_blank">Hari Anak</a></span></b><span class="apple-converted-space"><span style="color: #252525;"> </span></span><span style="color: #252525;">adalah peristiwa
yang diselenggarakan pada tanggal yang
berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Dengan mempertimbangkan
situasi dan kondisi serta kebijakan dari tiap tiap Negara.namun secara
keseluruhan ada juga yang disebut hari anak internasional yang <span class="apple-converted-space"> </span>diperingati setiap tanggal<span class="apple-converted-space"> </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/1_Juni" title="1 Juni"><span style="color: #0b0080; text-decoration: none;">1 Juni</span></a>,<br /><o:p></o:p></span><span style="color: #252525;">Selain hari anak nasional dan hari anak internasional ada
juga yang disebut dengan istilah hari anak universal .hari anak universal <b> </b>diperingati setiap tanggal<span class="apple-converted-space"> </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/20_November" title="20 November"><span style="color: #0b0080; text-decoration: none;">20 November</span></a>.
Negara lainnya merayakan Hari Anak pada tanggal yang lain, dan perayaan ini
bertujuan menghormati hak-hak<span class="apple-converted-space"> </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Anak-anak" title="Anak-anak"><span style="color: #0b0080; text-decoration: none;">anak</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>di seluruh dunia.</span><span style="color: #252525;">Pertanyaannya ,mengapa perlu ada hari anak ? Menjawab
pertanyaan itu ,salah satu tujuannya adalah untuk memberikan penghormatan atau
salah satu usaha memuliakan anak itu sendiri ,hari anak nasional bisa dijadikan
perlambang cinta dan kasih saying kepada anak dimanapun mereka berada.</span><span style="color: #252525;">Di Indonesia, Hari Anak Nasional diperingati setiap<span class="apple-converted-space"> </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/23_Juli" title="23 Juli"><span style="color: #0b0080; text-decoration: none;">23 Juli</span></a><span class="apple-converted-space"> </span>sesuai dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984 </span><sup><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Khususnya untuk Indonesia tanggal 23 Juli itu tidak lama lagi,maka kita perlu
mempersiapkan diri dengan baik untuk merayakan hari itu, tetapi yang lebih
penting lagi adalah seluruh komponen pendidikan dan tenaga kependidikan bersama
pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.</span></sup><sup><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> Terima kasih telah membaca artikel <u><a href="https://suberialengkiti.blogspot.co.id/" rel="nofollow" target="_blank">hari anak</a></u> </o:p></span><script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"><script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Pembelajaran modern -->
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-8505768845065041" data-ad-slot="1352396813" style="display: inline-block; height: 280px; width: 336px;"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</sup></h3>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8157032158204949569.post-2462492956267666772016-04-28T23:59:00.001-07:002017-11-27T23:24:31.433-08:00Model of teaching English<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Fungsi Keluarga -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="4235676410"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/Vy68S9USPbA" width="480"></iframe>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Pengembangan kepribadian -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="1052860012"></ins>
<script>google.com, pub-8505768845065041, DIRECT, f08c47fec0942fa0
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- Fungsi Keluarga -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-8505768845065041"
data-ad-slot="4235676410"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17561387609043653864noreply@blogger.com0